Merdeka.com - Kurang dari 24 jam yang lalu, Xiaomi meluncurkan flagship terbarunya, Xiaomi Mi 5s dan Mi 5s Plus. Setelah berminggu-minggu dihantam rumor, akhirnya kita bisa lihat bentuk dan kesesuaiannya dengan rumor yang beredar sebelumnya.

Dari salah satu fitur yang diusung, terdapat sensor pemindai sidik jari ultrasonic dari Qualcomm, yakni Sense ID. Teknologi ini menggunakan gelombang ultrasonik untuk mendapatkan detil sidik jari Anda, dengan detil yang jauh lebih sempurna ketimbang pemindai sidik jari biasa.

Namun yang jadi pertanyaan banyak pecinta gadget adalah, mengapa sensor tersebut sangat tampak terlihat dan menonjol? Kontras dengan bentuk fisik Mi 5S, para pecinta gadget justru berharap sensor tersebut tak terlihat dan 'tersembunyi'.

Namun Xiaomi punya pembelaan yang sepertinya tak memuaskan para pecinta gadget. Dilansir dari Gizmochina, melalui sang CEO, Lei Jun, ia menyatakan bahwa Xiaomi memutuskan untuk memberi 'lekukan' di bagian depan perangkat, tepat di mana sensor tersebut terletak. menurutnya hal ini demi kemudahan pengguna menemukan sensor tersebut.

Meski alasan tersebut masuk akal, pecinta gadget tentu akan lebih puas jika sensor tersebut tak menonjol. Hal tersebut memang akan memerlukan waktu untuk beradaptasi, ketimbang harus mengorbankan desain yang awalnya mulus dengan sebuah tombol kapasitif yang hanya merupakan sensor sidik jari. Feedback haptic berupa getaran juga sebenarnya bisa diusung, tanpa menonjolkan sebuah tombol baru.

Meski demikian, generasi baru dari sensor sidik jari Mi 5S ini sudah dikembangkan selama beberapa tahun sebelum diluncurkan di flagship terbaru ini. Sensor ini sudah sangat canggih, bahkan bisa mengenali pori-pori dan kerutan di jari Anda. Oleh karena itu pemindai sidik jari dari Mi 5s bisa digunakan meski jari sedang basah, kotor atau berminyak.