Stakeholder lokal harus bersatu lawan Whatsapp cs
Merdeka.com - Operator seluler meminta pemangku kepentingan (stakeholder) pada industri telekomunikasi bersatu melawan kekuatan Over The Top (OTT) seperti Google, Microsoft, Apple, Yahoo, Facebook, Research In Motion. Hal ini untuk menghindari semakin besarnya devisa Indonesia lari ke luar negeri.
OTT saat ini telah menjadikan Indonesia sebagai pasar bisnis terbesar sejalan dengan tingginya angka pengguna layanan social media di tanah air. Pelanggan telekomunikasi seluler lebih mudah dan cepat mengakses internet, condong beralih ke layanan messaging yang disediakan OTT seperti Whatsapp, BlackBerry Messenger, Skype, Line, Yahoo Messenger, Gtalk, Facebook dan Twitter. Alhasil banyak uang devisa yang mengalir ke luar negeri karena kebanyakan OTT berbasis di luar negeri.
Untuk mengatasinya perlu dibangun sinergi stakeholder dalam negeri untuk membangun OTT lokal. Untuk mengatasi kekuatan OTT global harus melalui persiapan ekosistem yaitu dari tiga sisi yaitu device, network dan aplikasi.
Sampai saat ini belum ada OTT lokal yang mampu eksis dan bersaing dengan OTT lokal. Sehingga konsumen Indonesia pun terpaksa harus menggunakan OTT luar negeri.
"Perlu dibuat ekosistem yang menumbuhkan industri kreatif, mengedepankan persaingan yang sehat, agar OTT bisa menjadi tuan rumah di dalam negeri sendiri," tegas Alex.J. Sinaga, Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Indonesia (ATSI) saat berbicara pada Diskusi Akhir Tahun 2012, bertajuk "OTT Friend or Foe?", di Jakarta Senin (17/12).
Berdasarkan data Proyeksi Informa WCIS, Q-IV 2012, pada tahun 2012 devisa dari Indonesia yang keluar ke perusahaan OTT global seperti Facebook saja diperkirakan mencapai 252 juta dolar AS, belum termasuk dari layanan sosial media lainnya.
Hal tersebut cukup ironis mengingat OTT tersebut sesungguhnya dibesarkan oleh operator sendiri karena menggunakan jaringan dan pelanggan mereka. Sedangkan pendapatan operator dari segmen voice dan SMS jadi tergerus karena sebagian pelanggan lebih mengutamakan komunikasi via OTT messenger.
(mdk/ikh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Daftar HP yang Tak Lagi Bisa Pakai WA di 2024
Berikut adalah daftar smartphone yang tidak dapat mengakses WhatsApp pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaLakukan Perombakan Skuad, PSMS Medan Umumkan Sejumlah Rekrutan Baru
Selain 6 pemain lokal, PSMS Medan juga datangkan 2 pemain asing anyar.
Baca SelengkapnyaLagi, Snapchat Pecat 500 Karyawan Awal 2024
Kabar ini pun langsung membuat saham pengelola platform Snapchat turun hampir 3 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Vidio Merebut Kembali Posisi Sebagai OTT dengan Jumlah Subscriber Terbanyak di Indonesia
Vidio berhasil mengalahkan platform OTT global dan regional
Baca Selengkapnya72 Persen Penggunaan Pinjaman Online Dimanfaatkan untuk Peningkatan Kualitas Hidup
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca SelengkapnyaTikTok Kuasai E-commerce Lokal, Istilah Hilirisasi Digital Dinilai Ambigu
Konsep hilirisasi digital dinilai tidak relevan dengan kenyataan di lapangan.
Baca SelengkapnyaMasih Ada Fasilitas Transaksi di Media Sosial TikTok, Kemenkop UKM Sebut Ada Pelanggaran
Masa transisi atau uji coba yang diberikan Kementerian Perdagangan kepada Tiktok untuk migrasi ke platform eCommerce Tokopedia tidak ada dalam aturan.
Baca SelengkapnyaWarga Indonesia Beli Gula & Kopi Jalan Kaki ke Malaysia, Prajurit TNI Langsung Memeriksanya 'Lain kali belanja di Indonesia Ya'
Masyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaJadi Satu-satunya di Indonesia, Layanan Customer BCA Dapat Pengakuan Skala Internasional
Selain kenyamanan bertransaksi, BCA juga dinilai memiliki kemampuan sumber daya manusia yang andal, yang selalu ditingkatkan melalui berbagai program.
Baca Selengkapnya