Menkominfo: Facebook harus aktif lakukan audit aplikasi selain Cambridge Analytica
Merdeka.com - Vice President (VP) Public Policy Facebook Asia Pacific, Simon Milner baru saja bertemu dengan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara. Dalam pertemuan tersebut, Simon mengatakan, lebih banyak membahas terkait dengan kelanjutan dan upaya Facebook mengenai kasus penyalahgunaan data pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica (CA).
"Kami berbicara tentang persoalan CA dan investigasi internal yang sedang kami lakukan. Kami juga membicarakan apa langkah yang kami lakukan untuk memberikan keamanan data pengguna Facebook di Indonesia," katanya di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Jakarta, Senin (7/5).
Dalam penyampaiannya itu, Menkominfo juga turut mengutarakan pendapatnya terkait pertemuan tersebut. Menteri yang akrab disapa Chief RA ini mengatakan, untuk saat ini pihak Facebook belum bisa melakukan investigasi secara mendalam. Hal itu dikarenakan CA sendiri tengah diaudit oleh otoritas Inggris. Atas hal itu, maka Facebook belum diperbolehkan untuk mengaudit CA.
"Tadi disampaikan, bahwa CA lagi diaudit bahkan bukan oleh Facebook sendiri, tetapi oleh otoritas di Inggris. Jadi untuk saat ini, Facebook harus menunggu hasil audit otoritas Inggris selesai," ungkap Rudiantara.
Meski begitu, Kemkominfo meminta agar Facebook tak hanya bersikap pasif tanpa melakukan sesuatu. Sebab, banyak kemungkinan yang tak hanya CA saja yang dicurigai melakukan 'penambangan' data pengguna Facebook saja.
Berdasarkan dari hasil penelusuran Kemkominfo, menemukan aplikasi serupa CA yakni CubeYou dan AgregateIQ. Kedua aplikasi itu, Facebook diminta untuk lakukan tindakan tegas.
"Tapi tadi saya sampaikan juga ke Facebook, tidak boleh hanya nunggu otoritas Inggris selesai, tetapi harus cari upaya lain. Karena kemungkinan lainnya gak hanya CA belakangan ada banyak. Dalam hal ini FB harus lakukan pararel," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, Facebook mengakui bahwa terdapat 87 juta data yang dimungkinkan disalahgunakan oleh CA. Dari 87 juta data yang kebobolan, sebagian besar adalah pengguna Facebook dari Amerika Serikat atau sekitar 81,6 persen data disalahgunakan. Selain Amerika Serikat, ada beberapa negara termasuk Indonesia.
Indonesia masuk urutan ketiga data yang disalahgunakan. Sekitar 1,3 persen dari 87 juta. Di atas Indonesia, ada Filipina yang kemungkinan besar penyalahgunaan data pengguna dari negeri itu sekitar 1,4 persen. Selain ketiga negara itu di antaranya Inggris, Mexico, Kanada, India, Brazil, Vietnam, dan Australia.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka tak merespons surat peringatan yang dilayangkan Kominfo kepadanya.
Baca SelengkapnyaPengguna mengeluhkan tidak bisa mengakses Instagram untuk beberapa waktu.
Baca SelengkapnyaFacebook, Instagram, dan Threads punya dampak besar bagi Mark Zuckerberg jika mengalami gangguan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Instagram telah mengambil alih TikTok sebagai aplikasi dengan unduhan terbanyak di 2023.
Baca SelengkapnyaMelalui akun Instagram @komnasanak, kabar duka ini disampaikan Komnas PA kepada pubik.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaSaat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah berita besar tentang AI besutan Meta.
Baca SelengkapnyaMencegah pencurian data pribadi dengan meningkatkan pengamanan mulai dari gadget sendiri.
Baca Selengkapnya