
Israel Mulai Jadikan Luar Angkasa Medan Pertempuran Baru, Cegat Rudal dari Yaman
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan sistem pertahanan udara Arrow miliknya berhasil jatuhkan ‘ancaman udara’
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan sistem pertahanan udara Arrow miliknya berhasil jatuhkan ‘ancaman udara’
Menurut laporan dari Daily Mail, Jumat (10/11), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa sistem pertahanan udara Arrow milik mereka telah berhasil menjatuhkan ‘ancaman udara’ yang mereka duga berasal dari pemberontak.
Pemberontak yang dimaksud adalah pemberontak Houthi yang didukung Iran dan berbasis di Yaman.
Hal ini diduga karena roket tersebut terbang di luar batas yang dapat diterima antara atmosfer Bumi dan ruang angkasa, yaitu sekitar 100 kilometer dan dikenal sebagai garis Kármán.
IDF mengatakan bahwa Arrow telah mencegah rudal permukaan-ke-permukaan di Laut Merah yang ditembakkan ke wilayahnya setelah roket tersebut menempuh jarak ribuan kilometer dari Yaman.
Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree juga mengklaim bahwa ini sudah ketiga kalinya Houthi mencoba menyerang Israel. Saree juga bersumpah bahwa serangan ini tidak akan berhenti sebelum peperangan antara Israel-Hamas di Gaza dihentikan.
Arrow milik Israel dibangun bersama dengan Amerika Serikat, dan pertama kali diuji pada tahun 2013.
Pengujian lainnya dilakukan pada 2014, kemudian pada tahun 2019 di negara bagian Alaska.
Sistem pertahanan ini dirancang untuk mencegat rudal balistik di luar atmosfer Bumi, sehingga menjatuhkan roket milik Houthi bukanlah hal yang sulit dilakukan.
Sistem pertahanan Arrow mampu memberikan kemampuan hipersonik, juga mempertahankan wilayah dalam jangkauan yang luas, sehingga lokasi-lokasi strategis di Israel dapat terlindungi.
Sistem rudal ini juga bisa melancarkan ancaman jarak jauh, termasuk ancaman yang membawa senjata pemusnah massal yang jauh dari sasarannya.
Dengan teknologi hit-to-kill, rudal yang masuk dapat dihancurkan Arrow dengan diluncurkan secara vertikal dan bergerak menuju titik intersepsi yang diperkirakan.
Diyakini, Houthi meluncurkan rudal jarak jauh Barkan 3 yang dipandu oleh laser sehingga dapat menghindari deteksi lapisan pertahanan Israel. Hal ini membuat Israel harus menggunakan Arrow.
Meski mendapat banyak ‘serangan’ dari pihak-pihak lain seperti Houthi, Israel tetap berkonsentrasi terhadap konflik yang terjadi di Gaza, yang hingga kini telah membunuh lebih dari 10.000 orang Palestina, menurut laporan Al-Jazeera.
Reporter magang: Zahra Aulia
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Israel ternyata sudah menggunakan AI dalam sistem senjata kemiliterannya.
Baca SelengkapnyaPada Jumat pagi militer Israel mengirimkan perintah evakuasi langsung kepada ratusan ribu warga sipil di Kota Gaza.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, militer Israel mengumumkan kematian dua tentaranya, termasuk seorang perwira dari Brigade Givati.
Baca SelengkapnyaPuluhan pengangkut bantuan kemanusiaan dari Mesir hingga kini belum bisa memasuki Gaza.
Baca SelengkapnyaMiliter Israel terakhir melaporkan serangan udara mereka mengenai sekitar 12.000 target di Gaza dengan menggunakan serangkaian bom AS.
Baca SelengkapnyaAhmad Ibrahim Shabat dua kali dihantam bom Israel. Serangan pertama menewaskan semua keluarganya, dan serangan kedua menyebabkan dia kehilangan kakinya.
Baca SelengkapnyaMohammed Deif dijuluki "si sembilan nyawa" karena berulang kali lolos dari percobaan pembunuhan oleh Israel.
Baca Selengkapnya