Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengintip Prosesi Jamasan Nyai Jimat, Kereta Kencana Sultan Yogyakarta

Mengintip Prosesi Jamasan Nyai Jimat, Kereta Kencana Sultan Yogyakarta Jamasan Nyai Jimat ©2021 Merdeka.com/Fitria Nuraini

Merdeka.com - Perlahan benda pusaka milik Yogyakarta ini dikeluarkan dari garasi museum. Bukan sembarang kendaraan, inilah kereta kencana yang biasa dikendarai oleh sang Sultan Yogyakarta. Dijuluki Kereta Kanjeng Nyai Jimat yang masih telihat kokoh, meskipun kereta ini telah berusia hampir 3 abad lamanya. Menjadikan Nyai Jimat sebagai kereta pusaka tertua yang dimiliki oleh Keraton Yogyakarta.

Kereta legendaris ini setiap tahun dikeluarkan untuk dimandikan dalam prosesi Jamasan Pusaka Keraton Yogyakarta. Nyai Jimat sendiri telah dipakai secara turun-temurun. Mulai dari Sri Sultan Hamengkubuwono I hingga ke III. Baik itu prosesi penobatan, maupun sebagai kendaraan resmi sang raja memantau rakyat dan wilayah kekuasaannya. Kini Kereta Nyai Jimat tak lagi digunakan, tersimpan dalam Museum yang penuh kenangan. Tiap tahunnya dibersihkan dalam prosesi Jamasan.

Jamasan Kereta Nyai Jimat ini digelar pada tahun 2019, tepat sebelum pandemi covid-19 menghantui. Keberkahan dari air jamasan begitu dipercaya warga punya beragam manfaat.

jamasan nyai jimat

©2021 Merdeka.com/Fitria Nuraini

Jamasan merupakan prosesi memandikan pusaka yang telah telah berlansung selama ratusan tahun. Tak hanya kereta saja, keris, tombak, hingga gamelan juga selalu dilakukan jamasan. Tujuannya ialah untuk membersihkan kotoran dan membuat pusaka lebih awet.

Jamasan kereta ini diawali dengan mendoakan kereta Nyai Jimat. Nyai Jimat sendiri merupakan kereta kuda yang dibuat Belanda antara tahun 1740 hingga 1750. Kala itu Gubernur Jenderal VOC Jacob Mussel (1750-1761) menghadiahkannya sendiri kepada Sri Sultan Hamengkubuwana I.

Pada zamannya, kereta kencana Nyai Jimat desain dengan dekorasiny yang sama persis dengan kereta buatan Eropa. Di asalnya, hanya orang bangsawan dan elit yang mampu memiliki kereta kencana, jauh sebelum ditemukannya kendaraan bermesin.

jamasan nyai jimat

©2021 Merdeka.com/Fitria Nuraini

Perlahan, para Abdi Dalem membilas bagian-bagian kereta dengan air campuran bunga, perasan jeruk nipis, serta air kelapa. Cairan jeruk nipis digunakan untuk menjangkau ke sela-sela kereta yang sulit dijangkau. Menggunakan kain putih, kotoran kecil dapat dihilangkan setelah satu tahun lamanya di simpan dalam Museum.

Saat ritual, ada 1 kereta lain yang diikutsertakan dalam prosesi jamasan. Kereta kedua ini berfungsi sebagai pendamping yang dijamasi secara bergiliran dari belasan kereta yang ada di Museum Kereta Keraton Yogyakarta.

Saat ini Keraton Yogyakarta mengoleksi sedikitnya 23 kereta yang dibuat dari negara dan tahun yang beragam. Lebih dari setengah kereta Keraton Yogyakarta diproduksi di Belanda. Sisanya dibuat di Inggris, Jerman, hingga buatan Yogyakarta. Meski di luar negeri, bahan-bahan keretanya diperoleh dari Hindia Belanda. Seperti kayu, karet, timah, dan logam yang didatangkan dari Jawa dan Sumatera

jamasan nyai jimat

©2021 Merdeka.com/Fitria Nuraini

Ada keunikan lain dari prosesi Jamasan Kereta Nyai Jimat. Selepas kereta kencana dibersihkan, air bekas jamasan tidak langsung dibuang begitu saja. Melainkan air ini dianggap masyarakat punya beragam manfaat. Botol, gayung, gelas disiapkan untuk menampung air Jamasan. Mengantisipasi kerumunan, disekeliling kereta kencana diberikan pagar pembatas agar masyarakat yang berebut air jamasan tidak mengeroyok lokasi jamasan.

Setelah mendapat air jamasan, masyarakat seketika langsung mengguyurkannya ke badan. Ada juga yang menggunakannya sebagai air cuci muka. Ratusan peserta memadati prosesi Jamasan. Tak hanya warga Jogja, masyarakat luar DIY juga berdatangan untuk mendapatkan air bekas Jamasan. Peserta dari Wonosobo, hingga Indramayu bahkan rutin datang tiap taunnya.

Mereka biasa menjadikan air jamasan ini sebagai perantara harapan, namun tetap berdoa kepada Tuhan. Fungsi khasiatnya beragam, mulai dari penyembuh, keberkahan, meningkatkan hasil panen, hingga agar dijauhkan dari musibah.

jamasan nyai jimat

©2021 Merdeka.com/Fitria Nuraini

Jamasan kereta pusaka keraton ini biasa dilaksanakan setiap Bulan Sura kalender Jawa. Yakni pada hari Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon yang digelar selama 2 hari berturut-turut.

Puluhan Abdi Dalem tanpa terkecuali serentak membersihkan Rata atau kereta kencana. Tradisi Jamasan Kereta Nyai Jimat selalu menjadi perhatian masyarakat. Namun saat pandemi ritualnya hanya dilakukan secara terbatas, menjadikan banyak orang tak dapat menyaksikan.

(mdk/Ibr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Melihat Prosesi Labuhan Keraton Yogyakarta di Gunung Lawu, Tapak Tilas Perjalanan Terakhir Prabu Brawijaya V

Melihat Prosesi Labuhan Keraton Yogyakarta di Gunung Lawu, Tapak Tilas Perjalanan Terakhir Prabu Brawijaya V

Perjalanan menuju puncak Gunung Lawu membutuhkan waktu 9-10 jam.

Baca Selengkapnya
Jakarta Mencekam & Penuh Teror, Begini Sejarahnya Ibu Kota Pindah ke Yogyakarta

Jakarta Mencekam & Penuh Teror, Begini Sejarahnya Ibu Kota Pindah ke Yogyakarta

Ada peristiwa kelam di balik sejarah pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta. Simak selengkapnya.

Baca Selengkapnya
Menguak Sejarah Stasiun Mertoyudan Magelang, Dulunya Stasiun yang Ramai Namun Kini Terbengkalai

Menguak Sejarah Stasiun Mertoyudan Magelang, Dulunya Stasiun yang Ramai Namun Kini Terbengkalai

Stasiun itu merupakan salah satu stasiun penting di jalur kereta api Jogja-Magelang.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Sri Sultan HB X

Jokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Sri Sultan HB X

Pertemuan tertutup tersebut dilakukan di Keraton Klien Yogyakarta, pada Minggu (28/1).

Baca Selengkapnya
Isi Perjanjian Kalijati 1942, Berikut Sejarah Lengkapnya

Isi Perjanjian Kalijati 1942, Berikut Sejarah Lengkapnya

Perjanjian Kalijati adalah awal mula era penjajahan Jepang di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Tabrakan dengan KA Lokal Bandung, Begini Sejarah Kereta Turangga Namanya dari Hewan Tunggangan Bangsawan

Tabrakan dengan KA Lokal Bandung, Begini Sejarah Kereta Turangga Namanya dari Hewan Tunggangan Bangsawan

Kereta api Turangga adalah salah satu kereta api yang memiliki sejarah panjang, nama kereta ini diambil dari kendaraan mitologi tunggangan para bangsawan Jawa.

Baca Selengkapnya
Jokowi Resmikan 7 Ruas Jalan Daerah di Yogyakarta

Jokowi Resmikan 7 Ruas Jalan Daerah di Yogyakarta

Pemerintah telah menangani 7 ruas jalan dan satu jembatan dengan anggaran Rp162 miliar.

Baca Selengkapnya
Kini Sering Disalahpahami, Ini Kisah di Balik Santet Banyuwangi yang Bisa Membuat Lawan Jenis Jatuh Cinta

Kini Sering Disalahpahami, Ini Kisah di Balik Santet Banyuwangi yang Bisa Membuat Lawan Jenis Jatuh Cinta

Santet Banyuwangi punya sejarah panjang sejak zaman kerajaan.

Baca Selengkapnya
Jakarta Dikepung Macet Panjang Jelang Tengah Malam, Ini Titik-Titiknya

Jakarta Dikepung Macet Panjang Jelang Tengah Malam, Ini Titik-Titiknya

Jakarta dikepung kemacetan panjang jelang Rabu tengah malam.

Baca Selengkapnya
Bikin Ngakak! Kambing Putih Coba Seruduk Seorang Pria Berkali-kali

Bikin Ngakak! Kambing Putih Coba Seruduk Seorang Pria Berkali-kali

Seorang pria berbaju merah tampak hendak diseruduk kambing putih berkali-kali.

Baca Selengkapnya