Menteri Bambang: Penting Kuasai Big Data dan Keamanannya
Merdeka.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan pentingnya menguasai big data di era Revolusi Industri 4.0. Salah satu faktor yang yang harus diperhatikan dalam penggunaan 'big data' adalah sistem keamanan.
Sebab, semakin berkembangnya bisnis, kemungkinan terjadi jual beli data dan penyalahgunaan data juga akan semakin meningkat.
"Penggunaan 'big data' harus dibatasi dan levelnya diatur. Penggunaan 'big data' dapat menjadi senjata ampuh bagi bisnis maupun pemerintah untuk mendapatkan prediksi yang akurat mengenai banyak hal, untuk mendukung program-program nasional," kata Bambang dalam keterangan persnya, Jumat (8/11).
Lebih lanjut, Bambang berujar, sebaliknya 'big data' dapat menjadi sesuatu yang berbahaya, jika terjadi penyalahgunaan 'big data' tersebut. Saat ini penggunaan dan pemanfaatan 'big data' semakin meningkat di Indonesia, baik oleh instansi pemerintah maupun pihak swasta.
Hal ini menunjukkan kesadaran akan pentingnya penggunaan dan pemanfaatan 'big data' dalam perancangan kebijakan dan eksekusi program di berbagai sektor semakin tinggi.
"Indonesia menjadi salah satu negara yang unggul dalam memanfaatkan 'big data'. Menurut Asosiasi Big Data dan Artificial Intelligent (ABDI), pertumbuhannya bahkan mencapai 19,7 persen sejak 2018 yang digunakan di banyak sektor," ujar Menteri Bambang.
Selanjutnya dia menambahkan bahwa urgensi penggunaan 'big data' harus didukung dengan pasokan sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas, serta mampu mengolah dan mengelola ‘big data’tersebut.
Sebab, masih belum banyak orang di dunia yang mampu menguasai kemampuan sebagai analis 'big data', sehingga ‘big data’tersebut dapat bermanfaat bagi program-program strategis selanjutnya.
"Dalam mengembangkan 'big data' perlu sumber daya manusia berkualitas, yang bisa menyongsong era big data di tatanan pemerintahan. Jika data sudah terintegrasi dan dianalisis dengan benar, pemetaan masalah dan atau tantangan kedepan, bisa ditangani dengan menentukan program strategis yang tepat sasaran, sehingga menjadi efisien," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Big Data dan Artificial Intelligent (ABDI) Rudy Rusdiah mengatakan Indonesia sedang memasuki era industri 4.0 seperti Artificial Intelligence (AI) (kecerdasan buatan) dan Internet of Things (IoT).
Implementasi dari keduanya pada beberapa sector pembangunan, diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal, guna meningkatkan daya saing nasional (national competitiveness), tidak hanya di dalam negeri tetapi juga luar negeri.
"Apabila suatu perusahaan tidak menerapkan teknologi 'Artificial Intelligence (AI)' sekarang, maka kemajuan perusahaan ini akan tertinggal dengan perusahaan lainnya," ujar Rudy.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data Kuantitatif adalah Data yang Berbentuk Angka, Ini Penjelasannya
Penerapan data kuantitatif sangat luas dan memengaruhi berbagai bidang.
Baca SelengkapnyaBegini Pentingnya Keterbukaan Informasi di Era Digitalistasi, Khususnya Bisnis Perbankan
Dalam menghadapi era digitalisasi, perbankan dituntut untuk adaptif dalam memanfaatkan saluran penyampaian informasi kepada khalayak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Aiman Bakal Diperiksa Terkait Penyebaran Berita Bohong Pada 26 Januari 2024
Aiman bakal diperiksa terkait penyeberan berita bohong netralitas Polri di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMenkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca SelengkapnyaWaspada Penipuan Modus Surat Tilang dan Bukti Kirim Barang, Salah Klik Uang Ratusan Juta di Bank Bisa Hilang
Saat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.
Baca SelengkapnyaPAN: Sangat Bahaya Ada Capres Anggap Data Pertahanan Tak Perlu Dirahasiakan
PAN setuju dengan sikap tegas Prabowo yang menyatakan tidak mungkin semua kekuatan dan kelemahan sistem pertahanan nasional dibuka untuk umum.
Baca SelengkapnyaBawa Data Kinerja Pertahanan Turun, Ganjar Kritik Prabowo: Kalau Staf Bapak Mau Membantu, Silakan Naik ke Atas
Bawa Data Kinerja Pertahanan Turun, Ganjar Kritik Prabowo: Kalau Staf Bapak Mau Membantu, Silakan Naik ke Atas
Baca SelengkapnyaMenelusuri Perbedaan Perolehan Suara PSI antara C1 dan Data Sirekap
Pada 26 Februari lalu, partai yang diketuai oleh putra bungsu Presiden Jokowi itu hanya memperoleh 2.001.493 suara atau 2,68 persen.
Baca Selengkapnya