Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tantangan Mengembangkan Ekosistem Inovasi dan Startup di Indonesia

Tantangan Mengembangkan Ekosistem Inovasi dan Startup di Indonesia Bedah buku Ekosistem Inovasi dan Kewirausahaan Rintisan oleh Iluni UI. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Sebagai ekosistem “challenge, Jakarta, mengukuhkan Indonesia sebagai salah satu negara yang diperhitungkan dalam perkembangan startup (perusahaan rintisan). Beberapa perusahaan rintisan di Tanah Air pun tumbuh dan berkembang menjadi unicorn dan decacorn.

Ekosistem inovasi dan kewirausahaan rintisan dibutuhkan agar perusahaan rintisan dapat tumbuh dalam jumlah lebih besar dan menarik investor dan teknologi, serta mendorong kemajuan dan daya saing bangsa.

Demikian benang merah dalam bedah buku berjudul “Ekosistem Inovasi dan Kewirausahaan Rintisan” yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) secara virtual, Sabtu (8/5). Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian program riset ILUNI UI bertajuk “Riset Masa Depan Indonesia: Manusia dan Pemimpin Indonesia 2045”.

Buku ini merupakan kolaborasi Sinergi Temu antara Ketua ILUNI UI Muhammad Rahmat Yananda dan Ketua Puskakom LPPSP FISIP UI Ummi Salamah.

Rahmat mengungkapkan penulisan buku ini bertujuan mengungkap peran para entrepreneur pelopor pada masa-masa awal tumbuhnya perusahaan rintisan di Indonesia hingga berkembang menjadi unicorn dan decacorn.

“Sebelum terbentuknya ekosistem untuk bisnis dan inovasi rintisan, para entrepreneur merupakan aktor paling penting. Ekosistem tanpa entrepreneur atau inovator tidak akan menciptakan nilai, meski didukung infrastruktur dan pendanaan,” ujar Rahmat dalam keterangan pers, Senin (10/5).

Menurutnya, keberlanjutan para entrepreneur pelopor atau founders baru perusahaan rintisan di Indonesia harus didukung melalui innovation by mission, khusususnya dari pemerintah. Rencana yang baik dibutuhkan untuk memunculkan ruang yang mendorong interaksi kuat antara entrepreneur, kampus, pemerintah, dan dunia industri untuk dimaksimalkan potensi ekosistemnya.

“Dari ekosistem inilah para entrepreneur baru akan lahir menyelesaikan social problem melalui perusahaan rintisan yang didirikan,” ucapnya.

Ekosistem inovasi tidak harus mulai dari nol. Kawasan perkotaan dapat menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya perusahaan rintisan. Infrastruktur perkotaan seperti infrastruktur fisik, pengetahuan, dan manusia mendukung bertumbuh ekosistem tersebut.

“Rintisan dilakukan untuk memecahkan problem perkotaan berkolaborasi dengan pemerintah dan industri. Kemajuan yang terukur dengan critical mass yang memadai akan mendatangkan investor,” terang dia.

Peran Perguruan Tinggi

Sementara itu, Pakar Ekonomi Internasional dan Guru Besar Binus University Prof Tirta Nugraha Mursitama PhD, menegaskan ekosistem inovasi kewirausahaan rintisan perlu digenjot dalam kurikulum di perguruan tinggi.

“Lepas dari semua permasalahan dan tantangan yang ada, jiwa-jiwa entrepreneur perlu dimiliki oleh pengambil kebijakan yang bisa dimulai dari perguruan tinggi. Kita juga perlu belajar dari masa lalu soal ekosistem inovasi, apa-apa saja yang tidak berhasil harus dapat perbaiki saat ini. Dengan begitu sejelek apa pun ekosistemnya, entrepreneur baru tetap akan lahir,” jelas Prof Tirta.

Haemiwan Fathony, Co-Founder TEMUIDE, menambahkan faktor kunci keberhasilan para founder perusahaan unicorn dan decacorn Indonesia dan luar negeri seharusnya diaplikasikan dengan prinsip kolaborasi dan sinergi. Perlu ada nyali dari entrepreneur dan pihak kampus, pemerintah, dan industri. Selain itu, kampus mampu menjadi salah satu institusi yang berperan penting dalam menciptakan bibit-bibit founder perusahaan rintisan raksasa.

Selain itu, Haemiwan menilai gagasan ekosistem inovasi yang coba ditawarkan Rahmat dan Ummi melalui buku “Ekosistem Inovasi dan Kewirausahaan Rintisan” mampu menjadi jawaban bagaimana ekosistem perusahaan rintisan Indonesia dapat berkembang dan memberi solusi atas permasalahan yang ada.

“Dimulai dari hal kecil, seperti bagaimana riset di kampus menciptakan hak paten untuk mengembangkan kewirausahaan rintisan dan bukan sebatas mengejar H-Index Scopus belaka. Kampus juga perlu menggandeng para mahasiswa dan industri bersama pemerintah sehingga tercipta ekosistem inovasi yang kita semua harapkan supaya tumbuh kewirausahaan rintisan baru lainnya,” pungkas dia.

(mdk/sya)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
35 Startup ini Dorong Ekonomi Hijau, Berikut Daftarnya

35 Startup ini Dorong Ekonomi Hijau, Berikut Daftarnya

Berikut adalah nama-nama pendiri dan perusahaan rintisan yang terpilih untuk mengikuti program GEN.

Baca Selengkapnya
Startup Indonesia Ini Jadi Solusi Efisiensi di Industri, Bisa Pantau Kegiatan Karyawan saat WFH

Startup Indonesia Ini Jadi Solusi Efisiensi di Industri, Bisa Pantau Kegiatan Karyawan saat WFH

Program pembinaan tech startup yang konsisten dilakukan oleh Kemenperin diharapkan bisa membuka jalan bagi startup Indonesia.

Baca Selengkapnya
Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor

Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor

Ekonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Dirut Semen Indonesia: Aspek Keberlanjutan Bukan Sekadar Pemenuhan Aturan

Dirut Semen Indonesia: Aspek Keberlanjutan Bukan Sekadar Pemenuhan Aturan

SIG memiliki fokus menciptakan program-program inovasi lingkungan dan sosial berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya
Eks Mentan: Mekanisasi Pertanian Dibutuhkan untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional

Eks Mentan: Mekanisasi Pertanian Dibutuhkan untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional

Ini memerlukan dukungan berbagai stakeholder terkait, meliputi pemerintah, produsen dan distributor alsintan, lembaga pelatihan, hingga lembaga pembiayaan.

Baca Selengkapnya
Mengenal Srimi, Inovasi Mi Instan Berbasis Kearifan Lokal Ala Ibu-Ibu Desa di Bantul

Mengenal Srimi, Inovasi Mi Instan Berbasis Kearifan Lokal Ala Ibu-Ibu Desa di Bantul

Pengadaan produk tersebut didanai oleh Dana Keistimewaan DIY

Baca Selengkapnya
Menkop Teten: Industri Otomotif Sumbang Rp311 Triliun ke Ekonomi Indonesia

Menkop Teten: Industri Otomotif Sumbang Rp311 Triliun ke Ekonomi Indonesia

Melihat hal itu, tren industri Electric Vehicle (EV) atau mobil listrik, kata Teten juga memberi peluang bagi usaha kecil dan menengah.

Baca Selengkapnya
Mengintip Kondisi Industri Udang Indonesia dan Peluang di 2024

Mengintip Kondisi Industri Udang Indonesia dan Peluang di 2024

Dari sudut pandang bisnis, ongkos produksi udang di Indonesia masih cukup tinggi.

Baca Selengkapnya
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024

Terdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.

Baca Selengkapnya