Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pernah Jaya, Payung Geulis Ikon Tasikmalaya Terancam Punah

Pernah Jaya, Payung Geulis Ikon Tasikmalaya Terancam Punah Payung Geulis. ©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso

Merdeka.com - Payung berwarna-warni cerah terlihatsudut Desa Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya. Tersusun rapi, di atas payung terdapat lukisan corak-corak bunga yang menawan. Di kecamatan ini, payung indah lahir. Sesuai dengan namanya geulis dalam Bahasa Sunda yang berati cantik, masyarakat Tasik menyebutnya dengan sebutan 'Payung Geulis'.

Payung berbahan dasar kertas ini dulu pernah menjadi primadona. Payung cantik ini mengalami masa kejayaan pada era 1955 sampai 1968. Benda ini kerap dipakai noni-noni Belanda. Mereka terlihat semakin anggun bila membawa si Payung Geulis.

Namun, sayang kejayaan Paung Geulis kini tinggal menyisakan nama. Keberadaannya terancam punah. Tinggal segelintir orang saja yang mampu melukiskan corak di atas kertas Payung Geulis.

payung geulis©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso

Dulu hampir semua warga mencari nafkah dari kerajinan Payung Geulis. Kini, hanya tinggal segelintir perajin yang masih menggelutimaskot Kota Tasikmalaya ini. Padahal, Payung Geulis adalah kebudayaan asli khas Tasikmalaya. Sebuah karya seni lukis yang menggunakan payung sebagai media lukisnya.

Di kawasan yang terletak di tengah-tengah Kota Tasikmalaya itu, para perajin melukiskan corak di atas payung. Tangannya sibuk bermain dengan cat berwarna. Ya, lukisan cantik di atas payung ini hasil coretan para perajin Mojang. Biasanya mereka menggambarkan bunga untuk menambah keindahan si Payung Geulis.

payung geulis©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso

Para perajin Payung Geulis ini sebagian besar telah lanjut usia. Banyak generasi muda yang tak berminat terjun ke bidang seni lukis ini. Bisnis ini ambruk karena kalah bersaing dengan payung Jepang yang diproduksi massal. Alhasil, keturunan perajin lebih memilih profesi lain. Membuat perajin si payung cantik ini terus berkurang.

Peminat payung geulis semakin hari kian sedikit. Salah satu faktornya karena fungsi Payung Geulis yang dulu sebagai pelindung diri dari panas, kini beralih menjadi hanya untuk hiasan.Pasaran payung ini hanya di dalam negeri, seperti Bali, Jakarta, dan Bandung.

payung geulis©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso

Payung Geulis ini rangkanya terbuat dari bambu. Ujung payung terlihat rapi dengan lem kanji. Jika dibuka, rangka bagian dalam menampilkan benang warna-warni. Bagian atas payung tampil menawan dengan corak bunga-bunga berwarna cerah. Cantik sekali.

Untuk harga Payung Geulis bervariasi. Tergantung dengan ukuran kerumitan coraknya. Para perajin mematok harga mulai dari Rp 30 ribu sampai Rp 300 ribu. Cukup terjangkau bukan?

payung geulis©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso

Terancam punah, Pemerintah Kota Tasikmalaya membuat peraturan untuk mewajibkan penggunaan Payung Geulis sebagai hiasan depan pintu di setiap hotel, perkantoran dan rumah makan yang ada di wilayah Kota Tasikmalaya. Sudut kota Tasikmalaya semakin menawan dengan adanya si payung cantik.

(mdk/Tys)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Paman di Tanjung Priok Tega Bunuh Keponakannya, Begini Kronologinya

Paman di Tanjung Priok Tega Bunuh Keponakannya, Begini Kronologinya

Sejumlah barang bukti diamankan dari pelaku yang diduga melakukan penganiayaan terhadap keponakannya

Baca Selengkapnya

"Kapsul Waktu" Berusia 4.500 Tahun Ditemukan di Lahan Gambut, Isinya Bikin Melongoya Bikin Melongo

Temuan ini berasal dari Zaman Neolitikum dan Zaman Perunggu.

Baca Selengkapnya

"Kapsul Waktu" Berusia 4.500 Tahun Ditemukan di Lahan Gambut, Isinya Bikin Melongo

Kapsul waktu ini berasal dari Zaman Neolitikum dan Zaman Perunggu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menilik Desa Sekar Gumiwang yang Berada di Tengah Waduk Gajah Mungkur, Sempat Muncul saat Musim Kemarau

Menilik Desa Sekar Gumiwang yang Berada di Tengah Waduk Gajah Mungkur, Sempat Muncul saat Musim Kemarau

Di musim kemarau tahun 2023 lalu, desa tersebut kembali muncul ke permukaan.

Baca Selengkapnya
Pedang Berusia 1.000 Tahun Ditemukan di Dasar Sungai, Ada Tulisan Misterius di Bilahnya

Pedang Berusia 1.000 Tahun Ditemukan di Dasar Sungai, Ada Tulisan Misterius di Bilahnya

Pedang Berusia 1.000 Tahun Ditemukan di Dasar Sungai, Ada Tulisan Misterius di Bilahnya

Baca Selengkapnya
Asyiknya Berkemah di Bukit Kanaga Cikijing, Pemandangan Kabut dan Hutan Pinusnya Bikin Nagih

Asyiknya Berkemah di Bukit Kanaga Cikijing, Pemandangan Kabut dan Hutan Pinusnya Bikin Nagih

Bukit ini berada di atas ketinggian, dengan hamparan pohon pinus yang berjajar rapi.

Baca Selengkapnya
Hanya di Indonesia, Pria Ini Asyik Makan Sambil Lihat Tawuran di Pinggir Jalan, 'Emang Seru Nih di Sini'

Hanya di Indonesia, Pria Ini Asyik Makan Sambil Lihat Tawuran di Pinggir Jalan, 'Emang Seru Nih di Sini'

Alih-alih duduk di warung makan, pria ini memilih makan sembari melihat tawuran di pinggir jalan.

Baca Selengkapnya
Dua Kerangka Sepasang Kekasih Berusia 5.800 Tahun Ini Saling Berpelukan, Diduga Mati Dirajam

Dua Kerangka Sepasang Kekasih Berusia 5.800 Tahun Ini Saling Berpelukan, Diduga Mati Dirajam

Kerangka ini ditemukan di salah satu situs pemakaman Neolitiakum terbesar di Eropa.

Baca Selengkapnya
Minta Didoakan Pemilu Damai dan Aman, Kapolres Inhu Kunjungi Sejumlah Ponpes dan Kiai

Minta Didoakan Pemilu Damai dan Aman, Kapolres Inhu Kunjungi Sejumlah Ponpes dan Kiai

Polisi menggandeng sejumlah pihak agar Pemilu berjalan aman dan damai

Baca Selengkapnya