Mastodon, 'kloningan' Twitter yang sedang naik daun
Merdeka.com - Twitter kini diminati kembali. Setelah jadi jejaring sosial yang dipilih masyarakat dalam penyampaian berbagai isu seperti Pilkada hingga pemilu presiden AS, Twitter terasa makin hidup dan tak lagi 'sepi'.
Namun banyak pengguna yang tak suka dengan berbagai fitur baru Twitter, seperti timeline algoritma yang mirip Facebook, hingga yang terbaru adalah mention reply yang tidak diikutkan karakter tweet. Hal ini dikeluhkan banyak orang, namun mereka tak punya banyak pilihan karena Twitter yang memberi keaktualan sumber dalam suatu isu.
Hal ini menarik seorang bernama Eugen Rochko untuk membuat 'kloningan' Twitter, bernama Mastodon. Ia seakan-akan membangun Twitter lagi dari awal, namun bersifat open-source. Mastodon pun sangat-sangat identik dengan Twitter, namun ada beberapa perbedaan. Mulai dari bisa mengirim hingga 500 karakter, serta bisa membuat kiriman privat. Aplikasi ini telah berjalan 6 bulan, namun baru saja populer beberapa hari lalu, pasca Twitter mengubah fitur replies.
Hanya dalam 48 jam saja, Mastodon mengalami kenaikan pengguna hingga 41.703 pengguna. Para pengguna itu mengirim hampir 1 juta post dalam jangk waktu tersebut. Akhirnya server dari Mastodon yang kewalahan menutup situs ini untuk sementara, dan akan segera kembali dengan layanan yang lebih baik.
Jejaring sosial Mastodon ©2017 Merdeka.comMenurut sang founder, Rochko yang masih berusia 24 tahun, ia melakukan ini karena dia mencintai Twitter.
"Dulu saya mengajak teman-teman saya menggunakan Twitter. Saya terus mempromosikannya ke orang-orang yang saya kenal. Saya sangat suka dengan layanannya. Namun secara terus-menerus Twitter membuat keputusan yang tidak saya suka. Jadi pada akhirnya saya memutuskan bahwa mungkin Twitter memang tidak ingin maju," ungkap Rochko.
Ingin mencoba Mastodon, silakan klik tautan ini . Namun untuk saat ini, layanan masih belum tersedia.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang warga merekam detik-detik pohon besar jatuh hingga akhirnya menutup jalanan dan hampir menimpa pengendara di Jakarta Barat viral media sosial.
Baca SelengkapnyaMotif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca SelengkapnyaBanyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sebanyak 16 orang dilaporkan tewas dalam kerusuhan tersebut. Papua Nugini kini menetapkan status darurat nasional selama 14 hari.
Baca SelengkapnyaIstana menegaskan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak terganggu dengan munculnya wacana pemakzulan Jokowi.
Baca SelengkapnyaTinjau Gudang Bulog Pematang Kandis, Jokowi Pastikan Stok Beras Aman
Baca SelengkapnyaSetiap harinya Sauki harus berjualan takjil dengan berjalan kaki. Ia melakukan ini untuk membantu perekonomian keluarganya.
Baca SelengkapnyaSebuah foto yang viral memperlihatkan seorang pendeta Inggris yang menunaikan kewajibannya mendoakan tentara Jerman yang sedang terkapar di peperangan.
Baca SelengkapnyaJembatan ini memang tidak layak untuk dilewati kendaraan seukuran mobil. Tak ayal jika kenekatan sang sopir berakibat tragedi tak diduga.
Baca Selengkapnya