Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Studi GfK: Bagaimana Konsumen Indonesia Beradaptasi dengan Kebiasaan Baru

Studi GfK: Bagaimana Konsumen Indonesia Beradaptasi dengan Kebiasaan Baru Ilustrasi belanja online. ©shutterstock.com/mama_mia

Merdeka.com - Kala pandemi Covid-19 merebak, kegiatan lebih banyak dilakukan di rumah. Kegiatan bekerja dari rumah atau work from home (WfH), belajar di rumah, beribadah di rumah, dan sebagainya dilakukan saat pemerintah melakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Pada kondisi demikian, kegiatan belanja pun terpaksa dilalukan dari rumah. Tak heran, kegiatan online pun masif dilakukan. Penelitian Consumer Pulse GfK menyebutkan selama pandemik sekitar 40 persen konsumen Indonesia yang menjadi responden menyatakan mereka lebih menyukai melakukan pembelian secara online.

Kategori produk yang akan dibeli secara online adalah peralatan rumah tangga besar atau major home appliances (39 persen) dan peralatan rumah tangga kecil atau small home appliances (45 persen).

Masih banyak hasil menarik lainnya dari penelitian tersebut. Berikut opini Karthik Venkatakrishnan, Regional Director Market and Consumer Intelligence Asia Pacific GfK, yang berjudul "Bagaimana Konsumen Indonesia Beradaptasi dengan Kebiasaan Baru", yang kami kutip seutuhnya untuk Anda:

Pada bulan Juni, Indonesia mulai beradaptasi dengan kebiasaan baru sebagai langkah melonggarkan pembatasan sosial secara bertahap yang sebelumnya diterapkan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Meskipun banyak masyarakat telah menjalankan kembali kehidupan mereka di luar rumah, beberapa tetap meneruskan untuk tinggal di rumah. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan salah satu negara yang paling terdampak pandemi ini di kawasan Asia Tenggara.

Indonesia tidak hanya mengalami peningkatan kasus baru, tetapi juga berada di bawah tekanan untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan angka pengangguran, terutama setelah membukukan laju pertumbuhan ekonomi terlemah sejak tahun 2001. Banyak kegiatan perlu dilakukan untuk mendorong perdagangan dan konsumsi di Indonesia agar bisa keluar dari krisis ini.

Alokasi belanja konsumen Indonesia di kategori produk kesehatan dapat menandakan seberapa baik ekonomi Indonesia bergerak pasca krisis COVID-19. Untuk itu, penelitian Consumer Pulse GfK - yang berlangsung sejak Maret hingga Juli 2020 - telah melacak bagaimana gaya hidup dan perilaku konsumsi masyarakat Indonesia telah berevolusi di tengah pandemi.

Langkah Hati-hati Beradaptasi dengan Kebiasaan Baru

Jauh sebelum Covid-19 merebak, Indonesia menjadi pasar dengan pertumbuhan pesat untuk perdagangan online (e-commerce). Peningkatan penetrasi internet, penggunaan smartphone, dan pertumbuhan kelas menengah yang telah menciptakan peluang besar bagi consumer brand, teknologi, dan perusahaan media di saluran penjualan online.

Covid-19 semakin memperkuat tren ini; lebih banyak orang berdiam diri dirumah dan lebih sering menggunakan perangkat seluler mereka, sedangkan pemilik bisnis tertentu perlu menutup toko offline mereka selama lockdown diterapkan.

Penelitian Consumer Pulse GfK kami menunjukkan hal tersebut. Selama pandemik, sekitar 40 persen konsumen Indonesia yang terlibat dalam penelitian ini menyatakan bahwa saat ini mereka lebih menyukai melakukan pembelian secara online. Kategori produk yang akan dibeli secara online adalah peralatan rumah tangga besar atau major home appliances (39 persen) dan peralatan rumah tangga kecil atau small home appliances (45 persen).

Yang menarik, konsumen Indonesia memiliki rencana berbeda untuk membeli produk-produk IT, dengan 39 persen dari mereka memiliki niat yang sama untuk membeli secara online dan offline. Sikap ini tercermin dari pembelian smartphone, dengan 38 persen menyatakan preferensi mereka melakukan pembelian secara online dan offline.

Meskipun secara umum ada pergeseran ke pembelian online, beberapa orang Indonesia tetap memilih untuk menunda membeli yang mereka inginkan, sampai krisis berakhir -- ini termasuk semua kategori produk yang disebutkan di atas.

Ekonomi Indonesia Turun, namun Belum Selesai

pertumbuhan ekonomi indonesia

©2019 Liputan6.com/Herman Zakharia

Pada Juni, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) mencatat bahwa lebih dari 6 juta orang Indonesia kehilangan pekerjaan mereka selama pandemik, dan lebih banyak yang akan diberhentikan pada bulan Agustus.

Dapat dipahami, situasi ekonomi ini menjadi perhatian bagi masyarakat Indonesia, dengan 34 persen dari responden di survei kami menyatakan bahwa akan sulit mencari pekerjaan setelah krisis. Banyak juga yang menunda pergerakan karir mereka dan fokus kepada peran mereka saat ini, sedangkan 53 persen responden memutuskan untuk menghemat lebih banyak uang dan menginvestasikan ke emas, saham, dan reksadana.

Terlepas dari pandangan ini, masyarakat Indonesia masih memiliki pandangan positif terhadap situasi ekonomi masa depan. Pada kenyataannya, masyarakat Indonesia adalah yang paling optimis terhadap kondisi keuangan mereka dibandingkan dengan negara lain yang kami survey di Asia dan di Timur Tengah -- percaya bahwa keadaan ekonomi nasional akan membaik setelah satu tahun dan keuangan keluarga mereka akan meningkat. Juga, merek ‘penantang’ di Indonesia -- khususnya merek lokal -- mempunyai alasan-alasan untuk tetap positif.

Studi kami menemukan bahwa selama pandemik, hampir sepertiga konsumen Indonesia bersedia mencoba merek baru sebagai alternatif jika merek yang biasa mereka gunakan habis di pasaran. Survei ini juga menyoroti tren bahwa konsumen turut membantu pemulihan ekonomi, dengan 73 persen responden mengatakan bahwa mereka mempertimbangkan untuk membeli barang dalam negeri untuk mendukung perusahaan lokal.

Memikirkan Kembali Normalitas Ritel

protokol kesehatan di pusat perbelanjaan

©Liputan6.com/Johan Tallo

Dampak pandemi Covid-19 pada mata pencaharian dan perilaku sosial budaya di seluruh dunia tidak dapat diprediksi. Ini adalah salah satu situasi darurat kesehatan terbesar untuk banyak orang semasa hidup mereka. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa banyak konsumen akan membelanjakan lebih sedikit dan menabung lebih banyak, untuk masa depan yang masih belum dapat dipastikan. 

Namun, pemulihan ekonomi secara keseluruhan tidak akan terjadi selama konsumsi masih dalam tekanan, terutama di Indonesia, di mana besarnya pasar konsumen menjadikannya sebagai faktor pendukung dalam kinerja ekonomi negara.

Berita baiknya, banyak orang Indonesia tetap optimis tentang kondisi ekonomi di masa mendatang; sinyal jangka panjang menunjukkan bahwa konsumen akan melakukan pembelian saat situasi membaik, yang mana banyak responden percaya bahwa perbaikan situasi pasti terjadi. Bahkan dalam bidang ketenagakerjaan, sebanyak 28 persen responden masih mencari lebih banyak peluang dan memanfaatkan peluang untuk memulai bisnis mereka sendiri

Secara keseluruhan, penelitian kami menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia -- untuk saat ini -- sangat menjaga kondisi keuangan mereka, kontraksi ekonomi yang terjadi saat ini hanyalah gangguan sementara di tengah pertumbuhan sektor konsumen.

Sementara itu, saat konsumsi meningkat, perusahaan harus mengerti bahwa sektor ritel Indonesia akan memiliki kenormalan baru sendiri. Seperti yang diperlihatkan oleh penelitian kami, semakin banyak konsumen yang mengembangkan saluran penjualan online, dan sebagai alternatif, merek penantang semakin populer selama krisis.

Ini berarti sektor ritel akan berkembang di masa depan dan akan terjadi, yang mana merek perlu meningkatkan visibilitas online mereka dan terus mengawasi para pesaing baru yang muncul. Memantau pasar melalui penelitian dapat membantu merek-merek mengoptimalkan posisi mereka di pasar dan memahami konsumen mereka lebih baik lagi.

(mdk/sya)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Unggul dari yang Lain, Riset INDEF Sebut 50% UMKM Pilih Shopee untuk Berjualan Online

Unggul dari yang Lain, Riset INDEF Sebut 50% UMKM Pilih Shopee untuk Berjualan Online

50% UMKM atau lebih dari setengah total responden memilih Shopee sebagai platform utama.

Baca Selengkapnya
4 Modus Penipuan Online yang Wajib Diwaspadai, Yuk Kenali Saluran Informasi dan Kanal Komunikasi Resmi Blibli

4 Modus Penipuan Online yang Wajib Diwaspadai, Yuk Kenali Saluran Informasi dan Kanal Komunikasi Resmi Blibli

Blibli mengajak masyarakat lebih waspada dengan mengenali saluran informasi dan kanal komunikasi resmi Blibli.

Baca Selengkapnya
Pengguna Internet di Indonesia 2024 Mencapai 221 Juta

Pengguna Internet di Indonesia 2024 Mencapai 221 Juta

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis hasil survey internet Indonesia 2024.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ingin Mengembangkan Bisnis Online? Yuk, Kenali 5 Jenis Iklan Digital Favorit!

Ingin Mengembangkan Bisnis Online? Yuk, Kenali 5 Jenis Iklan Digital Favorit!

Yuk, ketahui beberapa jenis iklan yang bisa dilakukan melalui platform digital.

Baca Selengkapnya
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024

Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024

penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya
Warga Indonesia Beli Gula & Kopi Jalan Kaki ke Malaysia, Prajurit TNI Langsung Memeriksanya 'Lain kali belanja di Indonesia Ya'

Warga Indonesia Beli Gula & Kopi Jalan Kaki ke Malaysia, Prajurit TNI Langsung Memeriksanya 'Lain kali belanja di Indonesia Ya'

Masyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.

Baca Selengkapnya
Menkominfo: 92 Persen Kebisingan di Ruang Digital Ulah Buzzer

Menkominfo: 92 Persen Kebisingan di Ruang Digital Ulah Buzzer

Bahkan Menkominfo menyebut situasi ruang digital lebih baik dibandingkan pada 2019.

Baca Selengkapnya
Pedagang Pasar Kranggan Ngeluh Kemunculan e-Commerce, Ganjar: Nanti Kita Ajari Cara Jualan Online Ya

Pedagang Pasar Kranggan Ngeluh Kemunculan e-Commerce, Ganjar: Nanti Kita Ajari Cara Jualan Online Ya

Jika terpilih sebagai presiden dia akan coba mengatur bagaimana kehadiran e-commerce tidak mematikan usaha pedagang konvensional.

Baca Selengkapnya
YLKI Ungkap OJK Paling Banyak Diadukan Konsumen, Ini Alasannya

YLKI Ungkap OJK Paling Banyak Diadukan Konsumen, Ini Alasannya

Jumlah pengaduan konsumen terkait sektor jasa keuangan yang diterima YLKI mencapai 38,20 persen pada 2023.

Baca Selengkapnya