Merdeka.com - Berdasarkan data dari Spiceworks, 58 persen organisasi di Indonesia masih menggunakan Windows Server 2003 yang termasuk usang. Ini yang menjadikan para pemimpin di bidang teknologi informasi dihadapkan pada pilihan untuk menghadapi risiko keamanan dan ketaatan atau kesempatan untuk melakukan modernisasi sesuai kebutuhan yang semakin mobile-first, cloud-first.

Bagi perusahaan yang masih menggunakan Windows Server 2003 setelah batas akhir penggunaan, maka server tersebut rentan terhadap keamanan. Bahkan, berdasarkan data dari Secunia, pemain global dalam perangkat lunak manajemen, tercatat 47 kerentanan baru yang telah diidentifikasi pada windows server 2003 sejak Januari 2014 lalu. Sebagaimana diketahui, Microsoft menginformasikan kepada seluruh pelanggannya agar segera bermigrasi ke Windows Server 2012 hingga 92 hari ke depan.

"Tuntutan teknologi informasi telah berubah secara signifikan sejak peluncuran Windows Server 2003 dari 11 tahun yang lalu. Begitu juga dengan sisi ancaman keamanan perusahaan. Oleh sebab itu, kami menganjurkan agar konsumen windows server 2003 bermigrasi ke windows server 2012," ujar Cloud & Enterprise Business Group Lead Microsoft Indonesia, Aries Triwahyudi pada acara diskusi bersama media di kantor Microsoft Indonesia, Kawasan SCBD, Jakarta, (14/04).

Sejak diluncurkan Windows Server 2012 di tahun lalu, menurutnya yang juga berdasarkan data dari Spiceworks, ada penurunan pengguna windows server 2003 sebesar 7 persen dibandingkan tahun lalu yakni 58 persen. Untuk target pelanggan yang bermigrasi ke Windows Server 2012, Microsoft mengklaim ingin mengurangi keseluruhan penggunaan Windows Server 2003. "Target kami me-reduce penggunaan Windows Server 2003 yang 58 persen tadi," tutupnya.