Merdeka.com - Ternyata ramai Piala Dunia 2018 diam-diam menjadi incaran penjahat siber. Momen ini sudah barang tentu mereka gunakan untuk menggasak duit secara virtual. Hal itu seperti yang dilaporkan oleh perusahaan software keamanan, ESET.

Dalam laporannya itu, serangan yang dilakukan adalah dengan mengirim email spam untuk menjadi daya tarik korbannya. Perlu diketahui, spam ini menyebar massif tak hanya melalui email saja. Melainkan pula melalui media sosial atau bahkan aplikasi pesan singkat.

Teknik yang dilakukan para penjahat adalah dengan melakukan social engineering. Social engineering ini sederhananya membujuk rayu calon korban agar mau mengirimkan uangnya atas nama Piala Dunia 2018. Iming-iming ini yang kemudian menjadi senjata utama mereka.

Penjahat siber mengatakan bahwa penerima pesan tersebut berhasil mendapatkan hadiah uang tunai dalam undian yang dipegang oleh mitra resmi dan sponsor, seperti Visa, Coca-Cola dan Microsoft, serta FIFA sendiri. Setelah para korban menanggapi email tersebut, mereka biasanya diyakinkan agar membayar biaya untuk bisa mendapatkan hadiah.

"Pesan seperti itu dikirim atas nama FIFA, yang biasanya dari alamat domain yang baru terdaftar. Tujuan dari skema tersebut, untuk memperbarui basis data email serta mendistribusikan lebih banyak spam," tulis pihak ESET dalam keterangannya, Senin (11/6).

Menurut ESET, email semacam ini terutama ditujukan untuk mengambil data pengguna termasuk keuangan, dengan tambahan bisa memperoleh uang receh dari transfer.

Pesan semacam itu juga dapat berisi lampiran jahat, misalnya, program Trojan-Banker atau mungkin ancaman lainnya, baik dari kelompok penjahat siber yang sama atau dari penipu lain yang dapat membeli daftar alamat email aktif dari rekan-rekan mereka.