Merdeka.com - Sampai detik ini, BlackBerry masih terus berjuang keras untuk tetap hidup dengan segala himpitan dan kerasnya ekosistem mobile dunia. Walaupun dengan keadaan compang-camping, BlackBerry akan upayakan segala cara agar dapat tetap survive.

Salah satu upaya tersebut adalah munculnya pemikiran dari sang CEO yaitu John Chen bahwa dia akan mempersilakan pihak mana saja yang ingin mengambil alih satu-satunya produk unggulan mereka yaitu divisi BlackBerry Messenger dengan ganti uang yang sepadan.

Dikatakan sebagai satu-satunya produk unggulan, karena beberapa produk baik yang baru atau lama sudah tak begitu lagi dapat menarik minat pasar.

Untuk itu, seperti dikutip dari Android Community (25/02), John Chen mengatakan, "Apabila ada pihak tertentu yang datang kepada saya dan menawarkan uang sebesar USD 19 miliar untuk membeli BBM, maka saya tidak akan menolaknya."

Tentu saja, apa yang diungkapkan Chen pada saat dia diwawancarai oleh CNBC di Mobile World Congress (MWC) 2014 itu boleh dibilang adalah langkah bunuh diri.

Apabila ternyata ada yang berani membeli divisi BBM dengan harga tersebut, maka BlackBerry pun harus siap menanggung risiko terburuk kapan saja karena BBM adalah produk paling atas di antara produk-produk lainnya yang kurang begitu bersinar.

Sebelumnya, beberapa bulan lalu, BlackBerry kabarnya pernah hampir sepakat dengan sebuah perusahaan raksasa untuk penjualan divisi BBM seharga USD 5 miliar. Sayangnya, kesepakatan tersebut kandas karena sesuatu hal.

Chen mengatakan bahwa BBM layak dihargai sebesar USD 19 miliar karena terinspirasi dari pembelian WhatsApp oleh Facebook beberapa hari lalu dengan harga yang fantastis.