Perangi diskriminasi, Tutlub hadir lindungi kaum Muslim
Merdeka.com - Sosial media adalah tempat di mana kita bisa bebas berekspresi sesuai dengan kepribadian kita. Namun sosial media tidak akan pernah bebas dari cercaan tidak bertanggung jawab yang menyangkut suku, agama dan ras.
Dari keresahan ini, Yusuf Hassan, entrepreneur teknologi berkebangsaan Nigeria yang bermukim di Inggris, menciptakan Tutlub. Tutlub adalah jejaring sosial yang didesain sebagai 'tempat berlindung' bagi kaum Muslim. Tutlub pun muncul tepat di tengah-tengah tingginya reaksi penolakan dunia terhadap Muslim.
Agama memang adalah salah satu objek yang jadi objek cercaan online. Terlebih lagi pandangan dunia akan stereotip salah satu agama, tidak akan lepas dari apa yang terjadi di sosial media.
Pasca krisis pengungsi Syria dan serangan teroris di Paris, pandangan dunia terhadap Muslim makin buruk. bahkan calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahkan menyarankan untuk melarang Muslim untuk masuk Amerika Serikat. Reaksi dunia pun beragam, salah satunya pernyataan Mark Zuckerberg selaku CEO Facebook, yang akan selalu mempersilakan Muslim di jejaring sosialnya. Namun tak ada jaminan bagi para Muslim untuk merasa aman di jejaring sosial Facebook.
Tutlub ditujukan sebagai tempat bagi orang Muslim untuk berdiskusi tentang agama, mencari petunjuk soal agama, serta membaca konten-konten soal Islam. Hassan sendiri juga akan memantau websitenya untuk memonitor propaganda yang mungkin masuk ke dalamnya.
Tutlub sendiri tidak terlalu berbeda dengan jejaring sosial lainnya, di mana terdapat profile dengan foto dan bio pendek untuk memperkenalkan diri. namun yang menarik dari tutlub adalah home feed, di mana home feed Tutlub digunakan untuk berdoa. Dengan ini pengguna Tutlub akan melihat semua doa dari orang-orang yang dia follow. Tombol 'Amin' juga tersedia untuk ikut mengamini doa tersebut.
Di tengah pergerakan Muslim untuk melawan stereotip, sosial media menjadi tempat yang potensial untuk mengubah persepsi tersebut. Tutlub pun hadir demi terhindarnya kaum Muslim dari cercaan online dan kebebasan berdiskusi soal agama tanpa ada yang menghakimi.
"Tujuan kami adalah untuk membantu kaum Muslim menjadi lebih baik, menunjukkan bagaimana menjadi Muslim yang baik, serta menolong kaum Muslim dari stereotip negatif," ungkap Hassan selaku pencipta Tutlub.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diskriminasi adalah Perlakuan Berbeda yang Merugikan Golongan Tertentu, Ini Penyebab dan Dampaknya
Diskriminasi sosial adalah suatu sikap membedakan secara sengaja terhadap orang atau golongan yang berhubungan latar belakang tertentu.
Baca SelengkapnyaJangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru
Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaJadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran
Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menag: Jaga Toleransi dalam Menyikapi Potensi Perbedaan 1 Ramadan
"Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan," kata Menag
Baca SelengkapnyaTasamuh Artinya Toleransi, Begini Penjelasan Manfaat, Dalil serta Contohnya dalam Islam
Tasamuh merupakan toleransi yang sangat dianjurka untuk diterapkan bagi umat Islam di kehidupan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaKisah Arek Suroboyo Sang Juragan Nasi Pecel di Amerika, Pernah Jadi Tukang Cuci Piring hingga Diludahi Orang
Pasutri ini merasakan kehidupan berat sebagai kaum minoritas. Sang istri pernah diludahi orang karena memakai jilbab
Baca SelengkapnyaPerempuan Harus Waspadai Doktrin Sesat Kelompok Radikal Intorelan
Musdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.
Baca SelengkapnyaMengenal Bahrum Rangkuti, Sosok Pengarang yang Berkecimpung di Dunia Agama Islam
Lahir dari keluarga yang taat agama, ia menjadi sosok pengarang yang juga terjun dalam dunia keagamaan.
Baca Selengkapnya'Seluruh Ajaran Agama Mengandung Nilai Kerukunan, Jangan Persoalkan Perbedaan'
Jika masyarakat telah matang dalam memandang perbedaan, maka dengan kemajemukannya dapat merespons kebutuhan sesama manusia tanpa memandang perbedaan.
Baca Selengkapnya