CEO Twitter Bikin Berang Umat Hindu India, Mengapa?
Merdeka.com - Bos Twitter, Jack Dorsey, melakukan kunjungan kerja ke India beberapa waktu yang lalu. Namun kepulangannya dari negeri Hindustan tersebut justru membawa kontroversi.
Umat Hindu di India meradang karena sang CEO berfoto dengan membawa plakat bertuliskan "Smash Brahminical patriarchy" atau "Hancurkan Patriarki Brahmanisme". Tak cuma umat Hindu, anggota kasta Brahmana juga berang.
Tulisan tersebut dianggap telah menghina sistem kasta Hindu di India yang menempatkan Brahmana di posisi teratas.
CEO Twitter Bawa Plakat Kontroversial ©2018 albawaba.comDilansir The Guardian via Tekno Liputan6.com, Rabu (21/11/2018), pihak Twitter telah menyampaikan permintaan maaf jika tulisan tersebut telah membuat kesal umat Hindu. Twitter ataupun Dorsey sama sekali tidak mendukung pesan soal tekanan terhadap sistem kasta Hindu.
"Saya sangat menyesal atas hal ini. Ini tidak mencerminkan pandangan kami. Kami mengambil foto pribadi dengan hadiah yang diberikan kepada kami, dan kami seharusnya lebih bijaksana. Twitter berusaha menjadi platform yang tidak memihak bagi semua orang. Kami gagal melakukannya di sini dan kami harus melakukannya lebih baik untuk melayani pelanggan kami di India," tulis pimpinan kebijakan dan legal Twitter, Vijaya Gadde, melalui akun Twitter resminya.
Kemunculan Foto
Foto Dorsey yang dipermasalahkan diambil pada pekan lalu saat bertemu dengan kelompok jurnalis, penulis, dan aktivis di New Delhi, India. Pertemuan itu menjadi wadah bagi mereka membagikan pengalaman di website dan aplikasi terkait pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan.
Salah satu yang hadir di acara tersebut adalah seorang aktivis yang berkasta Dalit. Dalit adalah kasta terendah di India, yang tidak dimasukkan ke dalam empat tingkatan kasta yakni Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Mereka juga kerap disebut "yang tidak tersentuh" atau untouchable, dan secara historis dilarang melakukan pekerjaan apapun, kecuali yang paling rendah.
Foto Dorsey yang memegang plakat tersebut tersebar di ranah internet, dan memicu kemarahan umat Hindu dan sejumlah anggota kasta Brahmana. Beberapa yang mengkritisi adalah jurnalis senior, pelaku bisnis, dan tokoh terkemuka Hindu di India.
"Mengejutkan! ada poster "smash Brahmanical" saat kunjungan CEO Twitter di India. Apakah ini demonologi Brahmana oleh asing #BreakingIndiaForces dapat diterima? apakah ini merupakan ujaran kebencian?" tulis peneliti dari India, Rajiv Malhotra.
India sendiri adalah sektor penting dalam perkembangan Twitter. Jejaring sosial beralambang burung tersebut memperkirakan India memiliki 34,4 juta pengguna aktif bulanan.
Sumber: Liputan6.com Reporter: Andina Librianty
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
Baca SelengkapnyaTujuh sampai delapan pemuda diduga terlibat dalam kasus ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Seorang wanita asal Indonesia membeberkan sejumlah fakta menarik saat berkunjung ke India.
Baca SelengkapnyaPadahal, Reuters menjabarkan pernikahan Anant Ambani baru dilaksanakan pada Juli 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menawarkan CEO Apple, Tim Cook untuk ikut berinvestasi dan mengembangkan IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaSaat itu, dia masih berusia 20 tahun dan tengah bekerja di Jepang selama beberapa bulan.
Baca SelengkapnyaSebagai seorang pengusaha dan miliuner asal india, dia tercatat memiliki 168 koleksi mobil mewah. Sebanyak 15 di antaranya ditaksir hingga USD 20 juta.
Baca SelengkapnyaUji coba ini adalah yang ditunggu-tunggu Elon Musk terhadap startup besutannya.
Baca Selengkapnya