Merdeka.com - Pengusaha dan miliarder Jeff Bezos mengatakan bahwa mungkin di suatu saat nanti, ketika manusia sudah ada di luar angkasa, Bumi akan menjadi sebuah tempat wisata.

Jeff Bezos mengatakan manusia yang lahir di luar angkasa akan berlibur ke Bumi seperti orang-orang sekarang pergi ke Taman Nasional Yellowstone di Amerika Serikat.

Dalam diskusi panel di Ignatius Forum di Washington, DC pekan lalu, pendiri Blue Origin itu juga berbicara tentang kota luar angkasa terapung yang bisa menampung satu juta orang.

Dilansir New York Post, dikutip Senin (15/11), tempat itu akan ada di habitat yang penuh dengan sungai, hutan, serta satwa liar.

"Selama berabad-abad, banyak orang akan lahir di luar angkasa, itu akan menjadi rumah pertama mereka," kata pendiri Amazon ini.

Bezos pun melanjutkan, orang-orang yang lahir di luar angkasa ini akan lahir dalam koloni-koloni dan hidup di sana.

"Kemudian mereka akan mengunjungi Bumi seperti Anda mengunjungi Taman Nasional Yellowstone," kata pria yang baru-baru ini berjanji menyumbangkan USD 2 miliar untuk konservasi satwa liar.

Bezos juga mengatakan, dia lebih percaya koloni berteknologi tinggi di luar angkasa lebih layak ketimbang upaya memulai kehidupan baru di planet lain seperti di Mars.

Ini mengacu pada rencana pesaingnya, Elon Musk, yang mengemukakan keinginannya untuk melihat satu juta manusia mengkolonisasi Mars di tahun 2050.

Menurut Bezos, melakukan reformasi Mars bisa menjadi sangat menantang. Selain itu, ia menilai hal itu hanya seperti menggandakan Bumi.

"Kemudian Anda beralih dari 10 miliar orang menjadi 20 miliar orang," kata Bezos.

Ia menambahkan, dirinya juga mendorong gagasan tentang bentuk kehidupan cerdas di planet lain. Bezos menyebut, ada begitu banyak bintang hanya di galaksi ini, dengan begitu banyak galaksi lain.

"Kemungkinan kita adalah satu-satunya kehidupan cerdas di alam semesta tampak semakin kecil bagi saya," Bezos mengungkapkan.

Meski begitu, Bezos ragu makhluk luar angkasa telah mengunjungi Bumi. "Saya pikir kita akan tahu jika mereka pernah. Tapi apakah mereka ada di luar sana? Mungkin."

Sumber: Liputan6 / Giovani D. Prasasti