Merdeka.com - Beberapa merek besar seperti Disney, Forbes, Cole Haan, dan Coca Cola dikabarkan telah menghapus iklan mereka dari Twitter karena promosi tersebut muncul di samping cuitan yang memuat konten pornografi anak.

Dilansir dari Reuters pada Kamis (29/9), berdasarkan tinjauan mereka bersama kelompok peneliti keamanan siber Ghost Data, terdapat lebih dari 30 iklan merek lainnya yang muncul di halaman profil akun Twitter bermuatan konten serupa.

Tak hanya merek produk, tweet yang dipromosikan untuk Rumah Sakit Anak Scottish Rite bahkan muncul dalam pencarian konten eksploitasi anak tersebut.

Beberapa di antaranya muncul bersebelahan dengan hasil pencarian kata kunci yang terkait dengan "pelecehan seksual" dan "remaja".

Contoh lain, iklan merek sepatu Cole Haan muncul di sebelah tweet yang mengatakan bahwa mereka memperdagangkan konten remaja atau anak.

"Kami ngeri," ujar David Maddocks, presiden merek di Cole Haan, setelah mengetahui bahwa iklan perusahaannya muncul di samping tweet semacam itu.

Maddocks pun meminta Twitter untuk memperbaiki hal tersebut, jika tidak dilaksanakan, ia menegaskan akan memperbaikinya dengan cara apa pun yang bisa perusahaan lakukan, termasuk tidak lagi memasang iklan di Twitter.

Senada dengan Cole Haan, juru bicara Disney, Coca Cola, dan Forbes pun menuntut Twitter untuk secepatnya menyelesaikan isu ini. Keduanya menegaskan akan menghentikan aktivitas berbayar lebih lanjut di Twitter. Disney juga menyebut konten-konten itu sangat tercela.

"Kami menggandakan upaya untuk memastikan bahwa platform digital yang digunakan pelanggan kami dan tempat kami beriklan memperkuat upaya mereka untuk mencegah kesalahan seperti itu terulang," ujar juru bicara Disney tersebut.

Sama halnya dengan semua platform media sosial, Twitter memang melarang penggambaran eksploitasi seksual anak. Namun, mereka diketahui tetap mengizinkan konten dewasa secara umum dan menjadi media bagi konten pornografi untuk berkembang pesat.

Berdasarkan dokumen internal perusahaan, konten tersebut mengisi sekitar 13 persen dari keseluruhan konten di Twitter.

Sementara itu, juru bicara Twitter Celeste Carswell mengatakan bahwa perusahaan tidak menoleransi eksploitasi seksual anak dan akan menginvestasikan lebih banyak sumber daya yang didedikasikan untuk keselamatan anak, termasuk mempekerjakan posisi baru untuk menulis kebijakan dan menerapkan solusi.

Namun, Ghost Data telah mengidentifikasi adanya lebih dari 500 akun yang secara terbuka membagikan atau meminta konten pelecehan seksual anak dalam periode 20 hari pada bulan September. Mereka menyatakan bahwa Twitter gagal menghapus lebih dari 70% akun selama masa penelitian itu.

Reporter Magang: Dinda Khansa Berlian