Bisnis HaloDoc Ketika Pandemi: Kami Langsung Pivot
Merdeka.com - Di tengah pandemi Covid-19, perusahaan-perusahaan startup ramai-ramai mengubah model bisnis namun sesuai dengan core bisnis mereka. HaloDoc contohnya.
Hal itu disampaikan Dionisius Nathaniel, Chief Marketing Officer Halodoc. Dia dengan tegas menyebutkan bahwa perusahaan mesti mengambil kebijakan yang berfokus pada kebutuhan pengguna untuk bertahan di tengah pandemi.
"Kiat untuk survive yang pertama itu user-centric. Kalau bahasa saya, user atau target market kita harus satu frekuensi sama kita," kata Dion saat diskusi daring yang bertajuk ‘Startup Indonesia di Tengah Pandemi’ yang digelar Forum Wartawan Teknologi (Forwat), Senin (31/8).
-
Bagaimana cara startup di Indonesia bertahan? Banyak perusahaan yang melakukan penghematan biaya untuk bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
-
Apa yang dialami startup di Indonesia? Laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Glints dan Monk's Hill Ventures (MHV) mengenai performa perusahaan startup di Asia Tenggara (ASEAN) pada tahun 2024 menunjukkan adanya penurunan gaji bagi karyawan startup, khususnya di Indonesia.
-
Mengapa perusahaan menciptakan kloning digital? Menurut Ladjevardian, hal ini memungkinkan pelatih atau pakar untuk memberikan kesempatan kepada banyak orang untuk belajar dari mereka dengan cara yang dipersonalisasi, dengan biaya yang jauh lebih rendah atau bahkan gratis.
-
Kenapa Aan mulai usaha di masa pandemi? Aan menuturkan bahwa usahanya ini dia rintis beberapa waktu lalu saat mewabahnya Covid-19 di Indonesia. Saat itu dirinya tengah pulang kampung ke Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur dan mengisi waktu dengan membuat kreasi tas jinjing perempuan.
-
Bagaimana LPDUK berbenah setelah pandemi? Sesuai arahan Menpora Dito Ariotedjo, LPDUK mencoba melakukan transformasi dengan menjadi lembaga yang lebih progresif dan mendukung ekosistem Industri Olahraga sebagai bagian dari DBON.
-
Bagaimana Herd Coffee Roasters beradaptasi di masa pandemi? Mulai Adaptasi Dalam situasi sulit tersebut, Andri dan timnya beradaptasi dengan mengembangkan penjualan online melalui platform Tokopedia. Mereka memperkenalkan kemasan yang lebih kecil dan menambah variasi produk, dari kopi lokal hingga internasional.
Meski health-tech merupakan sektor yang terdampak secara positif, Halodoc pun mengambil langkah pivot karena melihat kebutuhan pasar.
"Pada bulan Maret, kita langsung pivot, gimana caranya kita men-support Indonesia dengan menyediakan tes sebanyak mungkin. Sampai sekarang, kita sudah memfasilitasi lebih dari 200 ribu tes kombinasi rapid dan PCR," ujar Dion.
Beberapa gebrakan perusahaan yang disesuaikan dengan kondisi pasar juga termasuk drive through rapid test.
"Di awal-awal pandemi, kami juga termasuk yang pertama kali drive through rapid test, saat itu di Kemayoran. Fasilitas itu di beberapa kota besar saat ini masih ada," kata Dion.
Selain itu, mengingat pentingnya penilaian risiko dini untuk mengetahui gejala Covid-19 yang juga sejalan dengan anjuran pemerintah, Halodoc merilis Chatbot yang memfasilitasi hal itu. Layanan ini, menurut Dion, sangat berguna karena dapat menjadi pertimbangan matang bagi pengguna untuk secara mandiri mengetahui apakah dia perlu melakukan tes di rumah sakit, karantina mandiri, dan sebagainya.
"Untuk chatbot preliminary risk assesment, traffic hingga Juli kemarin sudah lebih dari 9 juta kali," kata Dion.
Yang menarik, kata Dion, dalam fitur Chat with Doctor, diketahui jika konsultasi meningkat drastis, termasuk terkait Kesehatan Jiwa. Selain itu, Halodoc juga mencatat pertumbuhan yang signifikan dan kini terdapat 20 juta pengguna aktif tiap bulannya.
Sebelumnya, Halodoc juga menginisiasi Chat with Doctor gratis di Hari Ulang Tahun Republik Indonesia Ke-75 pada 17 Agustus 2020 sebagai perwujudan Gerakan #MerdekaDariCOVID19.
"Sampai saat ini kami telah bermitra dengan 20.000 dokter dan ribuan farmasi di lebih dari 100 kota untuk delivery obat. Kalau untuk farmasi delivery (Toko Kesehatan), kami memiliki kemitraan strategis dengan Gojek, sehingga layanan ini tersedia di wilayah-wilayah yang ter-cover oleh Gojek," ujar Dion. (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski begitu, banyak startup yang mampu bertahan karena memiliki produk yang dibutuhkan masyarakat.
Baca SelengkapnyaBio Farma Group menggunakan Medtrack dalam proses distribusi vaksin Covid-19 sampai dengan saat ini di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaPT Pos Indonesia (Persero) telah berusia hampir 3 abad.
Baca SelengkapnyaTokopedia akhirnya buka suara terkait kabar 450 karyawannya di PHK.
Baca SelengkapnyaStrategi omnichannel merupakan langkah yang harus diadopsi para peritel di Tanah Air demi beradaptasi dengan tren bisnis, mengikuti pola konsumsi masyarakat.
Baca SelengkapnyaHal ini mendorong perusahaan untuk mencari berbagai strategi untuk mengamankan pasar dan posisinya.
Baca SelengkapnyaNamun investor juga menuntut model bisnis yang jelas dan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaWindhy Arisanti menjadikan kondisi tersebut peluang merintis bisnis kue dan aneka camilan.
Baca SelengkapnyaSuka duka mewarnai pedagang pakaian bekas melalui e-commerce.
Baca Selengkapnya