Sunyi Senyap Desa Mati di Kaki Gunung Sinabung

Merdeka.com - Gunung Sinabung berdiri gagah di dataran tinggi Karo, Sumatera Utara. Kegagahannya membuat penduduk desa di lereng kaki gunung ini memilih pergi. Ya, sejauh mata memandang memang tak nampak batang hidung manusia. Hanya suara desiran angin perlahan yang terdengar.
Sunyi senyap dan mencekam. Kesan pertama saat menginjak di Desa Berastepu, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Desa tak bertuan ini layaknya seperti tumpukan tanah berbatuan di pegunungan.
Hiruk pikuk desa di kaki Gunung Sinabung tak pernah terdengar lagi. Sejak 8 tahun silam tepatnya tahun 2013 penduduk meninggalkan rumah dan segala kenangannya. Desa di kaki Gunung Sinabung pun menjadi desa mati.

Tidak pernah tercatat meletus sejak tahun 1600, membuat Gunung Sinabung dicap sebagai gunung yang sudah tidak aktif lagi. Namun, setelah 400 tahun tidak pernah meletus, Gunung Sinabung mendadak aktif kembali. Gunung berapi ini meletus pada tanggal 27 Agustus 2010.
Pada September 2013 hingga memasuki awal tahun 2014, Gunung Sinabung masih erupsi. Lava pijar dan semburan awan panas terus terjadi. Demi keselamatan, penduduk yang dekat dengan Gunung Sinabung harus mengungsi.
Pemerintah Kabupaten Karo dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memasang plang yang melarang warga kembali ke rumah mereka. Letusan dahsyat pada 2014 bahkan membuat dua desa tertutup debu vulkanik, Desa Suka Ndebi dan Desa Naman.

Para penduduk pun akhirnya memilih untuk pergi. Setidaknya 10.000 orang lebih dari 12 desa di sekitar lereng Gunung Sinabung meninggalkan rumah mereka. Tanah luas ini hanya ada batu-batu dengan kerangka rumah. Atap-atap rumah yang bolong dan pintu yang meninggalkan suara decitan.
Sang pemilik meninggalkan rumah begitu saja. Seolah memberikan tanahnya kepada alam. Dari setiap rumah, ilalang-ilalang tinggi memenuhi pelataran. Tanpa penghuni, desa ini bak desa angker.

Barang-barang milik warga sebagian ditinggal pemiliknya begitu saja. Sofa yang tergeletak di dalam rumah. Pajangan-pajangan foto, buku-buku sampai alat elektronik. Debu vulkanik tebal menyelimuti setiap barang. Bertahun-tahun ditinggal, barang-barang itu mungkin sudah tak lagi berfungsi.
Warga yang meninggalkan desa ini beberapa tersebar ke seluruh wilayah di Kabupaten Karo. Namun paling banyak adalah di daerah Siosar, Sumatera Utara.

Kini desa di kaki Gunung Sinabung seolah tinggal kenangan. Hanya tersisa puing-puing reruntuhan. Bangunan dan benda-benda di sana seolah menjadi saksi bisu suasana ramainya desa kala itu.
Desa ini juga menjadi salah satu obyek wisata. Beberapa pelancong penasaran dengan desa mati ini. Hingga saat ini, Gunung Sinabung masih aktif. Pada awal tahun 2021 saja, sang gagah Sinabung kembali meletus. Dengan kolom abu setinggi 500 meter ke langit.
(mdk/Tys)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Mimpi Sunarto Bangun Agrowisata Buah Kelengkeng di Bantul, Ingin Kurangi Pengangguran
Mimpinya mulia, Sunarto ingin kampungnya menjadi Desa BRILian dan angka pengangguran berkurang.
Baca Selengkapnya
Asyiknya Berkemah di Bukit Kanaga Cikijing, Pemandangan Kabut dan Hutan Pinusnya Bikin Nagih
Bukit ini berada di atas ketinggian, dengan hamparan pohon pinus yang berjajar rapi.
Baca Selengkapnya
Terbentuk dari Letusan Gunung Berapi, Simak Fakta Menarik Danau Maninjau di Sumatra Barat
Di bagian barat Pulau Sumatra, tepatnya di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, terdapat danau yang tak kalah indahnya untuk dikunjungi, yaitu Danau Maninjau
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.

Menilik Desa Sekar Gumiwang yang Berada di Tengah Waduk Gajah Mungkur, Sempat Muncul saat Musim Kemarau
Di musim kemarau tahun 2023 lalu, desa tersebut kembali muncul ke permukaan.
Baca Selengkapnya
Bak Perkampungan di Luar Negeri, Intip Pesona Desa Nagari Pariangan di Sumatra Barat
Keindahan di Desa Nagari Pariangan tidak pernah gagal dan mengecewakan sekalipun. Desa ini bahkan mirip seperti perkampungan di luar negeri.
Baca Selengkapnya
Kisah Unik Desa Sinar Bandung di Lampung, Warganya 90% Sunda dan Pendukung Setia Persib
Penduduk desa di sini 90% adalah orang Sunda dan pendukung setia Persib.
Baca Selengkapnya
Sungai Tuntang Meluap Sebabkan Jalur Semarang - Grobogan Lumpuh Total, Ini Penampakannya
Air bah tersebut merupakan kiriman dari Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.
Baca Selengkapnya
Reuni SMA Setelah 40 Tahun Lulus, Geng Paruh Baya Ini Mendaki Gunung Atap Sumatra Pakai Seragam Sekolah
5 orang ini rayakan 40 tahun kelulusan dengan berdiri di atas Gunung yang memiliki nama yang mirip dengan nama SMA mereka.
Baca Selengkapnya
Hari Gini Belum Pakai Listrik, Begini Potret Kampung di Pelosok Tasikmalaya Memprihatinkan 'KWH-nya Belum Sampai ke Sini'
Berada di ujung Tasikmalaya, daerah tersebut nampak dikelilingi hutan belantara.
Baca Selengkapnya