Mengerikan! Kumbang pinus melepas karbon hutan
Merdeka.com - Serangga adalah bagian dari hutan, tapi tidak untuk hama. Hutan di Amerika Utara pernah terserang hama dan penyakit tumbuhan lainnya. Seorang peneliti, Jeffrey Hicke, menyindir, "Saya lebih baik jadi kumbang daripada pohon." Pernyataan itu ia sampaikan sebagai wujud rasa prihatin terhadap wabah kumbang yang pernah menyerang hutan di Amerika Utara.
Hasil riset Hicke menunjukkan bahwa kumbang pinus gunung (Dendroctonus ponderosae) merupakan hama perusak pohon pinus yang berbahaya. Serangga ini termasuk kumbang kulit kayu yang sangat agresif. Ia mampu menyerang dan mematikan Pinus contorta, Pinus flexilis, Pinus albicaulis, Pinus lambertiana, dan Pinus longaeva seperti yang dilansir livescience.com, jumat (02/03/2012).
Wabah kumbang telah menyerang 30 juta lahan hutan di Amerika Barat, Inggris, Kanada, dan Kolombia. Tim riset Hicke menganalisis data dari kantor pelayanan hutan di Amerika dan kanada. Mereka menyimpulkan bahwa sejak tahun 1997 kumbang kulit kayu telah mematikan 6 miliar pohon. Dalang kerusakan hutan pinus ini adalah 63 % dari kasus kumbang pinus gunung. Melalui hasil risetnya di Universitas Idaho, Hicke mulai mengerti tentang penyebab dan akibat dari wabah ini. Hicke menggunakan survei data dan data dari satelit untuk mengukur sejauh mana wabah tersebut serta masa terjadinya.
Suhu dingin pada musim dingin bisa membunuh kumbang pinus dan kumbang kulit kayu lainnya. Kemudian pada suhu hangat mereka dapat bertahan kembali. Kesempatan itu dimanfaatkan kumbang untuk melengkapi siklus hidup dalam satu tahun bahkan lebih. Populasi kumbang meledak pada cuaca hangat setiap tahunnya dan menjadi wabah pohon. Wabah ini tidak hanya berbahaya bagi hutan, tetapi juga proses ekosistem yang kritis seperti kebakaran hutan dan sirkulasi karbon. Konservasi dan pemulihan jumlah karbon hutan sangat penting bagi mitigasi perubahan iklim. Hutan yang sehat berfungsi sebagai pengolah karbon, tetapi wabah serangga dan penyakit tumbuhan lainnya bisa melepaskan karbon itu dari hutan.
Jurnal Nature sudah menerbitkan sebuah hasil studi pada tahun 2008 tentang bahaya serangan wabah kumbang pinus gunung. Ternyata jumlah karbon yang dilepas dari hutan setara dengan jumlah emisi dari sektor transportasi di Kanada selama 5 tahun. Besarnya pengaruh dan masa serangan wabah kumbang ini terhadap sirkulasi karbon bergantung pada beberapa faktor. Tim Hicke pun menerbitkan hasil penelitian tersebut pada tanggal 23 Desember 2011 di Journal of Geophysical Research-Biogeosciences.
Steve Edburg, Hicke, dan beberapa kolaborator menggunakan remote sensus data dan stimulasi postdoc untuk mengerti bagaimana wabah serangga, karbon, dan perubahan iklim berhubungan. Hasil riset ini bisa membantu pengelola hutan untuk memahami dampak wabah serangga dan penyakit hutan yang terkait dengan mitigasi perubahan iklim.
(mdk/des)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data Sri Mulyani: Indonesia Peringkat Ketiga Negara G20 Produksi Emisi Karbon Terendah
Sri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaJokowi Teken Aturan Penyimpanan Karbon, Ini Fungsinya
Teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) memiliki potensi besar untuk mengurangi emisi CO2 dari berbagai sektor industri.
Baca SelengkapnyaTernyata Orang Kaya Biang Kerok Kemacetan di Jakarta, Ini Faktanya
Hal ini juga dinilai menjadi salah satu hambatan upaya mengurangi tingkat emisi karbon dari sektor transportasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Asyiknya Berkemah di Bukit Kanaga Cikijing, Pemandangan Kabut dan Hutan Pinusnya Bikin Nagih
Bukit ini berada di atas ketinggian, dengan hamparan pohon pinus yang berjajar rapi.
Baca SelengkapnyaTKN Pastikan Penerapan Pajak Karbon Segera Diterapkan Jika Prabowo-Gibran Menang Pilpres
Penundaan pajak karbon ini merupakan penundaan yang kesekian kali setelah pada akhir 2021
Baca SelengkapnyaApa Benar Penerbangan dengan Jet Pribadi Hasilkan Emisi Karbon Lebih Tinggi?
Beberapa tokoh terkenal, seperti selebriti, miliuner, dan pejabat, memiliki jet pribadi dengan harga yang sangat tinggi.
Baca SelengkapnyaPertagas Turunkan Emisi Karbon 11 Persen, Begini Strategi Dijalankan Perusahaan
Pertagas akan terus berkomitmen dalam menyalurkan energi yang andal ke berbagai industri strategis tanah air.
Baca SelengkapnyaMulai Ramadan 2024, Garuda Indonesia Gunakan Kemasan Ramah Lingkungan dalam Layanan Penerbangan
Dengan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai melalui penggunaan kemasan ramah lingkungan ini, diharapkan dapat menurunkan emisi karbon.
Baca SelengkapnyaPemerintah Janji Tarif Listrik Tetap Murah di Tengah Percepatan Transisi Energi Baru Terbarukan
Percepatan transisi energi fosil ke EBT diperlukan untuk mewujudkan target emisi karbon netral atau net zero emission pada 2060 mendatang.
Baca Selengkapnya