Merdeka.com - Mulai tanggal 1 Juni depan ini, RIM memastikan akan <a title="merumahkan 2000 pekerjanya'" href="http://www.merdeka.com/teknologi/rumor-rim-akan-merumahkan-2000-pekerjanya-sekali-lagi.html">merumahkan 2000 pekerjanya'</a> dan kemarin (29/05), RIM baru saja ditinggalkan oleh kepala divisi legalitas Karima Bawa. Setelah <a title="Karima Bawa mengundurkan diri'" href="http://www.merdeka.com/teknologi/akhir-langkah-rim-dan-blackberry-di-dunia-mobile.html">Karima Bawa mengundurkan diri'</a>, maka dipastikan RIM tidak mempunyai seseorang yang mengurusi masalah hukum dan hak ciptanya lagi.

Untuk mengisi kekosongan divisi pentingnya tersebut, RIM langsung bergerak cepat dengan merekrut beberapa bankir dari J.P Morgan Securities dan RBC Capital Markets untuk mengurusi masalah yang biasa ditangani oleh Karima Bawa. Menurut Hosted.Ap.org, nantinya semua hal yang berhubungan dengan lisensi, software, dan perpajakan akan ditangani sepenuhnya oleh team barunya ini.

Dari perekrutan dan pembentukan team ini, CEO RIM Thorsten Heins tidak menyebutkan mengenai penjualan perusahaan atau sejenisnya. Menurut beberapa pakar, RIM kini tengah diambang kebangkrutan, namun sampai sekarang tidak ada satu perusahaan besar yang mencoba mendekati RIM untuk mengakuisisinya. Sampai akhir bulan ini saja, saham RIM merosot sampai 7 %.

Sesuai dengan yang dikabarkan oleh pakar analisis di NPD Group, dari tahun 2009 sampai akhir 2011, saham RIM yang semula berada di kisaran 44% merosot turun mencapai 10% saja. Walaupun, sampai akhir tahun ini RIM boleh dikatakan masih dapat survive, namun dengan gempuran kompetitornya seperti Google, HTC, Nokia, Apple, Samsung, maka untuk mengarungi dunia smartphone ini, RIM harus melangkah dengan sedikit terseok dan melambat.

Menurut News.Yahoo.com, tahun lalu, memang telah terjadi pembicaraan antara Amazon, Microsoft, dengan RIM yang waktu itu diwakili oleh Mike Lazaridis dan Jim Balsillie, mengenai pengakuisisian perusahaan pencipta produk bernama BlackBerry ini, namun sampai sekarang pembicaraan tersebut terkesan berhenti dan tidak ada tindak lanjutnya lagi. Sampai sekarang ini, RIM mencoba mensejajarkan produknya dengan produk-produk unggulan milik Apple, Google, Nokia, atau Samsung.

RIM mencoba memproduksi sebuah produk yang dilengkapi dengan teknologi touchscreen karena kebanyakan produk-produk handset yang beredar sekarang ini memiliki teknologi tersebut dan telah meninggalkan penggunaan keypad. RIM juga mencoba mengambil langkah yang dilakukan Nokia dengan meninggalkan tradisi keypad di produk-produknya. RIM berharap dengan diluncurkannya BlackBerry 10 di akhir tahun ini, dapat mendongkrak kesuksesan perusahaan ini sekali lagi.