Kuntulan Semangkung, Tradisi Banjarnegara yang Menantang Maut
Merdeka.com - Jauh dari hingar bingar kebisingan kota, suara tabuhan rebbana mengalun. Bunyinya menggema dari lapangan yang dikelilingi bukit-bukit. Terlihat beberapa penonton memadati lapangan. Semua mata mereka tertuju pada satu orang yaitu seorang pria yang berdiri di atas seutas kawat besi dengan panjang sekitar 10 meter. Melihatnya tentu saja bikin bergedik ngeri.
Pria separuh baya terlihat fokus dengan tatapan mata tajam. Pandangan matanya lurus ke depan. Kakinya melangkah pelan namun pasti. Maju satu langkah hingga langkah berikutnya mencapai ujung tali. Kedua tangannya membawa bilah bambu sekitar 5-7 meter panjangnya.
Atraksi ini tak hanya sampai meniti kawat saja. Dengan bambu di tangannya ia juga harus duduk di atas sebuah kursi kayu dengan untaian kawat besi. Setidaknya ia harus menjaga keseimbangannya selama 4-6 menit. Sedikit terpeleset, pasti langsung jatuh di tanah. Seimbang itulah kata kunci kesenian Mowot kawat. Rangkaian kesenian Kuntulan Semangkung dari Banjarnegara. Benar-benar menegangkan bukan?
©2021 Merdeka.com/Budi PrastSuara riuh penonton terdengar, memberi semangat pada sang penari. Kali ini bukan keseimbangan yang diadu, melainkan kekuatan gigi. Sambil menari, pria paruh baya ini menggigit meja di bagian ujungnya. Menggoyangkan badan mengikuti bunyi irama, menyerupai gerakan silat. Nantinya, ada seorang anak yang akan duduk di atasnya.
Kuntulan Kuda Kencana dusun semangkung salah satu kesenian tradisional Jawa tengah yang sudah hampir punah sudah sangat jarang ditemukan. Kesenian ini masih bisa dijumpai di dusun Semangkung, desa Mlaya, Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara. Kesenian unik ini memang menantang nyawa dan membuat jantung penonton ikut berdebar.
©2021 Merdeka.com/Budi PrastSesuai dengan namanya, Jaran Terbang yang berati kuda terbang. Bertumpu pada satu orang yang berdiri, ada 3 orang dewasa yang akan saling mengaitkan tangan dan kaki mereka. Jika diamati keempat orang ini akan membentuk seperti kuda terbang dengan anak yang duduk tenang di ujung formasi.
Ada juga atraksi bolang baling. Para penari akan berhadapan berpasangan untuk kemudian melakukan gerakan meroda. Atraksi ini dilakukan secara berpasangan dengan saling mengkaitkan tangan dan kaki mereka. Sembari bergoyang, mereka akan jumpalitan bak roda yang berjalan. Dilihat nampak sederhana, namun atraksi ini tentu saja tidak mudah.
©2021 Merdeka.com/Budi PrastPenuh kebenarian dan menantang nyali, kesenian Kuntulan Semangkung ini hanya dilakukan oleh laki-laki. Ada makna di balik mengapa para pemainnya harus laki-laki. Hal ini menggambarkan seorang pria harus mampu melindungi keluarganya dari segala macam gangguan. Dengan fokus, kerja keras, kesebaran, ketekunan semua rintangan itu akan terlewati.
Sekilas nampak tak mungkin melakukan atraksi ini, beberapa orang pasti mengira bahwa kesenian dari Banjarnegara ini dibanntu tenaga mahluk halus. Jangan salah, atraksi Kuntulan Semangkung tanpa bantuan mahluk halus. Sebelum melakukan atraksi, para pemain sudah berlatih keras terlebih dahulu. Dari jatuh, luka-luka hingga bangkit kembali tentu sudah mereka rasakan.
©2021 Merdeka.com/Budi PrastDi Banyuwangi dan Brebes ada pula kesenian Kuntulan, namun Kuntulan Semangkung berbeda dengan kedua kuntulan tersebut. Kuntulan Semangkung instrumen pengiringnya adalah alat musik terbangan (rebana) yang dimainkan oleh para sesepuh dusun. Sedangkan, Kuntulan Brebes dan Banyuwangi pemainnya para muda-mudi dan menabuhkan gamelan.
Rupanya, ada makna di balik para penabuh harus para sesepuh. Para sesepuh berfungsi sebagai pengantar yang muda dalam menjalani kehidupan, dan sebagai pengawas gerakan tarian. Maknanya, para orang tua turut mengawasi semua perilaku dan tata cara kehidupan generasi penerusnya agar tidak menyimpang.
"Kuntullah ini dari Semangkung………" bunyi lirik lagu Kuntulan yang keluar dari pria lanjut usia itu. Mengalun lantang dengan bunyi tabuhan rebbana.
(mdk/Tys)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melihat Tradisi Mamanukan Khas Pantura Jawa Barat, Hadirkan Patung Burung Besar untuk Kendaraan Anak yang Disunat
Mamanukan akan dinanti oleh masyarakat di sepanjang wilayah pantura Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaMengenal Babangkongan, Tradisi Memanggil Hujan Ala Masyarakat Majalengka yang Terinspirasi dari Katak
Tradisi ini jadi salah satu pesta adat masyarakat Sunda yang unik untuk meminta hujan
Baca SelengkapnyaSerunya Tradisi Rumpak-rumpakan dari Palembang, Kunjungi Rumah Tetangga saat Lebaran sambil Diiringi Rebana
Tradisi ini juga dibarengi dengan sajian kuliner khas Palembang, seperti tekwan hingga aneka macam kue yang disajikan oleh tuan rumah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
50 Contoh Pantun Lucu yang Menghibur, Cocok untuk Cairkan Suasana Saat Berkumpul
Berikut contoh pantun lucu yang menghibur dan cocok untuk mencairkan suasana saat berkumpul.
Baca SelengkapnyaCandaan 'Istrimu Mantanku' Berujung Maut, Pria di Pagaralam Ajak Kakak Bunuh Teman
Candaan 'istrimu mantanku' membuat DN (23) gelap mata. Bersama kakak kandungnya, DA (29), dia nekat membunuh temannya sendiri, PR (23).
Baca Selengkapnya30 Pantun Palang Pintu Lucu, Bikin Senyum Mengembang
Pantun palang pintu Betawi adalah salah satu bentuk seni tradisional masyarakat Betawi yang unik dan memiliki ciri khas tersendiri.
Baca SelengkapnyaPotret Suasana Rumah Maxime Bouttier Pasca Kematian sang Ibundaya - Luna Maya Terekam Bagikan Kopi ke Pelayat.
Rumah Maxime Bouttier dipenuhi oleh pelayat yang menyampaikan duka cita atas kepergian Ibunda
Baca Selengkapnya40 Pantun Terlucu yang Menghibur, Senjata Andalan untuk Cairkan Suasana
Pantun merupakan salah satu tradisi dan budaya Nusantara yang patut untuk dilestarikan.
Baca Selengkapnya60 Pantun Jawa Lucu yang Kocak, Cocok untuk Hiburan Sehari-hari
Merdeka.com merangkum informasi tentang 60 pantun Jawa lucu yang kocak dan bikin ngakak. Pantun-pantun ini cocok untuk hiburan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaUniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita
Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca Selengkapnya