Pasca Invasi Gaza, Google Disebut Lakukan Kerja Sama dengan Militer Israel, Senjata ini yang Bakal Diperkuat
Google bekerja sama dengan militer Israel untuk layanan AI setelah invasi Gaza.

Dokumen yang diperoleh oleh Washington Post mengungkapkan bahwa Google bekerja sama dengan militer Israel segera setelah invasi darat ke Jalur Gaza. Perusahaan ini berusaha mengalahkan Amazon dalam penyediaan layanan kecerdasan buatan (AI) kepada Angkatan Pertahanan Israel (IDF).
Mengutip The Verge, Kamis (23/1), setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, karyawan dari divisi cloud Google secara langsung berkolaborasi dengan IDF. Meskipun perusahaan mengklaim hanya bekerja dengan kementerian pemerintah sipil, dokumen tersebut menunjukkan adanya keterlibatan langsung dengan militer.
-
Siapa yang Google ajak kerjasama? Dalam upaya implementasinya, Google menggandeng perusahaan asal India, Salcit Technologies, yang berfokus pada AI di bidang kesehatan pernapasan.
-
Apa yang dilakukan Intel di Israel? Intel pertama kali beroperasi di Israel pada tahun 1974, dan menjadikan negara tersebut sebagai pusat pengembangan dan manufaktur Intel Corporation. Dalam hal ini, Intel juga menjadikan negara Israel sebagai pusat pengembangan dan produksi teknologi digital dan platform komputasi yang terintegrasi dan terhubung.
-
Apa senjata andalan Israel? Berikut adalah daftar senjata andalan Israel dikutip dari beragam sumber, Jumat (17/1). Senjata DaratIsrael memiliki berbagai jenis senjata darat yang dirancang untuk menghadapi ancaman di medan perang. Salah satunya adalah Merkava Tank, tank tempur utama yang dikenal dengan perlindungan lapis baja yang unggul. Merkava IV, varian terbaru, dilengkapi dengan teknologi canggih untuk bertahan dalam pertempuran modern.Selain itu, Iron Dome menjadi salah satu sistem pertahanan udara paling terkenal di dunia. Senjata ini mampu mencegat roket jarak pendek dan mortar dengan tingkat keberhasilan yang sangat tinggi. Ada juga Spike Missiles, rudal anti-tank yang dirancang untuk menyerang target dari jarak dekat hingga jauh.
-
Mengapa Israel diduga menyerang sistem GPS pesawat? Diduga, aktivitas ini berasal dari Israel Defense Forces (IDF) dengan tujuan menghambat penggunaan misil dan roket presisi oleh Hizbullah, organisasi dari Lebanon.
-
Bagaimana Israel memperkuat militernya? Omongan Israel memang sulit dipegang. Maklum, mereka dikenal sebagai salah satu negara dengan kekuatan militer yang sangat maju, terutama dalam pengembangan dan penggunaan senjata canggih. Mulai dari senjata darat, udara, laut, hingga teknologi siber, Israel terus memperkuat posisinya sebagai salah satu kekuatan militer terkemuka di dunia.
-
Dimana AI Google digunakan? Teknologi ini dirancang agar dapat digunakan di ponsel pintar, terutama di wilayah pedesaan yang memiliki akses terbatas terhadap layanan kesehatan.
Permintaan Akses Teknologi AI oleh IDF
Beberapa minggu setelah konflik dimulai, seorang karyawan di divisi cloud Google meningkatkan permintaan IDF untuk akses ke teknologi AI perusahaan. Dalam dokumen lain, seorang karyawan memperingatkan bahwa Google harus segera menanggapi permintaan militer, atau Israel akan beralih ke Amazon untuk kebutuhan komputasi awannya.
Dalam dokumen yang dikeluarkan pada November 2023, seorang karyawan mengucapkan terima kasih kepada rekannya yang menangani permintaan IDF. Beberapa bulan kemudian, karyawan kembali meminta akses tambahan ke alat AI untuk IDF, menunjukkan adanya kebutuhan mendesak dari pihak militer.
Tindakan Google Terhadap Karyawan yang Protes
Sementara itu, Google mengambil tindakan tegas terhadap karyawan yang memprotes Project Nimbus, kontrak senilai $1,2 miliar untuk layanan komputasi awan yang melibatkan Google dan Amazon. Perusahaan memecat 28 karyawan yang melakukan protes duduk di kantor Google di New York dan California, beberapa di antaranya juga ditangkap selama demonstrasi.
Google mengklaim bahwa mereka tidak bekerja sama dengan militer Israel. Anna Kowalczyk, manajer komunikasi eksternal untuk Google Cloud, menyatakan, “Kami telah sangat jelas bahwa kontrak Nimbus adalah untuk beban kerja yang berjalan di awan komersial kami oleh kementerian pemerintah Israel, yang setuju untuk mematuhi Ketentuan Layanan dan Kebijakan Penggunaan yang Dapat Diterima.”
Pernyataan Google Mengenai Kerjasama Militer
Kowalczyk juga menekankan, “Pekerjaan ini tidak diarahkan pada beban kerja yang sangat sensitif, rahasia, atau militer yang relevan dengan senjata atau layanan intelijen.” Pernyataan ini menunjukkan upaya Google untuk memisahkan diri dari keterlibatan langsung dengan kegiatan militer meskipun bukti dokumen menunjukkan sebaliknya.
Hingga saat ini, Google belum memberikan tanggapan resmi terhadap permintaan komentar dari media mengenai isu ini. Kerjasama antara perusahaan teknologi besar dan militer menjadi sorotan, terutama dalam konteks konflik yang sedang berlangsung di Gaza.