Operator yang rugi, kembalikan frekuensi dan jadi MVNO
Merdeka.com - Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) mengakui meski industri telekomunikasi masih menjanjikan dengan perputaran uang yang mencapai ratusan triliun rupiah dan pendapatan negara bukan pajak sampai belasan triliun rupiah, namun tetap ada saja operator yang merugi.
“Kita tentu saja kita tidak menutup mata akan adanya penyelenggara jaringan yang merugi. Kedepan kita perlu melakukan terobosan dengan menggalakan MVNO,” ujar anggota BRTI M. Ridwan Effedi kepada merdeka.com, Senin (20/1).
Menurut dia, bagi para penyelenggara jaringan yang tidak kuat lagi menanggung biaya operasional, terutama yang berkaitan dengan frekuensi, silakan mengembalikan alokasi frekuensinya ke negara.
“Cukuplah dia menjadi MVNO saja. Dengan demikian, hak berusahanya tetap dihormati, dan bebannya dikurangi,” kata Ridwan.
Anggota BRTI Nonot Harsono malah menyarankan agar Tri menjadi MNO saja dengan menyewa jaringan milik Indosat atau operator lainnya, sehingga frekuensi yang ada bisa dioptimalkan.
Nonot malah menantang pengusaha sekaligus pemilik klub Inter Milan Erick Tohir untuk membeli infrastruktur Tri dan Indosat untuk kemudian disewakan ke operator tersebut.
"Saya kira itu malah lebih baik, sehingga infrastruktur yang ada bia optimal digunakan, mengingat sekitar 40 persen infrastruktur telekomunikasi tidak dimanfaatkan," katanya.
Menurut dia, bila Erick Thohir paham dan Qatar pintar, maka hal itu diyakini bisa meminimalkan capex (capital expenditure) dan menggantinya dengan opex (operational expenditure).
Seperti diketahui, Tri mendapatkan investor yang bagus dan dibuktikan dengan pembangunan BTS dan serat optik yang cukup signifikan. Saat ini, Tri memiliki 30 ribu BTS yang mana 14 ribu di antaranya BTS 3G (NodeB). Operator yang 35 persen dimiliki Erick Thohir itu juga mengaku telah memiliki 16 ribu serat optik.
Nonot mengatakan infrastruktur yang luar biasa itu sayang bila hanya memiliki pelanggan yang kecil, sehingga penggunaan infrastruktur bersama mungkin bisa dilakukan.
(mdk/hwa)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
5 Negara dengan Harga Internet 1GB Paling Mahal di Dunia, Ada yang Sampai Lebih Rp 600 Ribu
Masih ada operator seluler di negara-negara tertentu di dunia yang menjual paket internetnya begitu mahal.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Minta Operator Seluler Jual Kecepatan Internet Minimal 100 Mbps, Begini Respons Telkomsel
Gara-gara kecepatan internet Indonesia masih kalah dengan negara tetangga, Menkominfo mau buat regulasi khusus.
Baca SelengkapnyaDemi Perluas Pasar, Perusahaan Internet ini Terapkan Sertifikasi ISO
Ini dilakukan demi memastikan perbaikan kualitas layanan dan keberlanjutan perusahaaan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perusahaan GPS Ini Umumkan Ekspansi Layanan ke IKN
Fokus utama layanan IOTF di IKN adalah pada instalasi dan perbaikan.
Baca SelengkapnyaTernyata, Kenaikan PPN 12 Persen Jadi Tertinggi di Asia Tenggara
Kenaikan PPN dengan menggunakan single tarif dapat menyebabkan semakin menurunnya daya saing industri.
Baca SelengkapnyaJalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak
Saat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca SelengkapnyaInternet Operator Seluler Ini Disebut OpenSignal Paling Unggul Dibandingkan Kompetitornya
Opensignal baru saja merilis pengalaman jaringan seluler di Indonesia per Desember 2023.
Baca SelengkapnyaBAKTI Bakal Kerahkan Satelit Internet ke 80 Ribu Lokasi TPS di Wilayah 3T
BAKTI Kementerian Kominfo menerima usulan sekitar 80.000 titik penyediaan akses internet dari KPU.
Baca SelengkapnyaPengemudi Ojol Tak Yakin Bakal Dapat THR, Ini Alasannya
Penyedia aplikasi Ojol biasanya memberikan skema tertentu yang dianggap sebagai pengganti THR.
Baca Selengkapnya