Ilmuwan: pemanasan global akan picu hujan besar dan banjir bandang
Merdeka.com - Indonesia adalah negara yang hanya memiliki dua musim, dan kita sudah terbiasa dengan intensitas hujan yang tinggi. Meski demikian, sepertinya Anda harus berinvestasi lebih ke jas hujan atau payung, karena studi terbaru berkata demikian.
Dilansir dari Huffington Post (9/3), temperatur global kini sedang mengalami kenaikan yang berkelanjutan, dan jika terus-menerus demikian, hujan besar akan segera berdatangan. Hal ini disampaikan dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Nature Climate Change.
Para ilmuwan juga meramalkan akan terjadi peningkatan resiko banjir, bahkan di tempat kering sekalipun. Hal ini berarti resiko banjir bandang akan terjadi di daerah yang sudah langganan dilanda banjir.
Studi yang dipimpin oleh Markus Donat, ilmuwan iklim dari University of New South Wales ini, mempunyai hasil yang berkebalikan dari asumsi dampak global warming. Selama ini global warming diperkirakan menyebabkan area kering jadi makin kering, dan area perairan akan makin meninggi.
"Baik di area kering maupun perairan, kita akan melihat kenaikan signifikan dan kuat dari intensitas hujan yang tinggi," ungkap Markus Donat.
Donat dan tim mengumpulkan data curah hujan sejak tahun 1951 hingga 2010, dari 11.000 badan cuaca di seluruh dunia. Dalam rentang waktu tersebut, ditemukan bahwa curah hujan tinggi mengalami kenaikan 1 hingga 2 persen per dekade. Tren ini akan berlanjut lebih kuat hingga akhir abad ini, dan mungkin akan terjadi banjir tambahan di area-area yang tidak terduga.
"Kami menemukan hubungan yang kuat antara global warming dan hujan tinggi, terutama di daerah luar tropis," ungkap Donat. "Kita akan melihat hujan tinggi di daerah-daerah yang kering."
Studi ini tentu penting, terutama bagi mereka yang masih belum mempersiapkan diri untuk menghadapi dampak perubahan iklim yang ekstrem ini.
Studi ini juga berhubungan langsung dengan sebuah studi di 2015 silam, di mana banyak sekali terjadi hujan dengan intensitas yang bahkan memecahkan rekor. Hal ini juga ditelusuri juga adalah dampak dari pemanasan global.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bertambah, Petugas Pemilu di Jatim yang Meninggal Dunia Capai 30 Orang
Penyebab meninggalnya petugas pemilu di Jatim bervariasi.
Baca SelengkapnyaPopulasi di Dunia Kian Bertambah, Ancaman Krisis Pangan Semakin Nyata
Krisis pangan di dunia menjadi isi utama seiring bertambahnya populasi manusia.
Baca SelengkapnyaMeninggal Dunia, Balita Dipatuk Kobra Saat Masukkan Tangan ke Lubang
Peristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Heboh Gundukan bak Gunung Baru Muncul Usai Gempa Bawean Jatim, Ini Penjelasan Ahli
Gundukan yang diduga gunung berapi itu beberapa kali diunggah di media sosial dan diberi nama Bledug Kramesan.
Baca SelengkapnyaFakta Terbaru Pengemis Wanita 'A Kasihan A', Dilarang Keluarga Mengemis
Beberapa waktu lalu dunia maya dihebohkan dengan aksi pengemis wanita yang meminta uang dengan bernyanyi 'A Kasihan A'.
Baca SelengkapnyaDulunya Memisahkan Daratan Kudus dengan Demak, Ini Jejak Keberadaan Selat Muria yang Masih Dijumpai Kini
Telah lama hilang, namun jejak-jejak yang menjadi bukti keberadaan Selat Muria di masa lampau masih dapat dijumpai kini.
Baca SelengkapnyaPenemuan Kuburan Massal Raksasa di Jerman, Saksi Bisu Adanya Wabah Terbesar di Eropa Zaman Dulu
Ini penampakan kuburan massal raksasa di Jerman yang diduga menjadi saksi peristiwa wabah pes di Eropa.
Baca SelengkapnyaDi Tengah Guyuran Hujan Deras dan Basah Kuyup, Momen Komandan Brimob Beri Pesan Penting Kepada Tamtama dan Bintara
Kendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.
Baca SelengkapnyaNegara Termiskin di Dunia, Hanya Bisa Bertani untuk Makan Sehari-Hari
Laporan Global Finance Magazine mencatat negara ini sebagai negara paling miskin di dunia.
Baca Selengkapnya