Google Mengelak Disebut Jalankan Iklan di Setiap Klik Berita

Merdeka.com - Pemerintah kini sedang membahas rancangan peraturan presiden (Perpres) tentang Publisher Right. Garis besar dari regulasi ini adalah kewajiban kerja sama platform digital dengan perusahaan pers di Indonesia.
Salah satunya menuntut tanggung jawab platform digital global, untuk memberikan nilai ekonomi atas konten berita yang diproduksi media lokal dan nasional. Aturan ini penting demi keberlangsungan perusahaan pers. Pasalnya, platform digital mengambil 60 persen porsi iklan di Indonesia. Bahkan, Presiden Joko Widodo pernah menuturkan hal itu ketika di perayaan Hari Pers Nasional 2023 di Medan.
Dengan kondisi seperti ini, media massa berjibaku dalam memperoleh pendapatan, sehingga kerap mengikuti algoritma raksasa platform digital. Dan Google, merupakan satu di antara platform digital raksasa dunia itu.
Sejauh ini, dalam keterangan resmi melalui blognya, mereka ingin dilibatkan dalam upaya perancangan perpres Publisher Right itu.
"Kami percaya bahwa solusi terbaik bagi Indonesia bukanlah memilih antara ada atau tidak adanya regulasi, tetapi bagaimana menyusun regulasi yang dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat dan kami berharap untuk turut terlibat dalam upaya tersebut," tulis keterangan dari Google, Kamis (16/2).
Google pun mengelak jika dituding menjalankan iklan di Google berita atau tab hasil berita di Google Search. Justru mereka mengklaim telah memberikan dukungan dan pendanaan yang signifikan kepada organisasi berita, termasuk dengan mengarahkan banyak traffic ke situs penerbit berita 24 miliar kali tiap bulannya di seluruh dunia tanpa biaya.
Traffic ini memberi penerbit berita peluang untuk menghasilkan pendapatan dari iklan dan langganan pengguna.
"Supaya jelas, kami tidak menjalankan iklan di Google Berita atau tab hasil berita di Google Search. Kami tidak menghasilkan uang dari klik pengguna pada artikel berita di hasil penelusuran dan tidak pula menjual konten publikasi berita. Pengguna membuka Google untuk mencari banyak hal dan berita hanyalah sebagian kecil dari jenis konten yang kami sajikan," tulisnya.
Jika regulasi tersebut ingin diciptakan, Google meminta adanya perlakuan secara adil dan memungkinkan pengecualian untuk Platform Digital. Maka itu, industri harus mendapatkan kepastian dan kejelasan tentang dasar keputusan itu. Mereka mendorong dibuatnya proses pengecualian yang jelas sehingga otoritas penegak independen dapat menilai kontribusi dari suatu platform digital dan memutuskan mengecualikannya dari ketentuan atau regulasi yang berlaku.
"Apabila kontribusi tidak diapresiasi, platform digital mungkin menjadi kurang termotivasi untuk secara proaktif bekerja sama dengan penerbit berita dan ini menimbulkan ketidakjelasan mengenai inisiatif dan investasi yang telah berjalan di Indonesia," tulis Google.
(mdk/faz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya


Jokowi Bantah Bertemu Agus Rahardjo Minta Kasus Setnov Disetop: Saya Cek ke Setneg, Enggak Ada
Jokowi membantah pernah bertemu mantan Ketua KPK Agus Rahardjo untuk memintanya menyetop kasus e-KTP yang menjerat Setya Novanto.
Baca Selengkapnya


Ternyata Satuan Khusus dari Pasukan Elite 3 Matra TNI & Polri Tergabung di Badan ini, Tugas Operasinya Tak Sembarangan
Tak disangka satuan khusus dari Pasukan elite 3 Matra TNI & Polri tergabung dalam Badan ini.
Baca Selengkapnya


Momen Ibu Baru Belajar Memasak Nasi, Dedi Mulyadi 'Generasi Sekarang Enggak ada yang Bisa Ngejo'
Terbaru, Kang Dedi memamerkan momen saat istrinya sedang belajar memasak nasi. Penasaran seperti apa momennya?
Baca Selengkapnya


Panglima TNI Promosikan Jenderal Darah Kopassus Kawan Seangkatan, Kini Pimpin Baret Hijau
Berikut sosok Jenderal berdarah Kopassus yang kini pimpin baret hijau.
Baca Selengkapnya


Dibangun dari Hasil Kerja Keras, 10 Potret Rumah Baru Bella Shofie yang Mewah Banget Meski Belum Rampung
Bella Shofie dengan senang hati mengundang netizen untuk melihat rumah barunya yang hampir selesai dibangun.
Baca Selengkapnya

Pertamina Siap jadi Pemain Utama Penyimpan Karbon Indonesia
Kesiapan Pertamina dibuktikan melalui program Carbon Capture Utilisation Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilisation Storage (CCUS).
Baca Selengkapnya

Pertamina Shipping Beberkan Strategi Dekarbonisasi Blue Economy
PT Pertamina International Shipping (PIS) berkomitmen mendorong pelayaran ramah lingkungan untuk ekonomi biru (blue economy).
Baca Selengkapnya

Pertamina Sampaikan Capaian Target Iklim pada Ajang COP28
Demi mencapai target Net Zero Emission 2060 PT Pertamina (Persero) telah melaksanakan berbagai program yang hasilnya telah terlihat nyata.
Baca Selengkapnya

Pj Gubernur Bahtiar Turut Berduka Atas Tenggelamnya KM Rezki di Kabupaten Pangkep
Banyak yang mengirimkan doa dan berbelasungkawa kepada korban dan keluarga. Demikian juga dengan Penjabat Gubernur, Bahtiar Baharuddin.
Baca Selengkapnya

Festival Kita Bisa, Kala Disabilitas Banyuwangi Unjuk Karya
Juga diluncurkan platform data peserta didik berkebutuhan khusus.
Baca Selengkapnya

Angkat Potensi Wisata, Kabupaten Paser Gelar Gowes Explore Gunung Boga
Gowes Explore Gunung Embun juga merupakan kegiatan rangkaian menyambut HUT Kabupaten Paser ke 64 pada 29 Desember nanti.
Baca Selengkapnya

Proyek IKN Dikritik, Bahlil Balas Sentil Anies Hanya Cocok jadi Gubernur Jakarta
Bahlil menyindir Anies Baswedan yang dianggap lebih cocok maju sebagai Calon Gubernur dari pada maju di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya