Berburu Buku Bekas di Pasar Palasari Bandung yang Melegenda
Merdeka.com - Buku bekas memiliki peminatnya sendiri. Novel, komik, majalah lama yang tak lagi dicetak menjadi perburuan bagi para pecandu buku bekas. Di Pasar Palasari, buku-buku lama dengan kertas yang menguning ini bisa ditemui. Menjadi kesenangan tersendiri bagi para penikmat buku jadul.
Pasar yang terletak di Jalan Palasari, Pasar Lodaya, Kota Bandung ini menjadi surganya para pencinta buku. Segala macam buku ada di pasar ini.Mulai dari buku pelajaran tingkat SD sampai universitas. Novel, majalah, komik dan ensiklopedia. Tempat ini dikenal sebagai sentra buku di Kota Kembang. Puluhan kios menyediakan berbagai macam buku baru dan bekas.
Selain dikenal sebagai surga penikmat buku jadul, kebanyakan pengunjung mencari buku bekas karena tidak menemukan buku tersebut di toko buku baru. Berdiri sejak tahun 1980-an, Pasar Palasari tetap dinanti oleh para peminatnya.
©2021 Merdeka.com/Cicin YuliantiBuku yang dijual di Palasari tidak hanya buku bekas. Malah kini para pedagang buku lebih banyak menawarkan buku baru beragam jenis, mulai bacaan umum, agama hingga buku pelajaran sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Pasar Palasari menjadi tujuan utama bagi mereka yang ingin membeli buku dengan potongan harga. Pasalnya, di pasar ini pembeli bisa tawar menawar dengan pedagang. Apalagi saat membeli dalam jumlah banyak.
©2021 Merdeka.com/Cicin YuliantiPara pedagang buku Pasar Palasari generasi pertama dulunya melakukan jualan dengan sistem bongkar muat gerobak. Pagi sampai siang mereka menjajakan buku-buku bekasnya di pinggir Jalan Cikapundung. Sorenya mereka mengemasi kembali buku-buku tersebut ke dalam gerobak. Pada 1980 melalui kebijakan Pemda Bandung, pasar dialihkan ke Pasar Palasari.
Tahun 90-an Palasari sudah dikenal sebagai pusat buku terbesar di Bandung. Namun pada 1992 dan 2007 peristiwa memilukan terjadi, kebakaran melanda. Banyak koleksi buku langka yang tak terselamatkan.
©2021 Merdeka.com/Cicin YuliantiJika ingin berkunjung, pasar ini buka pukul 8.30-17.30 WIB. Namun, lantaran pandemi Corona Covid-19, Pasar Palasari seolah mati suri. Pasar melegenda ini memilih buka siang hari lantaran sepi pengunjung. Beberapa pedagang bahkan terlihat memilih menutup kiosnya dengan rolling dor.
Ya, sejak Corona melanda Tanah Air Maret 2020 lalu, kegiatan jual beli di pasar ini kian meredup. Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berdampak para penghasilan para pedagang kian menurun.
©2021 Merdeka.com/Cicin YuliantiBaik orang tua siswa, para siswa, hingga mahasiswa sudah semakin jarang bertandang ke pasar yang berusia 40 tahun ini. Para pedagang bertahan dengan menjual dagangan secara daring.
Sambil menunggu di kios, setiap hari para penjual buku dengan sabar menanti notifikasi di handphonenya. Berharap ada permintaan daring datang.
(mdk/Tys)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
'Toko Buku' ini menghadirkan koleksi buku-buku berkualitas dari berbagai genre dengan harga terjangkau serta diskon menarik.
Baca SelengkapnyaWisata Pakuhaji cocok untuk didatangi oleh Anda yang sedang ingin belajar berkuda.
Baca SelengkapnyaDari aneka pakaian sampai makanan tradisional bisa dijumpai di Pasar Baru Trade Center. Harganya bisa ditawar dan tak bikin kantong bolong.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di sini berbagai jenis barang bekas tersedia, mulai dari perkakas, HP sampai kursi roda.
Baca Selengkapnyakudapan asli Cibadak ini banyak diburu untuk takjil ketika berbuka puasa tiba.
Baca SelengkapnyaPasar ini dikenal wisatawan karena menjual batik dengan harga yang murah.
Baca SelengkapnyaSelain hiburan musik yang memukau, Kapanlagi Buka Bareng Festival 2024 juga menawarkan kesempatan untuk berbelanja dengan harga yang sangat menggiurkan.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 70 pantun lucu bahasa Jawa yang kocak dan bikin ngakak, serta punya makna yang mendalam.
Baca SelengkapnyaLampung bisa menjadi destinasi wisata menarik bagi Anda yang mencari pengalaman liburan unik dan berkesan.
Baca Selengkapnya