Merdeka.com - Guo Ping yang saat ini didapuk sebagai Rotating Chairman Huawei menyebut bahwa pihaknya akan melakukan apa pun yang bisa memperkuat rantai suplai perusahaan. Pasalnya, sang CEO mengklaim bahwa rantai pasokan mereka telah diserang.
Dilansir dari Reuters via Tekno Liputan6.com, Ping yang mengungkap hal tersebut di acara Huawei Connect, tidak memberikan rincian terkait pernyataan soal serangan tersebut. Huawei saat ini tengah menghadapi tekanan dari pemerintah Amerika Serikat (AS), yang bulan lalu semakin memperketat pembatasan untuk membatasi akses Huawei terhadap chip yang tersedia secara komersial.
CEO unit bisnis konsumen Huawei, Richard Yu, mengatakan mulai 15 September, perusahaan akan berhenti memproduksi chip paling canggihnya di bawah lini bisnis Kirin.
Chip tersebut adalah yang digunakan untuk ponsel high-end Huawei. Kekhawatiran divisi ponsel Huawei akan gulung tikar, dilaporkan membuat konsumen buru-buru membeli handset perusahaan. Hal ini membuat harga melonjak untuk beberapa varian smartphone Huawei karena tingginya permintaan.
Huawei disebut telah menyiapkan chip dari berbagai vendor sebelum penerapan pembatasan oleh AS. Para analis memperkirakan suplai chip Kirin yang ada akan habis pada tahun depan.
Izin Dari AS
Pembatasan oleh AS membuat perusahaan-perusahaan harus mendapatkan lisensi dari pemerintah AS untuk bisa menyuplai produknya kepada Huawei. Beberapa perusahaan mencoba memanfaatkkan kebijakan tersebut. Intel mengatakan telah menerima lisensi untuk menyuplai beberapa produk tertentu kepada Huawei.
Perusahaan Tiongkok, Semiconductor Manufacturing International Corp, yang menggunakan mesin asal AS untuk memproduksi chip untuk Huawei, juga mengatakan telah mengajukan izin agar bisa mendapatkan lisensi tersebut.
Lika-liku permasalahan ini sendiri telah dipecahkan Huawei dengan merilis Harmony OS. Ini adalah sebuah sistem operasi yang diharapkan dapat menggantikan Android, karena Google telah dilarang memberikan pembaruan OS tersebut kepada Huawei.
OS Huawei itu akan dirilis pertama kali pada perangkat Internet of Things (IoT), dan kemudian untuk smartphone pada akhir tahun ini.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Andina Librianty [idc]
Baca juga:
iPhone 12 mini Punya Permintaan Tinggi, Apakah Android Bakal Mengikuti?
Pentingnya Kapasitas dan Daya Tahan Baterai Menurut Xiaomi
Bluetooth Miliki Kerentanan, Pengguna Smartphone Berisiko Terpapar Serangan Siber
Samsung Galaxy S21 Dilaporkan Pasang Banderol Harga Lebih Murah
Warna Baru iPhone 12 Bikin Pengapalan Terhambat?
Samsung Akan Rilis Smartphone Galaxy S Terbaru di Januari 2021?
Harga HP Samsung Bawah Rp2 Juta, Spesifikasi Canggih Harga Terjangkau
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami