Merdeka.com - Seiring dengan bertambah banyaknya dukungan terhadap band punk wanita Pussy Riot yang ditahan pihak kepolisian Rusia atas lagu kritikan yang ditujukan kepada Presiden Vladimir Putin, kelompok hacktivist Anonymous juga tidak tinggal diam. Mereka langsung menyerang situs resmi pengadilan Rusia.

Sesaat setelah tiga anggota Pussy Riot resmi menjadi tahanan dengan hukuman 2 tahun penjara, dukungan terhadap grup band ini terus mengalir dari berbagai negara. Salah satunya berasal dari hacktivist Anonymous 'cabang' Rusia. Mereka berhasil melakukan aksi peretasan website pengadilan Rusia sebagai protes kepada pemerintah yang sewenang-wenang menahan anggota Pussy Riot.

Sayangnya, peretasan tersebut hanya berlangsung setengah hari saja. Kini situs pengadilan resmi Rusia tersebut telah dapat diakses kembali.

Tidak hanya publik biasa dan hacktivist Anonymous saja, Madonna dan Paul McCartney juga mengecam tindakan represif pihak kepolisian Rusia tersebut.