Masih banyak konten terorisme, Menkominfo berencana blokir Telegram lagi
Merdeka.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyebutkan, bahwa hingga saat ini berdasarkan koordinasi dengan penegak hukum, aplikasi perpesanan Telegram masih digunakan oleh pihak-pihak yang terafiliasi dengan terorisme. Ia pun sudah menyampaikan perihal ini kepada Telegram.
"Saya sudah minta ke Telegram membantu aparat penegak hukum untuk diberikan akses informasi yang terkait pengguna telegram tapi kontennya yang terkait aktivitas terorisme," jelasnya saat ditemui awak media di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (9/8).
Menurutnya, teknis akses yang harus Telegram berikan kepada penegak hukum masih dalam pembicaraan. Sebab, Telegram merupakan layanan aplikasi perpesanan yang memiliki sistem End to End Encryption (E2EE).
"Sampai tadi sore belum (respon). Tapi saya sudah minta ke Telegram untuk kasih akses kepada penegak hukum. Karena ini masalah terorisme. Ini masih lagi dibicarakan karena kan teknisnya seperti apa dan sejauh mana. Karena Telegram kan sistemnya End to End Encryption," katanya.
Lebih lanjut menteri yang akrab disapa Chief RA ini mengatakan, saat pendiri sekaligus CEO Telegram Pavel Durov datang menemuinya pada Agustus 2017 lalu, konten-konten yang terkait dengan terorisme sudah tidak ada lagi. Namun kini, muncul kembali konten terorisme di Telegram.
"Waktu Pavel Durov datang, bersih tuh. Tapi sekarang banyak lagi. Saya juga lagi mikir-mikir apa mau ditutup lagi. BNPT, Densus 88, dan saya koordinasi terus. Saya sudah bilang ke Telegram, kalau teman-teman penegak hukum dikasih akses, tidak akan saya blokir. Iya, dong. Ini kan masalah terorisme. Tapi kalau mereka gak kasih akses, ya saya tutup dulu," terangnya.
(mdk/faz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
6 Aplikasi Online Travel ini Terancam Diblokir Kominfo, Ini Penyebabnya
Mereka tak merespons surat peringatan yang dilayangkan Kominfo kepadanya.
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, Kepala BNPT: 148 Teroris Ditangkap
Penangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaEnam Aplikasi Travel Agent Terancam Diblokir, Begini Respons Menparekraf
Kementerian Komunikasi dan Informatika telah melayangkan surat peringatan kepada 6 Online Travel Agent
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru
Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaPenggembala Ternak Jadi Tersangka Usai Bunuh Maling, Kapolres: Ada Kesempatan Minta Tolong
Menurut Sofwan pertimbangan perkara tersebut tetap diproses agar status tersangka M memperoleh kepastian hukum yang tetap melalui proses hukum.
Baca SelengkapnyaPenyebar Konten Penistaan Agama di Kota Serang Digiring Warga ke Kantor Polisi, Mengaku Disuruh Teman
Polresta Serang masih menyelidiki kasus tersebut dan berkordinasi dengan tim siber Polda Banten.
Baca SelengkapnyaTelkomsel Mulai Antisipasi Lonjakan Trafik Internet Jelang Lebaran
Ramadan dan Idul Fitri selalu menjadi momen operator seluler meningkatkan layanannya.
Baca SelengkapnyaPerangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama
Di tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaTKN Ingatkan Parpol Pengusung Ganjar dan Anies Gabung Koalisi Ikut Aturan Main Prabowo-Gibran
TKN tidak mempermasalahkan apabila parpol pengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar maupun Ganjar Pranowo-Mahfud MD menolak tawaran gabung koalisi.
Baca Selengkapnya