Hacktivist Anonymous kembali berulah
Merdeka.com - Selama beberapa tahun terakhir ini, keberadaan hacktivist Anonymous sering menggemparkan dunia maya. Kali ini, di awal tahun 2013 mereka kembali mengeluarkan petisi yang bisa dibilang cukup membahayakan.
Seperti yang dilansir oleh Ubergizmo (9/1), petisi Anonymous kali ini ditujukan kepada WhiteHouse.gov, situs resmi gedung putih di Amerika Serikat. Melalui petisinya, mereka menyampaikan bahwa serangan DDoS (Distributed Denial of Service) sebagai salah satu cara yang legal untuk menyampaikan protes.
Berikut cuplikan dari ini petisi tersebut: "Dengan pesatnya perkembangan teknologi saat ini, bentuk protes bisa muncul dalam berbagai cara. DDoS salah satunya, ini merupakan protes yang tidak bisa dikategorikan sebagai tindakan hacking. Sebagai bagian dari isi petisi ini, maka kami meminta semua orang yang sudah dipidana atas tindakan serangan DDoS harus segera dibebaskan dan nama mereka dibersihkan dari segala tuduhan."
Adapun petisi ini ditujukan kepada WhiteHouse.gov karena selama ini pemerintah AS lah yang secara aktif memberantas kegiatan DDoS di negara tersebut. Tercatat, sudah banyak pelaku yang dijebloskan ke penjara akibat melakukan tindakan DDoS ini di Amerika Serikat.
DDoS sendiri merupakan serangan yang dilakukan oleh para hacker dunia untuk membatasi akses terhadap suatu server ataupun komputer. Ketika serangan ini dilakukan, orang lain tak akan dapat mengakses server maupun komputer yang terserang tersebut.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pratama memandang perlu KPU menerapkan filter lalu lintas yang dapat mengidentifikasi pola serangan DDoS dan memblokirnya sebelum mencapai target.
Baca SelengkapnyaAVISI: Perlu Bersama-sama Temukan Solusi Melawan Pembajakan Konten Ilegal
Baca SelengkapnyaAVISI menyelenggarakan kegiatan yang berjudul 'AVISI 2024 Indonesia Video Streaming Conference' dengan tema 'Anticipating Indonesia's Video Streaming Piracy Evo
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ganguan terhadap sistem SIREKAP, KPU menyatakan hal itu disebabkan salah satunya oleh gangguan DDoS.
Baca SelengkapnyaPara peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar hacker yang dikenal ganas dan mengerikan saat melancarkan aksinya.
Baca SelengkapnyaAnies mempertanyakan kebijakan Prabowo untuk memperkuat pertahanan dari serangan cyber.
Baca SelengkapnyaMereka disebut tidak puas dengan gaji dan pekerjaannya, sehingga memutuskan untuk menawarkan diri menjadi hacker sebagai pekerjaan sampingan.
Baca SelengkapnyaMotif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca Selengkapnya