Ingin investasi di sektor non teknologi, Ken keluar dari Kaskus
Merdeka.com - 13 Oktober 2016 adalah momen di mana Ken Dean Lawadinata yang merupakan mantan CEO Kaskus, 'benar-benar' meninggalkan Kaskus. Dia memberikan pengumuman kalau ia keluar dari forum daring terbesar di Indonesia tersebut. Hal ini disampaikan melalui sebuah email berisi penjelasan tentang keluarnya Ken dari Kaskus, dengan diakhiri dengan kalimat, "Saya keluar."
Dilansir dari Tech in Asia, Ken membeberkan kan kalau keputusan tersebut diambil karena ia mendapat tawaran dari GDP untuk membeli saham miliknya dan Andrew, yang juga founder Kaskus, dengan harga yang cukup menarik.
Ken menjelaskan bahwa dia dan Andrew telah bernegoisasi dan menyelesaikan semuanya dalam kurun waktu dua bulan terakhir. Ia menyatakan bahwa ia telah 'benar-benar' keluar dari Kaskus secara komplit, sementara Andrew mempertahankan sejumlah kecil saham di Kaskus sebagai bentuk 'kenang-kenangan.'
Sebenarnya hal ini bukan keputusan yang tiba-tiba datang dari kedua founder raksasa komunitas online Indonesia ini. Dulu di tahun 2011, Venture Capital atau VC, berinvestasi ke Kaskus. Dua tahun setelah mendapatkan pendanaan dari venture yang merupakan bagian dari perusahaan rokok Djarum, GDP Venture ini, Ken dan Andrew sama-sama mundur dari jabatan CEO dan CTO. Alih-alih, mereka menjadi Chairman dan Advisor.
Sempat dipegang oleh Sukan Makmuri yang menjabat sebagai COO Kaskus, Kaskus sekarang resmi berada di bawah pengawasan GDP Venture yang dipimpin Martin Hartono, karena sang mantan COO memutuskan kembali ke Amerika Serikat pada tahun 2014.
Untuk saat ini, Ken sendiri justru tak ingin berinvestasi di dunia teknologi. Ia akan mencari peluang bisnis di luar sektor teknologi.
"Menurut saya, saat ini bisnis IT di Indonesia tengah berada dalam semacam bubble, karena semua orang membuat valuasi yang konyol tanpa tanda-tanda keuntungan dalam waktu dekat. Karena itu, saya ingin membuat variasi dengan uang yang saya miliki saat ini, pada bidang lain seperti pertambangan dan komoditas menarik lainnya," ungkapnya.
Hal ini juga dipertegas dengan pernyataan Ken bahwa ia sepertinya tak akan berinvestasi lagi di dunia teknologi, sampai paling tidak valuasi para startup baru menjadi lebih wajar. Perlu diketahui, Ken sampai saat ini masih didapuk sebagai advisor bagi beberapa startup seperti SmartMama dan Tororo.
source:Tech in Asia
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masuk Tahun Politik, Pengusaha Korsel Pilih 'Wait and See' Buat Investasi di IKN
Hal ini tidak lepas proses pemilihan presiden-wakil presiden Indonesia pada 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaRespons Agus Gumiwang Masuk Bursa Calon Ketum Golkar
Jawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Fenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam
Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaKonglomerat Indonesia Ini Pernah Rasakan Hilang Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Melansir Forbes, orang terkaya Indonesia ini masuk sebagai orang terkaya peringkat enam, se-Asia.
Baca SelengkapnyaJokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaIngin Cepat Kaya? Ini Pilihan Investasi Jangka Pendek Potensi Banyak Cuan
Selain berisiko rendah, investasi jangan pendek juga dapat menghasilkan untung dalam waktu yang singkat.
Baca SelengkapnyaEmpat Konglomerat yang Sukses Menghasilkan Harta Kekayaan Tanpa Warisan
Forbes mencatat, hanya ada 26 dari 760 orang di dunia, yang memiliki kekayaan melimpah dari nol dengan kerja keras sendiri.
Baca SelengkapnyaPatut Dicoba, Begini Resolusi Investasi 2024 untuk Masyarakat Berusia 18-35 Tahun
Masyarakat Indonesia diajak dan diingatkan untuk konsisten dan bijaksana dalam membuat Keputusan investasi.
Baca Selengkapnya