Ilmuwan Memprediksi Hanya Butuh 7 Tahun AI Bakal Sejajar dengan Manusia

Jumat, 27 Januari 2023 08:14 Reporter : Merdeka
Ilmuwan Memprediksi Hanya Butuh 7 Tahun AI Bakal Sejajar dengan Manusia kecerdasan buatan. pixabay

Merdeka.com - Para peneliti mengklaim bahwa artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan akan mencapai singularitas dalam waktu tujuh tahun. Singularitas adalah menyatunya teknologi mesin dengan manusia. Hipotesis peneliti ini setelah mencoba mengukur kemajuan perkembangan AI.

Salah satunya adalah dari perusahaan terjemahan bernama Translated. Saat itu, mereka mempresentasikan karyanya di konferensi Association for Machine Translation di Amerika Serikat. Mereka menjelaskan bahwa pihaknya pertama kali mulai menguji teknologi terjemahan mesin pada tahun 2011.

Kemudian, mereka menetapkan metrik untuk mengukur kemajuan AI, yang disebut sebagai “Time to Edit’ (TTE). Setelah menetapkan metrik itu, hasilnya cukup baik dan selalu konsisten perkembangan mesin AI-nya. Dengan begitu, para ilmuwan di Translated dapat memprediksi kapan AI akan mencapai kemanunggalan dengan manusia.

"Saat diplot secara grafis, data TTE menunjukkan tren linier yang mengejutkan. Jika tren TTE ini terus menurun pada tingkat yang sama sejak 2014, TTE diproyeksikan akan turun menjadi satu detik dalam beberapa tahun ke depan, mendekati titik di mana mesin penerjemah akan memberikan apa yang bisa disebut sebagai yang terjemahan yang sempurna," tulis tim tersebut di situs web mereka yang dilaporkan IFLScience, Jumat (27/1).

Tim menyoroti langkah-langkah lain yang ditingkatkan AI, seperti kesalahan linguistik per 1.000 kata yang diterjemahkan. Saat ini, industri AI membuat sekitar 50 kesalahan per 1.000 kata yang diterjemahkan. Harapannya, peningkatannya kira-kira sama dengan TTE.

Tim percaya bahwa kemampuan menerjemahkan merupakan tugas kompleks untuk sebuah mesin. Sejauh ini, banyak ilmuwan AI percaya bahwa memecahkan masalah terjemahan bahasa adalah hal yang paling dekat untuk menghasilkan Kecerdasan Umum Buatan atau Artificial General Interlligence (AGI).

"Ini karena bahasa alami sejauh ini merupakan masalah paling kompleks yang kita miliki di AI. Ini membutuhkan pemodelan realitas yang akurat agar dapat bekerja, lebih dari AI lainnya," tulis mereka.

CEO Translated, Marco Trombetti mengatakan, bahwa dengan demikian apa yang dilakukan oleh para ilmuwan menunjukan betapa mendekatinya kemanunggalan antara mesin dengan manusia dalam AI.

"Untuk pertama kalinya, kami dapat mengukur kecepatan kemajuan kami ke arah itu. Bisa saja pada 2030, AI mencapai kedigdayaannya," ungkap dia.

[faz]

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini