Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Buntut Megawati Pertanyakan Sumbangsih Milenial, Demokrat Luncurkan Kritikan Keras

Buntut Megawati Pertanyakan Sumbangsih Milenial, Demokrat Luncurkan Kritikan Keras Buku Megawati dilelang Rp 2 miliar. ©2016 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri, terkait sumbangsih milenial pada negara, menuai beragam kritik dari masyarakat. Hal tersebut disampaikan olehnya pada acara peresmian DPD-DPC PDIP yang digelar secara virtual, Rabu (28/10) lalu.

Pernyataan tersebut, diketahui merupakan buntut dari kekesalannya atas aksi demo mahasiswa dan buruh yang berujung ricuh beberapa waktu yang lalu. Mega mengatakan, jika perilaku generasi milenial saat ini hanya bisa melakukan demo saja dan merusak fasilitas publik. Pernyataan itu pun langsung menuai kontroversi.

Beberapa pihak menyebut, jika komentar Megawati kepada generasi milenial dinilai mengecewakan dan justru merendahkan gerakan mahasiswa. Politikus Partai Demokrat, Rachland Nasidik pun menanggapi pernyataan Megawati dengan kritikan pedas. Berikut ulasannya:

Pernyataan Megawati Dalam Pidato

Dalam pidatonya, Megawati mengatakan jika dirinya telah meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk tidak memanjakan kaum milenial. Mega kemudian menyebut, perilaku mahasiswa soal demo dan mempertanyakan sumbangsih-nya kepada negara.

"Anak muda kita aduh saya bilang sama Presiden jangan dimanja dibilang generasi kita generasi milenial saya mau tanya hari ini apa sumbangsihnya generasi minelial yang sudah tahu teknologi seperti kita bisa virtual tanpa harus bertatap langsung," kata Mega dalam sambutannya saat peresmian kantor DPD-DPC PDIP secara virtual, Rabu (28/10).

Mega Mengaku Kesal Atas Aksi Demo Mahasiswa

Mega kemudian menyebut perilaku generasi milenial soal demo hingga merusak fasilitas publik. Dia kesal banyaknya fasilitas publik yang dirusak karena aksi demo beberapa pekan lalu."Apa sumbangsih kalian kepada bangsa dan negara ini masak hanya demo aja, nanti saya di bully saya gak peduli hanya demo aja, ngerusak apakah ada di dalam aturan berdemo di izinkan karena ketika reformasi kita masuk ke alam demokrasi, Ya. Tapi adakah aturannya bahwa untuk merusak, enggak ada," tegasnya.Presiden kelima RI ini meminta bagi masyarakat yang protes bisa ke DPR. Sehingga aspirasi tersalurkan tanpa merusak fasilitas."Saya bilang kepada mereka yang mau demo demo ngapain sih kamu demo demo, kalau gak cocok pergi ke DPR , itu ada namnanya rapat dengar pendapat itu terbuka bagi aspirasi," ucapnya.

Sindiran Keras untuk Megawati dari Demokrat

Politikus Partai Demokrat, Rachland Nasidik mengkritik pernyataan Mega yang mempertanyakan sumbangsih para milenial. Dia menyebut, bahwa Megawati bisa menjadi Wakil Presiden karena demonstrasi mahasiswa yang melengserkan Soeharto."Ibu Mega bisa jadi Wapres di masa reformasi karena demonstrasi mahasiswa berhasil memaksa Soeharto lengser. Jadi Ibu Mega harusnya memelihara rasa terima kasih dan penghargaan kepada gerakan Mahasiswa berikut gerakan moral yang dilakoni mereka," ungkapnya.

Pernyataan Megawati Disebut Mengecewakan

Lebih lanjut, Rachland menilai jika pernyataan Megawati terkait generasi milenial dinilai cukup mengecewakan. Ia kemudian menyebut hubungan biologis Mega dan Soekarno menjadikan dirinya seolah menganggap Indonesia sebagai pekarangan rumahnya. "Hingga, semua orang termasuk mahasiswa, harus bertingkah laku sesuai selera dan kehendaknya sendiri saja. Bila, di saat para mahasiswa menghadapi represi fisik dan politik akibat sikap kritisnya, Mega justru merendahkan mahasiswa, maka jelas sekali Mega memihak otoritarianisme," ujar Rachland.

Kritikan Keras Demokrat untuk Megawati Rachland pun menyebut, bila di saat para mahasiswa dituduh ditunggangi dan Mega tidak membela atau malah memilih merendahkan mahasiswa, maka jelas bahwa ia adalah bagian dari represi terhadap mahasiswa."Soekarno sendiri, salah satu pendiri bangsa, adalah seorang pemikir politik yang brilian. Sayang di masanya berkuasa, ia menjadi tiran. Kelihatannya, apa yang diwarisi Mega dari Soekarno hanyalah bagian buruknya saja," pungkasnya.

Politikus PDIP Sebut Pernyataan Mega Relevan

Sementara itu, berbanding terbalik dengan pernyataan Rachland. Politikus PDIP, Hendrawan Supratikno justru menilai pernyataan Mega relevan seperti Presiden ke-35 AS John F Kennedy. "Itu pertanyaan yang relevan untuk siapa pun. Pertanyaan reflektif untuk semua komponen bangsa. Dulu bahkan John Kennedy membuat slogan yang lebih umum, 'jangan tanyakan apa yang telah dilakukan negara untukmu, tapi bertanyalah apa yang telah kamu perbuat untuk negaramu'," ungkapnya. Hendrawan mengatakan, demokrasi tidak boleh dikalahkan oleh mobokrasi. Generasi milenial harus jadi generasi kreatif, bukan generasi manja dan konsumtif.

(mdk/khu)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Megawati: Kekuasaan Itu Enak, Tapi Kalau Saya Sudah Harus Berhenti Ya Berhenti

Megawati: Kekuasaan Itu Enak, Tapi Kalau Saya Sudah Harus Berhenti Ya Berhenti

Menjelang pemilu 2024, Megawati mengajak seluruh rakyat Indonesia bahwa pemilu itu adalah untuk rakyat sendiri.

Baca Selengkapnya
Megawati: Pemilu Bukan Alat Elite Politik untuk Melambungkan Kekuasaan

Megawati: Pemilu Bukan Alat Elite Politik untuk Melambungkan Kekuasaan

Megawati menegaskan, dalam kontestasi demokrasi, ada moral dan etika yang harus dijunjung tinggi.

Baca Selengkapnya
Demokrat: Hak Angket Pemilu 2024 Tidak Menghargai Suara Rakyat

Demokrat: Hak Angket Pemilu 2024 Tidak Menghargai Suara Rakyat

Demokrat menilai wacana koalisi 01 dan 03 menggulirkan hak angket sama artinya dengan tak menghargai suara rakyat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata

Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata

AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Megawati: Memangnya Kalau Sudah Jenderal itu Keren, Pensiun Jadi Rakyat Biasa Lagi

Megawati: Memangnya Kalau Sudah Jenderal itu Keren, Pensiun Jadi Rakyat Biasa Lagi

Megawati menyinggung prajurit yang hormat sambil tahan napas saat bertemu jenderal

Baca Selengkapnya
Relawan Jokowi Kritik Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Soal Pertemuan Megawati dan Jokowi

Relawan Jokowi Kritik Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Soal Pertemuan Megawati dan Jokowi

Pernyataan Hasto dinilai jauh dari kesan dan sikap seorang kader partai politik.

Baca Selengkapnya
Megawati: Jangan Rakyat Dipecah-pecah Hanya karena Ingin Langgengkan Kekuasaan

Megawati: Jangan Rakyat Dipecah-pecah Hanya karena Ingin Langgengkan Kekuasaan

Megawati meminta relawannya tidak takut menghadapi intimidasi dari lawan politik maupun aparat penegak hukum.

Baca Selengkapnya
Wacana Jokowi Bertemu Megawati, Demokrat: Tak Perlu Didorong dan Dipaksa

Wacana Jokowi Bertemu Megawati, Demokrat: Tak Perlu Didorong dan Dipaksa

Berbagai pihak mendorong agar kedua tokoh tersebut segera bertemu

Baca Selengkapnya
Menko Luhut Kesal Banyak Kritik Jelek Pemerintah, Ini Respons Anies Baswedan

Menko Luhut Kesal Banyak Kritik Jelek Pemerintah, Ini Respons Anies Baswedan

Anies menuturkan, ada tiga hal prinsip demokrasi. Yaitu kebebasan berbicara khususnya mengkritik pemerintah.

Baca Selengkapnya