Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bobol Privasi Pengguna, WhatsApp Seret Vendor Spyware ke Meja Hijau

Bobol Privasi Pengguna, WhatsApp Seret Vendor Spyware ke Meja Hijau Ilustrasi WhatsApp. ©2019 androidpolice.com

Merdeka.com - WhatsApp menggugat salah satu vendor spyware NSO Group ke meja hijau. Hal ini dilakukan karena WhatsApp menganggap NSO Group terlibat dalam aktivitas peretasan pengguna layanan chat yang sebenarnya telah dilengkapi dengan enkripsi itu.

Dalam sebuah artikel yang diunggah di The Washington Post, Head of WhatsApp Will Cathcart mengatakan, perusahaannya memiliki bukti NSO terlibat langsung dalam serangan ke pengguna.

"Sekarang kami berupaya meminta pertanggungjawaban NSO berdasarkan undang-undang negara bagian dan federal AS, termasuk US Computer Fraud and Abuse Act," kata Cathcart dalam tulisan, sebagaimana dikutip dari The Verge via Tekno Liputan6.com.

Masih menurut Cathcart, server terhubung dan layanan-layanan WhatsApp digunakan dalam serangan NSO Group.

"Ada bukti terkait akun WhatsApp yang dipakai dalam serangan vendor software itu. Meskipun serangan mereka sangat canggih," katanya.

Cathcart mengatakan, upaya pihak NSO untuk menutupi jejak tidak sepenuhnya berhasil. Pasalnya, menurut WhatsApp, ada sekitar 1.400 perangkat yang terinfeksi kode berbahaya tersebut.

Dibawa ke Meja Hijau

Dalam pernyataan yang terkait, pihak Citizen Lab mengatakan, mereka bekerja sama dengan WhatsApp sejak serangan terjadi. Kerja sama ini dilakukan untuk mengetahui siapa kemungkinan pelaku di balik serangan.

WhatsApp kemudian meminta pengadilan untuk mencegah NSO Group melakukan serangan yang sama di masa depan.

"WhatsApp akan terus melakukan apapun yang kami bisa, secara perlindungan internal maupun lewat jalur hukum. Hal ini dilakukan untuk melindungi privasi dan keamanan seluruh pengguna kami," kata Cathcart.

Sementara itu, dalam pernyataan, NSO Group masih membahas tudingan ini. "Dalam hal ini, sekuat mungkin kami membantah tuduhan dan akan melawan mereka dengan keras," kata pihak NSO Group.

Perusahaan kemudian mengatakan, akan mengambil tindakan jika salah satu produknya dipakai untuk tujuan lain, selain memerangi kejahatan atau terorisme.

Awal Mula Permasalahan

Sebelumnya, pada Mei 2019, celah kerentanan di WhatsApp terungkap. Hal ini karena hacker bisa memasukkan spyware ke smartphone melalui sebuah panggilan video di WhatsApp, bahkan jika si penerima panggilan tidak menjawab teleponnya.

Saat itu, organisasi Citizen Lab yang menemukan kerentanan ini mengatakan, serangan tersebut dipakai untuk menyasar pada jurnalis dan aktivis HAM.

Software yang dipakai dalam serangan bernama Pegasus. Spyware ini dikembangkan oleh perusahaan bermarkas di Israel, NSO Group.

Software besutan NSO Group sendiri memang kabarnya banyak dipakai oleh negara-negara di seluruh dunia.

Ketika celah kerentanan di WhatsApp terungkap, NSO Group mengklaim mereka tidak terlibat dalam penggunaan langsung software ini dan hanya menyediakannya untuk klien.

Sumber: Tekno Liputan6.comReporter: Agustin Setyo Wardani

(mdk/idc)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Daftar HP yang Tak Lagi Bisa Pakai WA di 2024

Daftar HP yang Tak Lagi Bisa Pakai WA di 2024

Berikut adalah daftar smartphone yang tidak dapat mengakses WhatsApp pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Waspada! Modus Baru Penipuan: Ditagih Utang Rp1,6 Juta Lewat WhatsApp Meski Tak Pernah Ajukan Pinjaman

Waspada! Modus Baru Penipuan: Ditagih Utang Rp1,6 Juta Lewat WhatsApp Meski Tak Pernah Ajukan Pinjaman

Padahal wanita itu mengaku tak pernah melakukan peminjaman di platform tersebut.

Baca Selengkapnya
Istri di Palembang Ketahuan Berzina, Suami: Anak Pertama Saya Lebih Mirip Pria Selingkuhannya

Istri di Palembang Ketahuan Berzina, Suami: Anak Pertama Saya Lebih Mirip Pria Selingkuhannya

Perselingkuhan itu terungkap setelah terlapor mengirim video syurnya dan istri pelapor melalui WhatsApp.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sebanyak 2.248 Pinjol Ilegal Ditutup Sepanjang 2023

Sebanyak 2.248 Pinjol Ilegal Ditutup Sepanjang 2023

Salah satu ciri pinjaman online ilegal adalah penawaran layanan melalui pesan singkat, baik dalam bentuk SMS dan Whatsapp.

Baca Selengkapnya
Polresta Pekanbaru: Waspada Penipuan Bermodus Malware APK Pemilu

Polresta Pekanbaru: Waspada Penipuan Bermodus Malware APK Pemilu

Kombes Jeki mengimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati dalam menggunakan media sosial.

Baca Selengkapnya
Lewat Jalur Meja Hijau, Aiman Witjaksono Minta Ponsel dan Akun IG Dikembalikan Polisi

Lewat Jalur Meja Hijau, Aiman Witjaksono Minta Ponsel dan Akun IG Dikembalikan Polisi

Selain Handphone, akun Instagram, SIM Card, dan E-mail milik Aiman juga disita oleh penyidik

Baca Selengkapnya
Pria Bobol Rumah Curi Laptop, Saat Dilacak sedang Makan Sate, Barang Ketemu tapi Maling Auto Kabur

Pria Bobol Rumah Curi Laptop, Saat Dilacak sedang Makan Sate, Barang Ketemu tapi Maling Auto Kabur

Seorang maling membobol rumah mencuri laptop, saat dilacak ternyata sedang asyik nongkrong makan sate di pinggir jalan.

Baca Selengkapnya
Handphone Disita Penyidik, Aiman Ketar-Ketir Pemberi Info Netralitas Aparat Terbongkar

Handphone Disita Penyidik, Aiman Ketar-Ketir Pemberi Info Netralitas Aparat Terbongkar

Aiman menjalani pemeriksaan selama 12 jam sebagai saksi kasus dugaan penyebaran berita bohong.

Baca Selengkapnya
Bantu Warga yang Sakit Melalui Whatsapp

Bantu Warga yang Sakit Melalui Whatsapp "Lapor Pak Kapolres", Polres Cimahi Gercep Langsung Terjunkan Dokter

Polres Cimahi memberikan respon cepat atas pengaduan masyarakat. Anggota Polres bahkan kedapatan terjun langsung menanggapi.

Baca Selengkapnya