Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mendesain 'makhluk antik' khas Silicon Valley

Mendesain 'makhluk antik' khas Silicon Valley Decoding dan Lenovo. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Dia masih muda, kira-kira umur 20 tahunan. Namun, passion di bidang coding terlihat berapi-api. Namanya Arival Sentosa. Anak muda asal Bandung ini baru saja ditasbihkan sebagai lima orang peserta terbaik decoding academy dalam program pendidikan Lenovo. Hampir setahun dia digembleng di kawah candradimuka Decoding. Dia mengakui setelah mengikuti program ini, banyak pengetahuan yang didapatkanya. Maklum, Decoding ini menyediakan kurikulum yang disesuaikan dengan perkembangan industri. Alhasil, dia pun kini punya startup.

"Beda banget antara kuliah dengan yang ada di sini," ujarnya.

CEO Dicoding Indonesia, Narendra Wicaksono membenarkan pernyataan dari anak didiknya itu. Kurikulum yang diterapkan bukanlah sembarang. Model perusahaan teknologi raksasa di dijadikan acuan dalam pembentukan kurikulum. Google, Microsoft, dan nama-nama besar perusahaan teknologi top dunia lainnya yang berbasis di Silicon Valley, Amerika Serikat. Semuanya itu dikemas dengan penyampaian materi menggunakan bahasa Indonesia.

"Agar mudah dipahami juga nantinya," katanya.

Bukti dari keampuhan kurikulumnya ini yaitu adanya 1.000 lebih alumni yang telah bekerja di berbagai perusahaan teknologi atau membangun perusahaan rintisan digital sendiri. Maka rasanya tak salah jika Lenovo mengajak kerja sama untuk memberikan beasiswa melalui program pendidikan tersebut.

"Kami memang berkomitmen untuk membantu mengembangkan industri digital lokal yang kuat," ucap Country Lead Smarphone Division, Mobile Business Group, Lenovo Indonesia, Adrie R. Suhadi.

Bila menilik lebih luas, Indonesia memang membutuhkan banyak developer canggih yang mampu mengikuti perkembangan zaman. Jika tidak, sampai kapan Indonesia akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

"Saya kasih gambaran aja, di Australia itu negara cuma ada 25 juta orang, codernya itu ada sekitar 50 ribu. Di kita dengan jumlah penduduk 250 juta orang, masih sedikit sekali. Padahal, hampir semua startup kita pasti butuh developer. Ini kayak makhluk antik aja," paparnya.

Apalagi dengan besarnya market Indonesia, menjadikan ladang basah yang semestinya bisa digarap oleh anak bangsa sendiri. Saat Narendra bertemu dengan banyak para developer luar negeri, pertanyaan yang sering dilontarkan oleh mereka adalah: “Bagaimana saya bisa masuk ke pasar Indonesia?” Hal itu tentu saja membuatnya merasa jika sumber daya manusia negeri perlu untuk dipoles agar kelak mampu bersaing.

Menurutnya, ada tiga faktor yang membuat negeri ini ‘kering’ developer. Pertama kualitas pendidikan yang masih kurang, kedua adalah kesetaraan dalam konteks pemerataan internet, dan ketiga persebaran industri yang seharusnya lebih luas lagi tidak hanya berada di kota-kota besar saja.

"Dengan market yang sebesar itu, siapa kelak yang nantinya akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri," jelasnya.

(mdk/idc)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Seperangkat Teknologi Keren Wajib Diboyong saat Mudik Lebaran Bikin Orang Kampung Melongo

Seperangkat Teknologi Keren Wajib Diboyong saat Mudik Lebaran Bikin Orang Kampung Melongo

Berikut adalah deretan teknologi terbaru yang cocok dibawa ke kampung halaman.

Baca Selengkapnya
Universitas Stanford Bakal Bangun Kampus di IKN Nusantara Pada Mei 2024

Universitas Stanford Bakal Bangun Kampus di IKN Nusantara Pada Mei 2024

Selama ini, masyarakat middle up banyak yang menyekolahkan anaknya ke universitas luar negeri untuk mendapatkan kualitas pendidikan yang bagus.

Baca Selengkapnya
Perkenalkan Creative Hub, Kaesang Dorong Pelaku UMKM Manfaatkan Teknologi Pasarkan Produk

Perkenalkan Creative Hub, Kaesang Dorong Pelaku UMKM Manfaatkan Teknologi Pasarkan Produk

Kaesang mendorong para pelaku UMKM untuk memanfaatkan teknologi sebagai wadah untuk memasarkan produk-produknya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Cara Mark Zuckerberg Didik Anak-anaknya, Sebelum Tidur Belajar Coding

Cara Mark Zuckerberg Didik Anak-anaknya, Sebelum Tidur Belajar Coding

Cara ini rutin dilakukan Mark Zuckerberg kepada anak-anaknya jelang tidur. Namun dengan cara yang seru.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Kampung Lali Gadget Sidoarjo, Anak-anak Asyik dengan Permainan Tradisional sampai Lupa Pegang HP

Mengunjungi Kampung Lali Gadget Sidoarjo, Anak-anak Asyik dengan Permainan Tradisional sampai Lupa Pegang HP

Kampung ini menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap desa tempat tinggalnya

Baca Selengkapnya
Perjalanan Hidup Anak Pemulung Hingga Punya 47 Cabang Kedai Cokelat, Gagal Berkali-kali tapi Tak Pernah Menyerah

Perjalanan Hidup Anak Pemulung Hingga Punya 47 Cabang Kedai Cokelat, Gagal Berkali-kali tapi Tak Pernah Menyerah

Irham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.

Baca Selengkapnya
Detik-detik Momen Mengharukan Kelahiran Anak Pertama Nopek Novian yang Dipanggil 'Samson Sang Bayi Kuat'

Detik-detik Momen Mengharukan Kelahiran Anak Pertama Nopek Novian yang Dipanggil 'Samson Sang Bayi Kuat'

Intip yuk foto-foto momen kelahiran anak pertama Nopek Novian yang dijuluki 'Samson' Bayi kuat

Baca Selengkapnya
Deretan Anak Artis yang Ganti Nama karena Berbagai Alasan, Salah Satunya Perjuangan Melawan Sakit

Deretan Anak Artis yang Ganti Nama karena Berbagai Alasan, Salah Satunya Perjuangan Melawan Sakit

Sejumlah selebriti Indonesia memiliki berbagai alasan untuk mengubah nama anak-anak mereka. Siapa saja?

Baca Selengkapnya