Merdeka.com - Konsep smart city saat ini memang sedang digaungkan oleh beberapa pemerintah daerah di Indonesia. Kehadiran smart city, diharapkan dapat memberikan dampak nyata terhadap pertumbuhan ekonomi di daerahnya.

Meski begitu, konsep smart city saat ini masih berlandaskan kebutuhan masing-masing daerah. Sehingga hal itu ditakutkan kelak akan menimbulkan ketimpangan.

"Meskipun saat ini konsep smart city masih sendiri-sendiri diharapkan pemerintah memiliki grand desain untuk menetapkan bagaimana seharusnya smart city itu. Karena masing-masing daerah punya konsep sendiri-sendiri akhirnya gak bisa terintegrasi. Kota ini maju, kota satunya ketinggalan karena konsepnya berbeda-beda," ujar Country Presiden Schneider Indonesia, Riyanto Mashan di Jakarta, Selasa (09/06).

Grand desain secara nasional, lanjutnya, diperlukan sebagai standarisasi implementasi smart city di Indonesia.

"Saya rasa pemerintah harus memiliki grand desain smart city secara nasional. Jadi bakal ada patokan. Ini loh minimum yang harus dilakukan dalam penerapan smart city. Selebihnya, biar masing-masing daerah yang improvisasi," terangnya.

Dia pun sependapat jika ada daerah yang lebih maju menggunakan smart city, bakal ditiru oleh pemerintah daerah lain. Namun persoalannya, apakah hal itu baik dan efektif. Masalahnya, kata dia, kebutuhan antar daerah berbeda-beda.

"Belum tentu juga misalnya grand desain smart city Jakarta dipakai di Palangkaraya cocok. Bisa saja, grand desainnya terlalu canggih. Itu tergantung dari setiap kepala daerahnya. Nah, tapi standarisasi juga perlu agar ada patokan dari pemerintah pusat untuk diterapkan di setiap daerah," katanya.

Kendati demikian, dirinya juga tidak mengetahui jelas jika di luar negeri juga memiliki grand desain smart city secara nasional.

"Saya kurang tahu juga apakah di negara maju membuat semacam grand desain sendiri untuk smart city. Kalau kita lihat memang sendiri-sendiri. Tapi, kalau menurut pendapat saya pribadi itu perlu," ungkap pria berkacamata itu.