Tak Kapok Setelah Gagal, AS Kirim Robot Penjelajah ke Bulan, Ini Misinya
Pernah gagal, bukan berarti membuat Amerika Serikat (AS) kapok untuk mengirim robot penjelajah ke Bulan.

Pernah gagal, bukan berarti membuat Amerika Serikat (AS) kapok untuk mengirim robot penjelajah ke Bulan.

Tak Kapok Setelah Gagal, AS Kirim Robot Penjelajah ke Bulan, Ini Misinya
Sebuah pesawat luar angkasa AS yang mencoba melakukan pendaratan di bulan, telah lepas landas pada Kamis pagi dari Kennedy Space Center di Florida.
Ini merupakan upaya kedua yang dipimpin sektor swasta tahun setelah yang pertama berakhir dengan kegagalan.

Intuitive Machines, perusahaan yang memimpin misi "IM-1" di Houston, berharap menjadi entitas non-pemerintah pertama yang mencapai dan menaruh pendarat di Bulan.
Pendarat Nova-C berbentuk heksagonal bernama "Odysseus" diluncurkan di atas roket SpaceX Falcon 9 tak lama setelah pukul 01.00 waktu setempat (06.00 GMT).

IM-1 seharusnya diluncurkan pada hari Rabu, tetapi peluncurannya ditunda setelah SpaceX menemukan suhu yang tidak normal saat mencoba mengisi bahan bakar pendarat tersebut.
Badan antariksa NASA mengonfirmasi bahwa pendarat telah berhasil lepas landas.
“Dikonfirmasi: Pendarat Nova-C telah terpisah dan melanjutkan perjalanannya ke Bulan,” tulis NASA di platform media sosial X.

Pendarat ini memiliki mesin metana cair dan oksigen tipe baru yang sangat dingin sehingga memberikan kekuatan untuk mencapai tujuannya dengan cepat, menghindari paparan berkepanjangan terhadap wilayah radiasi tinggi di sekitar bumi yang dikenal sebagai sabuk Van Allen.
Trent Martin dari Intuitive Machine mengatakan kepada wartawan minggu ini bahwa “peluang untuk mengembalikan Amerika Serikat ke Bulan untuk pertama kalinya sejak tahun 1972 adalah suatu prestasi teknik yang menuntut rasa lapar untuk melakukan eksplorasi.”Meskipun ada penundaan, pesawat tersebut masih akan mencapai lokasi pendaratannya Malapert A pada tanggal 22 Februari, sebuah kawah tumbukan 300 kilometer (180 mil) dari kutub selatan.

NASA berharap pada akhirnya dapat membangun keberadaan jangka panjang dan memanen es di sana untuk air minum dan bahan bakar roket di bawah Artemis, program andalannya dari Bulan ke Mars.
NASA membayar Intuitive Machines USD118 juta untuk mengirimkan perangkat keras sains guna lebih memahami dan memitigasi risiko lingkungan bagi para astronot, yang pertama dijadwalkan untuk mendarat paling cepat pada tahun 2026.
