Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

7 Penyebab Demensia yang Patut Diwaspadai, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya

7 Penyebab Demensia yang Patut Diwaspadai, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya ilustrasi alzheimer. www.dailymail.co.uk

Merdeka.com - Penyebab demensia acap kali masih disepelekan dan belum banyak diketahui sebagian besar orang. Hasil studi dari Sekolah Kesehatan Boston University School (BUSPH), demensia menjadi penyebab kematian hampir tiga kali lipat persentase sebelumnya, sekitar 15 persen.

Hal tersebut diduga akibat kurangnya perawatan primer dan stigma yang melekat pada kondisi demensia. Sehingga alangkah baiknya mengenali penyebab demensia, supaya lebih waspada dan mencegah.

Demensia memiliki banyak bentuk dan penyebab. Kondisi sakit yang ditandai dengan penurunan kemampuan otak untuk berpikir, mengingat, dan berkomunikasi akibat kematian sel-sel otak.

Berikut beberapa penyebab demensia yang patut diwaspadai. Beserta mengenali gejalanya sebagai bentuk pencegahan.

Penyebab Demensia

ilustrasi demensia

©Pixabay

1. Penyakit Alzheimer

Melansir dari Healthline, The Alzheimer's Association memperkirakan bahwa penyakit Alzheimer (AD) menunjukkan sekitar 60 hingga 80 persen dari semua penyebab demensia.Penumpukan dua struktur abnormal di otak, yang disebut plak amiloid dan kusut neurofibrillary, diketahui sering terjadi.

Ketika protein beta-amiloid ini menggumpal, mereka membentuk plak yang mampu mengganggu komunikasi antar sel saraf dan menyebabkan peradangan otak. Hal ini bisa saja dialami pada usia awal 30-an dan 40-an.

2. Usia

010 siti rutmawati

www.tvm.com.mt

Penyebab demensia selanjutnya termasuk usia. Meski belum diketahui secara pasti untuk terjadi pada orang-orang lanjut usia. Dilansir dari Hellosehat, demensia telah lama dikaitkan dengan penurunan fungsi kognitif otak, dari efek samping penuaan alami.

Semakin tua usia seseorang, risiko mengalami demensia semakin besar. Diperkirakan 1 dari 14 lansia berusia 65 tahun hidup dengan demensia, dan pada 1 dari 6 orang usia 80 tahun ke atas.

Melemahnya tubuh, tidak hanya memengaruhi keriput di wajah, tapi juga perbaikan sel-sel yang rusak, termasuk sel saraf di otak. Saat kerja jantung memompa darah segar tidak lagi optimal, maka otak kekurangan cukup darah. Lambat laun bisa mengalami penyusutan, kemudian memengaruhi fungsinya.

3. Malas Berolahraga

Masih dari lansiran yang sama, penyebab demensia berikutnya akibat malas berolahraga. Kekurangan aktivitas fisik bisa meningkatkan risiko terhadap berbagai penyakit kronis yang memengaruhi fungsi otak, termasuk demensia.

Hal ini diperkirakan akibat gangguan sirkulasi darah, kelebihan berat badan atau obesitas, hingga diabetes. Sehingga risiko untuk mengalami demensia semakin besar.

4. Cidera Kepala

kepala

©www.dailymail.co.uk

Penyebab demensia berikutnya akibat pernah mengalami cedera kepala, baik kejedot sedikit hingga benturan yang cukup keras. Mengutip dari Everyday Health, menunjukan bahwa orang berusia 55 tahun ke atas yang menderita cedera otak, berisiko lebih tinggi mengalami demensia. Sementara cedera kepala ringan meningkatkan risiko bagi para lansia 65 tahun ke atas.

5. Diabetes

012 siti rutmawati

©www.news.utoronto.ca

Dikutip dari Everyday Health, orang paruh baya dengan diabetes mengalami penurunan fungsi mental yang lebih tajam dari waktu ke waktu.

Menurut sebuah studi diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine, semakin buruk kontrol gula darah mereka, semakin tajam penurunan kapasitas mental. Meningkatkan risiko munculnya demensia.

6. Depresi

018 destriyana

©2015 Merdeka.com/shutterstock

Depresi menjadi salah satu penyebab demensia dengan hubungan yang rumit dan saling terkait. Depresi bisa menjadi tanda awal Alzheimer, sedangkan gejala depresi seperti apatis dan kesulitan berkonsentrasi bisa menyerupai demensia.

Seseorang yang depresi terkadang memilih menarik diri dari kontak sosial. Akhirnya mempercepat kemerosotan mental. Faktanya, sebuah penelitian menemukan bahwa depresi melipatgandakan risiko demensia.

7. Masalah Tidur

ilustrasi insomnia

Shutterstock/Stokkete

Penyebab demensia berikutnya akibat masalah tidur yang tidak cukup. Istirahat yang cukup menjadi tantangan bagi sebagian besar orang. Terutama seiring bertambahnya usia, tapi semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa hal itu penting untuk menjaga kesehatan otak.

Gangguan pernapasan saat tidur, di mana seseorang terbangun beberapa kali di malam hari, terengah-engah. Mungkin sangat berbahaya bagi fungsi kognitif. Beberapa penelitian telah mengaitkan kondisi ini, dikenal sebagai sleep apnea.

Gejala Demensia

Setelah memahami penyebab demensia atau penurunan memori dan perubahan cara berpikir, berlanjut mengenal gejala yang ditimbulkan. Gejala demensia bisa semakin memburuk seiring berjalannya waktu. Berikut gejala demensia dikutip dari Alodokter:

Tahap 1

Masa awal, kemampuan fungsi otak penderita masih dalam tahap normal, sehingga belum ada gejala yang terlihat jelas.

Tahap 2

Gangguan yang terjadi pada tahap kedua belum memengaruhi aktivitas sehari-hari penderita. Contohnya, penderita demensia menjadi sulit melakukan beragam kegiatan dalam satu waktu.

Lalu sulit membuat keputusan atau memecahkan masalah, mudah lupa akan kegiatan yang belum lama dilakukan, serta kesulitan memilih kata-kata yang tepat.

Tahap 3

Pada tahap selanjutnya, penderita mulai mengalami gangguan mental organik. Penderita bisa tersesat saat melewati jalan yang biasa dilalui.

Kemudian kesulitan mempelajari hal baru, suasana hati tampak datar dan kurang bersemangat, serta terjadi perubahan kepribadian. Hingga menurunnya kemampuan bersosialisasi.

Tahap 4

Saat memasuki tahap keempat, penderita demensia mulai membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Hal sederhana seperti berpakaian dan mandi.

Penderita juga mengalami perubahan pola tidur, kesulitan dalam membaca dan menulis, menarik diri dari lingkungan sosial, berhalusinasi, mudah marah, dan bersikap kasar.

Tahap 5

Ketika sudah masuk ke tahap ini, seseorang dapat dikatakan mengalami demensia berat. Demensia pada tahap ini menyebabkan penderita kesulitan hidup mandiri. Penderita akan kehilangan kemampuan dasar, seperti berjalan atau duduk, tidak mengenali anggota keluarga, dan tidak mengerti bahasa.

Segera lakukan pemeriksaan medis apabila telah mengalami seluruh tahapan gejala demensia, termasuk hal seperti:

Mudah lupa. Sulit mempelajari hal baru. Sulit konsentrasi. Sulit mengingat waktu dan tempat. Suasana hati tidak menentu. Sering kehilangan benda akibat lupa tempat meletakkannya. Sulit menemukan kata yang tepat saat berbicara. Apatis atau tidak perduli terhadap lingkungan sekitar. Sering mengulang aktivitas yang sama tanpa disadari. Sulit melakukan aktivitas yang biasa dilakukan sehari-hari.

Cara Mencegah Demensia

Melansir dari Medical News Today, penyakit Alzheimer digunakan untuk menentukan peringkat kematian akibat demensia, dan peringkat keenam pada 2017.

Penderita demensia mungkin memiliki penyakit penyerta yang menutupi demensia sebagai penyebab utamanya. Stigma yang melekat pada demensia dapat mengganggu diagnosis. Sehingga alangkah baiknya mulai melakukan aktivitas berikut sebagai pencegahan:

1. Olahraga 30 menit setiap hari. Minimal dilakukan 3-5 kali dalam seminggu, cukup dengan berjalan kaki, bersepeda, berenang, dan masih banyak lagi.

2. Melakukan peregangan otot. Tidak terlalu lama duduk untuk bekerja, luangkan waktu untuk sekedar jalan kaki beranjak dari kursi.

3. Selalu menggunakan helm atau perangkat pelindung bila bekerja di wilayah risiko cedera yang tinggi.

4. Menjaga gula darah tetap terkontrol dalam jangka panjang melalui diet dan olahraga, sangat penting untuk menjaga kesehatan otak.

5. Perbanyak istirahat yang berkualitas.

6. Menjalani pola hidup sehat, termasuk mengonsumsi makanan rendah lemak dan tinggi serat.

7. Segera melakukan konsultasi ke dokter jika mengalami stres, depresi, atau gangguan kecemasan.

8. Melatih otak secara berkala, seperti rajin membaca, ikut permainan otak, atau bermain teka-teki.

(mdk/kur)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Gejala Selesma pada Anak, Begini Cara Mencegahnya

Mengenal Gejala Selesma pada Anak, Begini Cara Mencegahnya

Gejala selesma pada anak biasanya meliputi bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, hingga demam ringan. Namun kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya.

Baca Selengkapnya
Ditanya Begini Jawabnya Begitu, Kenali Penyebab Seseorang Melantur saat Berbicara

Ditanya Begini Jawabnya Begitu, Kenali Penyebab Seseorang Melantur saat Berbicara

Melantur saat berbicara bisa disebabkan oleh kondisi bernama psikosis yang merupakan keadaan mental yang kompleks.

Baca Selengkapnya
7 Contoh Depresi dan Penjelasannya, Perlu Diwaspadai

7 Contoh Depresi dan Penjelasannya, Perlu Diwaspadai

Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang terus mengalami tekanan dan kehilangan semangat hidup.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
6 Kebiasaan Sehari-hari yang Tak Disangka Bisa Tingkatkan Risiko Demensia

6 Kebiasaan Sehari-hari yang Tak Disangka Bisa Tingkatkan Risiko Demensia

Kebiasaan sehari-hari yang kita miliki ternyata bisa berpengaruh terhadap munculnya risiko demensia di diri kita.

Baca Selengkapnya
Kenali 4 Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua saat Anak Sakit

Kenali 4 Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua saat Anak Sakit

Pada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.

Baca Selengkapnya
Komplikasi adalah Perubahan Kondisi Penyakit dalam Tubuh, Begini Penjelasan Penyebab dan Jenisnya

Komplikasi adalah Perubahan Kondisi Penyakit dalam Tubuh, Begini Penjelasan Penyebab dan Jenisnya

Dalam dunia medis, komplikasi merujuk pada kondisi di mana sebuah penyakit memicu penyakit lainnya yang akhirnya memunculkan efek perubahan itu sendiri.

Baca Selengkapnya
Deretan Kebiasaan Sehari-hari yang Ternyata Berdampak Buruk bagi Otak

Deretan Kebiasaan Sehari-hari yang Ternyata Berdampak Buruk bagi Otak

Berbagai hal yang kita lakukan sehari-hari bisa berdampak pada kondisi kesehatan kita termasuk pada kondisi otak.

Baca Selengkapnya
Penyebab Sakit Kepala Sampai ke Mata, Ketahui Cara Mengatasinya

Penyebab Sakit Kepala Sampai ke Mata, Ketahui Cara Mengatasinya

Sakit kepala yang berdenyut sampai ke mata disebabkan oleh beberapa faktor.

Baca Selengkapnya
Penyebab Sembelit saat Puasa, Ketahui Cara Mengatasinya

Penyebab Sembelit saat Puasa, Ketahui Cara Mengatasinya

Sembelit adalah kondisi yang rentan terjadi saat puasa.

Baca Selengkapnya