Dilema industri telekomunikasi, tarif atau QoS?
Merdeka.com - Kondisi industri telekomunikasi di Indonesia saat ini sedang dihadapkan pada permasalahan yang cukup berat. Di antara para penyelenggara telekomunikasi terjadi persaingan yang kurang sehat, dimana promosi tarif hingga perang harga yang berlangsung sepanjang tahun.
Menurut anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Muhammad Ridwan Effendi, di satu sisi ini, pengguna merasa enak dengan tarif murah ini, tetapi sesungguhnya dalam jangka panjang, ini akan menjadi bumerang, baik bagi penyelenggara telekomunikasi maupun bagi pengguna.
"Penyelenggara akan kesulitan untuk mengembangkan layanan, yang pada akhirnya pengguna tidak akan merasakan kualitas telekomunikasi yang baik," ungkapnya kepada merdeka.com, Senin (20/1).
Menanggapi hal itu, Indonesia Telecommunication User Group (IDTUG) mendukung sikap regulator yang akan mengatur tariff demi menjaga kualitas layanan operator.
Lembaga di bawah International Telecommunication User Group (INTUG) itu meminta Kominfo dan BRTI menindak tegas terhadap yang memasang iklan menyesatkan ke masyarakat dan regulator harus melakukan intervensi kebijakan tarif.
"Industri telekomunikasi adalah industri yang mengatur sehingga segala sesuatunya harus ada aturan dan sanksi yang jelas. Regulator melakukan intervensi terhadap kebijakan tarif yang sudah mulai ngawur," ujar Sekjen IDTUG Muhammad Jumadi.
Menurut dia, regulator harus mengkoordinasikan hal ini dengan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) karena perang tarif hanya membuat kualitas layanan makin tidak diperhatikan operator.
Selain itu, tambah Jumadi, regulator secara tegas harus mengawasi penerapan QoS (Quality of Service) layanan telekomunikasi, dan dari waktu ke waktu menaikkan standard QoS, agar tidak kalah dengan negara lainnya.
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
VIDEO: Janji Manis Anies Bikin Internet Lambat Jadi Ngebut 100 mbps, Gratiskan Kuota 30 GB
Timnas AMIN, Leon menjelaskan akan membagikan kuota 30 gb dengan rata-rata kecepatan 100mbps.
Baca Selengkapnya5 Negara dengan Harga Internet 1GB Paling Mahal di Dunia, Ada yang Sampai Lebih Rp 600 Ribu
Masih ada operator seluler di negara-negara tertentu di dunia yang menjual paket internetnya begitu mahal.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Minta Operator Seluler Jual Kecepatan Internet Minimal 100 Mbps, Begini Respons Telkomsel
Gara-gara kecepatan internet Indonesia masih kalah dengan negara tetangga, Menkominfo mau buat regulasi khusus.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Nggak Mau Biaya Bulanan Membengkak? Begini Cara Menghemat Listrik di Rumah yang Bisa Ditiru
Cara mengurangi pengeluaran bulanan bisa dimulai dengan menghemat pemakaian energi listrik. Ini tipsnya.
Baca SelengkapnyaTarif Listrik Tak Naik Hingga Maret 2024
Penyesuaian tarif tenaga listrik bagi pelanggan nonsubsidi dilakukan setiap tiga bulan mengacu pada perubahan terhadap realisasi parameter.
Baca SelengkapnyaPenjelasan Lengkap soal Tarif PPN Naik 12 Persen Berlaku Tahun 2025
Dalam Pasal 7 ayat 3, tarif PPN dapat diubah menjadi paling rendah 5 persen dan yang paling tinggi 15 persen.
Baca SelengkapnyaTerapkan Pola Tarif Seperti Hotel & Pesawat, Tarif Kereta Cepat Whoosh Lebih Mahal saat Jam Sibuk
Di luar jam sibuk harga tiket kereta cepat Jakarta - Bandung tersebut menjadi lebih murah.
Baca SelengkapnyaDaftar Tarif Tol Trans Jawa 2024 untuk Persiapan Mudik Lebaran
Daftar lengkap tarif tol Trans Jawa 2024 untuk mudik lebaran.
Baca SelengkapnyaXL Jamin Jaringan Internet Aman saat Lebaran 2024
Momen Lebaran selalu menghadirkan tantangan operator telekomunikasi dan data karena trafik selalu melonjak cukup signifikan.
Baca Selengkapnya