Kisah Perjuangan Bocah Yatim Jualan Ikan Hias, Demi Bantu Perekonomian
Merdeka.com - Menitih sepeda ontel butut menyusuri jalanan kota Klaten. Siap dijajakan ikan hias di belakangnya yang tersusun rapi. Merekalah Daniel Wicaksono dan Rafael Prasetyo. Dua kakak beradik yang masih bocah membawa gerobak berisi ikan. Ukuran gerobaknya hampir menyamai tinggi Daniel, yang kini berusia 12 tahun. Sedangkan adiknya Rafael baru berumur 6 tahun. Kondisi mereka berbeda dengan teman sebaya mereka yang punya waktu luang untuk bermain dan belajar.
Keinginannya berjualan murni dari hati nurani. Pandemi Covid-19 jadi penyebab Daniel dan Rafael terjun berjualan ikan hias. Mereka tak merasa malu sedikitpun dengan profesi menjajakan ikan. Dibandingkan ngamen, jualan ikan adalah pilihan terbaik bagi Daniel. Sebagai pelajar, bakti mereka kepada orang tua begitu penuh perjuangan dan keteladanan.
Di sela pembelajaran daring, dua kakak beradik tersebut membantu perekonomian sang ayah. Dulunya hasil jualan sebagian digunakan untuk membantu ibunya berobat. Malangnya, kini ibu mereka telah tiada.
Perjuangan Bocah Jualan Ikan Hias©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Sang ayah, berprofesi sebagai pedagang makanan keliling begitu terpukul akibat Pandemi. Omzetnya turun drastis hingga Daniel tercetus ide untuk memulai bisnis jualan ikan hias. Seketika ia mendapat respon dan dukungan dari sang ayah.
Bermula dari hobinya memancing ikan. Pengetahuan seluk beluk nama dan jenis ikan sudah ia punya sejak sebelum jualan. Bermodalkan ikan yang dicarikan sang ayah dari peternak, Daniel dan adiknya bekerja-sama mengemasi ikan.
Saat tidak ada jadwal kelas daring, pagi-pagi menjadi kesibukannya menggeluti ikan. Di kemas dengan plastik sederhana berserta oksigen di dalamnya. Selain itu, ikan juga dikemas dalam botol bekas.
Perjuangan Bocah Jualan Ikan Hias©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Sepeda butut yang mulai berkarat milik sang ayah jadi kendaraan utamanya. Berangkat dari rumahnya di Kampung Tegal Sepur, Kalurahan Klaten, Kecamatan Klaten Tengah. Tubuh mungilnya hanya mampu menitih sepeda. Ukuran gerobak yang besar dengan muatan ikan sangat rawan untuk jatuh.
Spanduk “Jual Ikan Hias” jadi media promosinya menawarkan ikan ke para pengguna jalan. Ia dan adiknya biasa mangkal di Jalan Pramuka, Klaten Kota. Jarak dari rumahnya tak begitu jauh. Hanya kurang dari 1 kilometer, sang adik Rafael merasa senang dan aman saat ikut berjualan dengan Daniel.
Sang ayah terkadang juga menjadi petugas parkir di Klinik Polres Klaten. Di sela-sela jualan makanannya, dari sana ia juga selalu memantau kondisi buah hatinya.
Perjuangan Bocah Jualan Ikan Hias©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Mereka berjualan mulai dari pukul 9 pagi hingga 2 siang. Jenis ikannya juga beragam, mulai dari ikan mas, ikan guppy, hingga ikan cupang. Harganya berbeda-beda, mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu. Motif ikan yang berwarna warni begitu menarik perhatian, siap dipinang para pembeli.
Mereka juga membawa stok pakan ikan, untuk sesekali diberikan makan. Dalam sehari, mereka bisa membawa uang minimal Rp 50 ribu. Namun jika keadaan ramai, Mereka mampu mengantongi Rp 200 ribu saat pulang ke rumah.
Perjuangan Bocah Jualan Ikan Hias©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Di bawah teduhnya pepohonan, Daniel dan Rafael beralaskan tikar sederhana. Menanti para pengguna jalan singgah ke lapak mereka. Para pembeli biasanya berasal dari kalangan anak muda. Tak jarang, mereka singgah karena miris dan kasihan melihat mereka berjualan.
Ia sering bertemu dengan teman satu kampung. Bahkan guru Daniel juga sering lewat di depan lapak mereka dan menyapa. Kini Daniel mulai masuk ke jenjang SMP, sedangkan Rafael masih bersekolah di TK. Daniel akan tetap berjualan meskipun setelah masuk sekolah. Hasil jerih payahnya juga akan ia gunakan untuk membiayainya dalam mengenyam pendidikan.
(mdk/Ibr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah
Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaBocil Penjual Jagung Bakar Bercita-cita jadi Kiai & Bangun Musala, Akun Partai NasDem Malah Ramai Ditandai
Tak semua anak yang lahir di dunia ini beruntung bisa hidup dalam kecukupan ekonomi keluarga.
Baca SelengkapnyaJalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak
Saat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bocah di Jakarta Utara 'Disunat Jin' Usai Kencing di Kali, Ternyata Ini yang Terjadi
Dilansir dari Liputan6, ocah 6 tahun, AJ disunat jin yang memicu perhatian warga Mereka berbondong-bondong ke rumah AJ, . Simak kronologi selengkapnya!
Baca SelengkapnyaResmi Dinyatakan Punah, Begini Penampakan Ikan Pari Jawa Hewan Pertama di Dunia Lenyap Akibat Manusia
Berikut penampakan Ikan Pari Jawa yang telah secara resmi dinyatakan punah.
Baca SelengkapnyaMengenal Sosok Mbah Wo, Bintang 1 TNI AU yang Kini Jualan Bakmi Jawa
Usai purna tugasnya di tubuh militer tanah air, Mbah Wo memilih tak berdiam diri.
Baca SelengkapnyaMencicipi Kelezatan Mi Toprak Solo, Perpaduan Cita Rasa Jawa-Tionghoa yang Memanjakan Lidah
Kuliner ini dinamakan “Toprak” karena para pedagang mi Toprak zaman dulu berkeliling menjajakan dagangan dengan cara memukul keprak.
Baca SelengkapnyaApakah Ikan Masih Butuh Minum?
Walaupun tinggal di dalam air, apakah ikan bisa kehausan?
Baca SelengkapnyaKisah Burung Berpangkat Letnan Paling Berjasa Bagi Pejuang Indonesia Sampai Tewas Ditembak di Hadapan Komandan
Bukan hanya manusia, ini sosok binatang paling berjasa dalam kemerdekaan Indonesia. Siapa yang dimaksud?
Baca Selengkapnya