5 Cara Polisi Bongkar Kejanggalan Nenek Mengaku Jadi Korban Pemerkosaan
Merdeka.com - Pada awal Desember 2019, publik dihebohkan dengan kasus pemerkosaan disertai penganiayaan dengan korban seorang nenek. Insiden yang terjadi di Jember ini sukses membuat sebagian besar orang geram pada pelaku yang memerkosa nenek SM alias Sumirtuk alias Jumirtuk.
Setelah ditindak lanjuti oleh pihak kepolisian, kasus yang menyeret seorang nenek berusia 60 tahun ini berbuah fakta mengejutkan sekaligus memilukan. Terdapat sejumlah kejanggalan yang ditemukan oleh pihak kepolisian atas pengakuan nenek Sumirtuk ini.
Lantas bagaimana cara polisi bongkar kejanggalan pada kasus pemerkosaan ini? Langsung saja simak ulasan informasi di bawah ini.
Janggal di Hasil Visum
Pihak kepolisian mendapatkan laporan dari warga Dusun Krajan, Desa Umbulsari, Jember pada 4 Desember 2019. Kepada polisi, nenek Sumirtuk mengaku mengalami kekerasan seksual dari orang yang tak dikenal. Nenek berusia 60 tahun ini juga mengaku telah dianiaya dan menunjukkan luka bekas sayatan di lehernya.
"Saat kami olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) yang pertama, memang ditemukan ada bercak darah," ujar Kapolres Jember, AKPB Alfian Nurrizal saat jumpa pers di Mapolres Jember.
Bercak darah yang ada di baju dan seprei itu memang diketahui darah milik Sumirtuk yang berasal dari lehernya. Sayang, hasil visum nenek Sumirtuk mengatakan hal yang berbeda. Dari hasil visum yang dilakukan pada 6 Desember 2019, tidak ditemukan luka robek ataupun tanda-tanda adanya perlakukan kekerasan seksual pada nenek Sumirtuk.
Ditemukan Pisau di Bawah Kasur
Pihak polisi semakin curiga usai menemukan sebuah pisau yang diletakkan di bawah kasur. Saat di bawa ke Laboratorium Inafis Polres Jember, lagi-dan lagi tidak ditemukannya sidik jari orang lain selain nenek Sumirtuk.Satu per satu kejanggalan mencuat ke permukaan. Hal tersebut lantas membuat pihak polisi kembali melakukan olah TKP lebih mendalam pada Kamis (9/1), lalu.
Polisi Dalami Bekas Bercak Darah
Dalam olah TKP kali ini, polisi justru menemukan perbedaan antara pengakuan nenek Sumirtuk dan fakta di lapangan. Sebelumnya, nenek Sumirtuk mengaku jika dirinya diperkosa dan dianiaya dalam keadaan terlentang sekaligus tertidur di kasur."Pada olah TKP kemarin, jika posisi korban tertidur, seharusnya aliran darah dari leher akan jatuh menetes ke bagian daerah belakang atau dada korban. Tetapi dalam olah TKP, faktanya bercak darah langsung di bawah (tubuh korban, yakni seprei)," papar Alfian.Dari fakta lapangan itu, polisi menyimpulkan bila nenek Sumirtuk meneteskan darahnya tidak dalam kondisi tidur terlentang."Artinya ini (saat kejadian, Nenek Sumirtuk dalam) posisi duduk," sambungnya.
Diinterogasi secara Intensif
2020 Merdeka.com/Muhammad Permana
Adanya ketidaksesuaian antara fakta dalam olah TKP dengan pengakuan nenek Sumirtuk membuat polisi semakin curiga. Tak ayal, pihak kepolisian langsung bergerak cepat untuk memeriksanya lebih mendalam."Karena tidak ada kesesuaian antara pengakuan korban dengan alat bukti yang kami miliki. Sehingga kami lakukan interogasi dengan pemeriksaan intensif," papar Alfian.
Ternyata Percobaan Bunuh Diri
Kala diintrogasi dengan serentetan bukti, nenek Sumirtuk tidak bisa mengelak lagi. Pada Jumat (10/1) pagi, nenek berusia 60 tahun ini akhirnya mengakui semuanya. Nenek Sumirtuk mengaku tidak diperkosa dan dianiaya. Melainkan nenek berinisial SM ini mencoba bunuh diri. Mendengar pengakuan tersebut membuat pihak kepolisian langsung menetapkan nenek Sumirtuk sebagai tersangka pengakuan palsu. Para polisi pun juga menggelar jumpa pers usai pengakuan mengejutkan nenek Sumirtuk."Dia kami jadikan tersangka pengaduan palsu dengan dikenakan pasal 220 KUHP dengan ancaman 1 tahun 4 bulan," pungkas Alfian.
Punya Utang Rp 10 Juta
Usut punya usut, nenek Sumirtuk melakukan percobaan bunuh diri karena dirinya terlilit oleh utang. Nenek berusia 60 tahun ini mengaku sudah tidak sanggup untuk membayar utang yang diketahui sebesar Rp10 juta."Dia tertekan karena punya utang Rp10 juta. Sudah lama hidup sendiri, sehingga mengaku tidak sanggup membayar utang sejumlah itu," kata Alfian saat menyebut faktor yang membuat Nenek Sumirtuk hendak bunuh diri.Nenek Sumirtuk melakukan tindakan percobaan bunuh diri pada 3 Desember 2019 sekitar pukul 23.00 WIB. Sesaat sebelum melancarkan aksinya, nenek Sumirtuk sempat mencicil utangnya kepada tetangga sebesar Rp50 ribu.
Gagal Bunuh Diri
Meski telah merencanakan semuanya dengan matang, namun takdir berkata lain. Nenek Sumirtuk gagal dalam aksi percobaan bunuh diri. Sehingga dia pingsan dengan kondisi leher berdarah. Nenek berusia 60 tahun ini lantas diselamatkan oleh kerabatnya yang sekaligus menemukannya tak sadarkan diri. Kerabat inipun langsung membawanya ke Rumah Sakit Daerah (RSD) Soebandi yang ada di pusat kota Jember."Saya tidak tahu, esok harinya saya sudah ada di rumah sakit," papar nenek Sumirtuk.Diduga karena malu, nenek Sumirtuk lantas mengarang cerita jika dirinya baru saja dianiaya dan diperkosa oleh orang tak dikenal. Tak diduga sama sekali, pengakuan nenek Sumirtuk ini kemudian dilaporkan kepada pihak kepolisian untuk bisa mengusut tuntas kejadian naas yang menimpa kerabatnya itu.
Kapolres Sempat Kasih Santunan
Sebelum mengetahui adanya kejanggalan pada kasus ini, pihak kepolisian merasa iba atas nasib sang nenek. Bahkan, para kepolisian Jember turut memberikan santunan kepada nenek Sumirtuk. Sayang, pengakuan nenek Sumirtuk semuanya hanya kebohongan belaka."Saya minta maaf kepada semua pihak, terutama polisi. Saya tertekan karena utang, untuk makan saja saya susah," jelas Sumirtuk dengan suara terbata-bata.
(mdk/tan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenderal Non Akpol Mudik Bareng Adiknya Brigjen TNI dan Perwira Polisi, Sungkem ke Ibu Sebelum Ramadan
Dua jenderal TNI-Polri bersaudara mudik bareng sebelum Ramadhan.
Baca SelengkapnyaKesaksian Bos Toko Semangka Kramatjati Karyawannya Jadi Korban Penganiayaan OTK Hingga Tewas
Korban dianiaya dengan cara disiram diduga dengan air keras lalu dibacok dengan celurit.
Baca SelengkapnyaGara-Gara Knalpot Brong, Pemuda di OKI Tembak Tetangga hingga Kritis
Pelaku langsung melarikan diri hingga akhirnya diamankan polisi di tempat persembunyiannya di Cengal
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kronologi Pesepakbola Egwuatu Oueseloka Tabok Pemuda di Tangerang, Berujung Ditangkap & Tersangka
Akibat kekerasan tersebut korban mengalami luka dan hasil pemeriksaan dari dokter bahwa gendang telinga sebelah kiri mengalami gangguan.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi
Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca SelengkapnyaBukannya Melindungi Masyarakat, Dua Polisi di Garut Malah Jadi Otak Penculikan dan Pencurian
Kepolisian Resor Garut menangkap enam pelaku pencurian dan penculikan terhadap salah seorang warga
Baca SelengkapnyaIni Sosok Pelaku Pengeroyokan Polisi di Makassar: Langganan Keluar Masuk Tahanan
Pengeroyokan terhadap seorang anggota polisi, merupakan kasus ketiga yang menjeratnya.
Baca Selengkapnya40 Kata Sindiran Halus, Tetap Menohok dan Jadi Ungkapan Jenaka khusus Buat Orang yang Bikin Jengkel
Kata sindiran halus namun menohok menjadi salah satu cara mengungkapkan rasa tak suka secara tidak langsung pada seseorang yang menjengkelkan.
Baca Selengkapnya