Produksi Kolang-Kaling di Semarang, Primadona Buka Puasa Khas Ramadan
Merdeka.com - Semua orang sudah tidak asing dengan kolang-kaling. Buah sajian khas ramadan ini sukses membuat setiap orang yang mencicipinya selalu ketagihan. Berbuka dengan olahan kolang kaling nyatanya menyegarkan. Tekstur buahnya sedikit empuk dan kenyal. Sajian kolak, es buah, manisan berbahan kolang-kaling selalu dirindukan setiap orang.
Siapa sangka, perlu perjuangan agar kolang-kaling bisa menemani menu berbuka saat Ramadan. Salah satu tempat produksinya ialah desa Jatirejo, Gunungpati, Semarang. Telah ada selama puluhan tahun, membuat desa Jatirejo jadi penghasil kolang-kaling terbesar di Semarang.
Daging buah putih mungil ini harus melewati proses yang panjang dan melelahkan. Pasalnya, butuh waktu 5 hari untuk sekali produksi. Mulai dari pemilahan buah, pengupasan, perebusan dan pemipihan serta perendaman. Semua proses yang panjang harus dilalui secara bertahap dan berurutan.
©2021 Merdeka.com/Wisnu Dinata
Sesekali bercengkerama, para pekerja mulai melepas tangkai dari buahnya. Buah pohon aren ini termasuk dalam jenis palmae. Layaknya kelapa, daging buah pohon aren diselimuti kulit yang keras. Satu tangkai, bisa menghasilkan puluhan buah kolang-kaling. Butuh parang yang tajam untuk memisahkan buah dari tangkainya.
Cukup menguras tenaga, pasalnya dalam sekali musim panen mereka bisa memproduksi 10 ton buah kolang-kaling. Tahap selanjutnya ialah proses perebusan. Butuh waktu 2 jam agar daging buah lunak dan mudah dikupas. Nyala api harus tetap dijaga. Kolang-kaling juga secara bertahap diaduk agar matang merata. Tungku perebusan menghitam menandakan panasnya api pembakaran.
©2021 Merdeka.com/Wisnu Dinata
Kolang-kaling kemudian diangkat dan ditiriskan. Mempercepat pendinginan, mereka biasanya menyiram rebusan kolang-kaling dengan air dingin. Dalam satu buah kolang-kaling, di dalamnya terdapat 2 butir daging buah. Setelah dingin, buah akan segera dikupas. Buah hijau ini dibelah lalu dicongkel daging buahnya. Menghasilkan daging buah putih pucat yang nikmat.
Setelah dicuci bersih, daging buah kolang-kaling harus melalui tahap pemipihan. Pemipihan atau penggeprekan bertujuan menghasilkan tekstur buah kolang-kaling yang lunak. Selain itu pemipihan juga bermaksud agar air perendaman mudah masuk ke daging buah.
©2021 Merdeka.com/Wisnu Dinata
Proses pemipihan ini unik, menggunakan pemukul berbentuk semacam barbel. Pemukul kayu dibuat besar agar memudahkan penekanan buah kolang-kaling. Mereka menempatkan 5-10 butir di atas dudukan batu, kemudian menekannya hingga pipih. Pemipihan kolang-kaling cukup menguras tenaga. Ratusan ribu buah kolang-kaling tiap harinya mereka pipihkan.
Tahap selanjutnya adalah proses perendaman. Daging buah yang telah dipipihkan selanjutnya direndam dengan air bersih. Bak-bak besar perendaman disiapkan. Kolang-kaling yang telah dipipihkan dimasukkan ke dalam bak perendaman. Proses perendaman bertujuan agar zat asam berkurang. Setidaknya 4 hari kolang-kaling direndam hingga layak didistribusikan.
©2021 Merdeka.com/Wisnu Dinata
Berada di selatan objek Wisata Goa Kreo, desa Jatirejo mampu mencukupi kebutuhan kolang-kaling di Kota Semarang bahkan Jepara dan Pekalongan. Harga yang ditawarkan cukup murah. Satu kilogram kolang-kaling dijual Rp 10 ribu kepada pengepul.
Para produsen kolang-kaling mendapatkan buah aren dari Purwokerto, Pekalongan, Temanggung, Parakan, dan Banjarnegara. Setidaknya ada 20 tempat industri pembuatan kolang-kaling.
Hampir memenuhi satu kampung. Saking banyaknya, pada tahun 2017, Jatirejo diberi nama Kokolaka, atau Kampung Olahan Kolang-kaling. Dari tangan mereka, buah kolang-kaling menyegarkan dihadirkan. Menemani sajian ramadan yang sehat dan kaya manfaat.
(mdk/Ibr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meriahnya Prosesi Dugderan di Semarang, Tradisi Warga Menyambut Ramadan
Meski di tengah guyuran hujan, prosesi Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah.
Baca SelengkapnyaFOTO: Ramadan Membawa Berkah Bagi UMKM Kuliner Kolang-kaling, Produksi Naik Dua Kali Lipat
Dalam sehari, Kolkal Griya menghabiskan 60-100 kilogram kolang-kaling untuk diolah menjadi 9 varian rasa. Saat Ramadan, produksinya melonjak dua kali lipat.
Baca SelengkapnyaSiap-Siap, Daging Sapi Bakal Langka dan Makin Mahal Saat Ramadan hingga Lebaran
Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) menyebut stok daging sapi terancam langka saat bulan Ramadan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mencicipi Putu Piring, Makanan Khas Melayu Riau yang Terbuat dari Tepung Beras dan Rempah-Rempah
Makanan tradisional khas Kepulauan Riau ini selalu diburu penggemarnya sebagai sajian berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaBersih-bersih Jelang Ramadan dan Lebaran, Ini Hilangkan Jamur pada Pintu Kulkas Tanpa Disikat
Untuk menyambut Ramadan dan Hari Raya, menjaga kebersihan kulkas agar makanan tetap segar menjadi sangat penting. Berikut adalah tips untuk membersihkannya.
Baca SelengkapnyaProdusen Kue Kering di Bandung Bikin Cookies Jengkol untuk Sambut Lebaran, Intip Keunikannya
Mungkin terdengar aneh, jengkol dijadikan sebagai bahan kue kering untuk lebaran.
Baca SelengkapnyaBlusukan di Pasar Palembang, Ganjar Pranowo Kaget Harga Daging Mahal
Ganjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca SelengkapnyaPria ini Kena Tipu Ratusan Juta Malah Tambah Sukses, Padahal Cuma Jualan Bawang Goreng
Sempat ditipu hingga ratusan juta, pengusaha bawang goreng satu ini justru makin sukses dengan penghasilan mencapai ratusan juta.
Baca SelengkapnyaMencicipi Intip Ketan, Kuliner Khas Kudus yang Hanya Muncul pada Bulan Ramadan Konon Sudah Ada Sejak Zaman Wali Songo
Di Kudus, penjual intip ketan sudah jarang ditemui. Bisa dibilang makanan tradisional ini kini sangat langka.
Baca Selengkapnya