Piala Dunia 2014, ladang menguntungkan bagi para penjahat online
Merdeka.com - Gegap gempita perhelatan Piala Dunia 2014 di Brasil ternyata tidak hanya dinantikan dan diminati oleh para pecinta sepakbola di seluruh dunia, namun juga menjadi momen yang paling ditunggu oleh para penjahat online.
Bukan satu hal yang aneh apabila Piala Dunia 2014 ini menjadi magnet tersendiri bagi banyak orang. Bagi yang mampu dan berduit, mereka akan datang secara langsung ke Brasil untuk mendukung salah satu tim yang berlaga dan bagi yang tidak dapat menyaksikannya melalui layar kaca televisi atau juga mengikuti informasinya melalui internet.
Namun menurut penelitian, seperti dikutip dari The Hack News (16/06), ternyata para cyber criminal juga menantikan perhelatan Piala Dunia karena dalam ajang ini, mereka dapat menyebarkan serangan dan mendapatkan keuntungan yang berlimpah.
Serangan tersebut berupa penyebaran malware, Trojan dan virus untuk perangkat komputer juga mobile. Modus operandinya melalui jebakan link serta iming-iming hadiah bagi para penikmat bola yang ingin mendapatkan informasi atau juga menonton pertandingan di internet secara streaming.
Mayoritas penyebaran serangan dari para penjahat online tersebut ada di jejaring sosial baik Facebook atau juga Twitter, dengan kemasan yang sangat menarik dan tidak mencurigakan sehingga banyak orang akan tertipu kemudian mengakses link yang telah diberikan.
Ada 3 macam penyebaran serangan yang dilakukan oleh para cyber criminal tersebut.
Untuk itu disarankan agar tidak secara cepat dan langsung percaya akan pancingan-pancingan para cyber criminal tersebut.
(mdk/das)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dunia digital yang semakin terkoneksi telah membuka pintu bagi kejahatan siber yang berkembang pesat.
Baca SelengkapnyaMenjelang lebaran, penipuan marak terjadi. Waspadalah!
Baca SelengkapnyaRibuan website yang diblokir itu dari 2.278 perkara judi online ditangani Polri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Padahal, penegak hukum sudah berulang kali membongkar praktik kejahatan siber ini. Lalu kenapa masih tumbuh subur?
Baca SelengkapnyaPrabowo mengingatkan, pengadaan teknologi bukan menjadi kunci. Karena yang terpenting adalah SDM.
Baca SelengkapnyaKorban atas dugaan tindak pidana kekerasan dan penganiayaan sudah lapor.
Baca SelengkapnyaBerikut momen keseruan pensiunan Jenderal Polisi ajak cucu ke tempat bermain.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca SelengkapnyaMencegah pencurian data pribadi dengan meningkatkan pengamanan mulai dari gadget sendiri.
Baca Selengkapnya