Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Manis Empuknya Kembang Waru, Jajanan Khas Kotagede Sejak Zaman Mataram Islam

Manis Empuknya Kembang Waru, Jajanan Khas Kotagede Sejak Zaman Mataram Islam Kembang Waru. ©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso

Merdeka.com - Dari rumah sederhana yang terletak di Kampung Bumen, Kotagede Yogyakarta harum aroma kue tercium. Aroma harum kue yang manis ini membuat perut ingin segera mencoba kue ini. Tak sembarang kue, Kembang Waru merupakan makanan khas Kotagede yang legendaris.

Jajanan tradisional ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Islam. Kala itu, kue berwarna cokelat ini menjadi primadona. Makanan mewah yang disajikan untuk para raja. Namun sayang, kepopulerannya kini mulai memudar. Terganti dengan jajanan berkemasan yang lebih modern dan kekinian.

Pembuat Kembang Waru pun banyak yang gulung tikar. Tinggal beberapa orang yang bertahan membuat Kembang Waru, salah satunya Pak Basis Hargito. Dari rumah pria lanjut usia ini, sejumlah kilogram adonan berwarna putih tertuang di cetakan. Siap dipanggang di perapian tradisional, menghasilkan jajanan Kembang Waru yang melegenda.

kembang waru©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso

Seperti namanya, kembang waru kue ini berbentuk seperti bunga waru yang sedang mekar. Berwarna cokelat dan berlekuk-lekuk permukaannya.

Kue basah ini terbuat dari telur ayam, tepung terigu, gula pasir, soda vanili, dan susu. Cara membuatnya pun cukup sederhana, cukup mencampurkan bahan-bahan tersebut kemudian di panggang hingga berwarna kuning kecokelatan.Setidaknya butuh waktu 1-2 jam untuk membuat Kembang Waru.

Dalam proses pembuatannya menggunakan alat tradisional. Semuanya mengandalkan kekuatan tangan dan tanpa tersentuh mesin. Alat pemanggang kue masih tradisional. Dengan arang bara api yang menyala di atas dan di bawah perapian. Nantinya, adonan kue dipanggang pada tengah perapian.

kembang waru©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso

Setelah berwarna kuning kecoklatan, kue Kembang Waru pun siap dinikmati. Tanpa pemanis buatan, Kembang Waru ini terasa lembut memanjakan lidah. Pinggir kelopak renyah. Aromanya harum. Hmmm, benar-benar nikmat.

Jika dulu menjadi makanan mewah, Kembang Waru kini menjadi jajanan yang bisa dinikmati siapa saja. Makanan tradisional ini seringkali tersedia di acara hajatan seperti pernikahan, selapanan, dan lain sebagainya.

Meski beberapa daerah juga ada yang memproduksi Kembang Waru, namun rasa Kembang Waru Kotagede punya khasnya sendiri. Rasa Kembang Waru khas Kotagede diklaim lebih empuk karena mengocok adonan mengandalkan kekuatan tangan.

kembang waru©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso

Makanan khas Kotagede ini syarat dengan makna filosofi. Kembang waru, kembang dengan 8 kelopak ini punya melambangkan 8 jalan utama Hasto broto. Diibaratkan 8 elemen penting yaitu matahari, bulan, bintang, mega (awan), tirta (air), kismo (tanah), samudra, dan maruto (angin).

Oleh karena itu siapa yang makan kembang waru harus bisa menjiwai dan mengamalkan 8 delapan jalan utama. Mengingat bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa 8 elemen tadi. Meski punya makna yang dalam, namun tidak banyak masyarakat yang mengetahui filosofi dari makanan khas tradisional Kotagede ini.

kembang waru©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso

Pria yang akrab disapa Pak Bas sudah memproduksi Kembang Waru sejak 1983. Hampir 4 dekade ia menggeluti usaha ini. Pak Bas menjual Kembang Waru seharga Rp 1.000 ribu.

Dulu menjadi primadona, kini kue kembang waru tak lagi banyak dijual di pasar tradisional. Bukan hanya karena sepi peminat, tetapi pembuat makanan khas Yogyakarta ini juga kian berkurang.

(mdk/Tys)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penemuan Kuburan Massal Raksasa di Jerman, Saksi Bisu Adanya Wabah Terbesar di Eropa Zaman Dulu

Penemuan Kuburan Massal Raksasa di Jerman, Saksi Bisu Adanya Wabah Terbesar di Eropa Zaman Dulu

Ini penampakan kuburan massal raksasa di Jerman yang diduga menjadi saksi peristiwa wabah pes di Eropa.

Baca Selengkapnya
Mengenal Maapam, Tradisi Memasak Apam Khas Pasaman Barat Sambut Bulan Ramadan

Mengenal Maapam, Tradisi Memasak Apam Khas Pasaman Barat Sambut Bulan Ramadan

Dalam menyambut bulan penuh berkah, masyarakat Pasaman Barat memiliki salah satu tradisi unik yang sudah diwariskan secara turun-temurun.

Baca Selengkapnya
Dagangannya Belum Laku dari Pagi, Momen Pedagang Jajanan Tradisional Menangis saat Dagangannya Diborong Ini Viral

Dagangannya Belum Laku dari Pagi, Momen Pedagang Jajanan Tradisional Menangis saat Dagangannya Diborong Ini Viral

Bikin haru, ini momen pedagang jajanan tradisional menangis saat dagangannya diborong.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mencicipi Intip Ketan, Kuliner Khas Kudus yang Hanya Muncul pada Bulan Ramadan Konon Sudah Ada Sejak Zaman Wali Songo

Mencicipi Intip Ketan, Kuliner Khas Kudus yang Hanya Muncul pada Bulan Ramadan Konon Sudah Ada Sejak Zaman Wali Songo

Di Kudus, penjual intip ketan sudah jarang ditemui. Bisa dibilang makanan tradisional ini kini sangat langka.

Baca Selengkapnya
Mengenal Babangkongan, Tradisi Memanggil Hujan Ala Masyarakat Majalengka yang Terinspirasi dari Katak

Mengenal Babangkongan, Tradisi Memanggil Hujan Ala Masyarakat Majalengka yang Terinspirasi dari Katak

Tradisi ini jadi salah satu pesta adat masyarakat Sunda yang unik untuk meminta hujan

Baca Selengkapnya
Meriahnya Prosesi Dugderan di Semarang, Tradisi Warga Menyambut Ramadan

Meriahnya Prosesi Dugderan di Semarang, Tradisi Warga Menyambut Ramadan

Meski di tengah guyuran hujan, prosesi Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tari Selapanan, Kesenian Tradisional dari Keratuan Darah Putih Asal Provinsi Lampung

Mengenal Tari Selapanan, Kesenian Tradisional dari Keratuan Darah Putih Asal Provinsi Lampung

Kesenian tradisional dari Provinsi Lampung ini biasanya dibawakan ketika acara-acara besar di Keratuan Darah Putih.

Baca Selengkapnya
Kasad Maruli Simanjuntak Jajal Mainan Tradisional, Pakai Egrang di Pinggir Jalan jadi Sorotan

Kasad Maruli Simanjuntak Jajal Mainan Tradisional, Pakai Egrang di Pinggir Jalan jadi Sorotan

Istri Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Paulina Pandjaitan berbagi momen.

Baca Selengkapnya
60 Pantun Jawa Lucu yang Kocak, Cocok untuk Hiburan Sehari-hari

60 Pantun Jawa Lucu yang Kocak, Cocok untuk Hiburan Sehari-hari

Merdeka.com merangkum informasi tentang 60 pantun Jawa lucu yang kocak dan bikin ngakak. Pantun-pantun ini cocok untuk hiburan sehari-hari.

Baca Selengkapnya