Asosiasi digital akui susah hitung besaran iklan online di Indonesia
Merdeka.com - Ketua umum Indonesia Digital Association (IDA), Edi Taslim, menyatakan, hingga saat ini belum ada lembaga yang bisa menghitung dengan pasti besaran iklan digital di Indonesia. Hal ini, lantaran sifat iklan digital yang borderless, tidak seperti iklan melalui media lain, seperti TV, cetak, dan outdoor.
"Kalau iklan TV, cetak, outdoor, itu kan ada AC Nielsen yang menghitung setiap tahunnya bahkan tiap kuartal. Sementara digital, gak ada yang menghitung. Kenapa? Karena gak mudah. Karena begitu kita bicara ikan digital, tidak seperti iklan di TV, di print, dan radio. Kalau digital itu, uangnya bisa sampai nyebar ke luar Indonesia karena sifatnya borderless," ujar dia ketika ditemui di Jakarta, Kamis (17/3).
Sementara itu, di sisi lain, kata dia, kalau berbicara iklan digital banyak yang beranggapan jika 70-80 persen kue iklan digital di Indonesia mayoritas dinikmati bukan dari media lokal, tetapi pemain asing. Hal itu pun belum bisa dibuktikan dengan angka pastinya, karena prosentase itu masih sekadar asumsi.
"Kalau kita bicara iklan digital ya, asumsi aja ya, 70-80 persen itu yang menikmati bukan dari media lokal, tapi pemain asing. Artinya susah untuk menghitung iklan digital yang tepat karena iklannya itu bisa disebar ke Twitter, Facebook, Google, sehingga untuk mendata itu susah sekali. Artinya sebuah brand, bisa beriklan tidak hanya di media lokal. Bisa ke Facebook, Google atau Twitter," terangnya.
Oleh sebab itu, pihaknya kini sedang mencari auditor independen yang nantinya bisa menghitung besaran iklan digital di Indonesia dengan didukung oleh para pemain di industri ini untuk sukarela menyetor data transaksi iklan digitalnya. Meskipun, ia memahami jika hal itu tidak semua pemain akan bersedia menyetorkan data tersebut.
"Kita lagi bikin project mencari independen auditor untuk menghitung dan tentunya kami mengharapkan agar para pemain suka rela menyetorkan data tapi tetap akan dirahasiakan. Sejauh ini iklan digital tumbuh terus, 30-40 persen tiap tahun di mana platform yang lain tidak setinggi itu. Tapi basis iklan digital ini kan masih kecil. Ada yang bilang iklan digital di Indonesia itu masih 10 persen dari total kue iklan. Makanya, kita mau hitung," jelas dia.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ingin Mengembangkan Bisnis Online? Yuk, Kenali 5 Jenis Iklan Digital Favorit!
Yuk, ketahui beberapa jenis iklan yang bisa dilakukan melalui platform digital.
Baca SelengkapnyaSegini Potensi Kerugian Dialami Industri Perikalanan Jika Iklan Rokok Dilarang
Rencana aturan tersebut dapat merugikan industri media digital yang tengah kena disrupsi tiada henti.
Baca SelengkapnyaAturan Iklan dan Penjualan Rokok Bakal Diperketat, Pelaku Ekonomi Digital Bilang Begini
Selama ini pelaku industri digital seperti anggota idEA patuh pada aturan yang berlaku.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pengguna Internet di Indonesia 2024 Mencapai 221 Juta
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis hasil survey internet Indonesia 2024.
Baca SelengkapnyaAda Indonesia, Ini Daftar Negara yang Rakyatnya Paling Banyak Tak Dapat Akses Internet
Berikut adalah laporan dari We Are Social yang memotret kondisi internet di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaTikTok Kuasai E-commerce Lokal, Istilah Hilirisasi Digital Dinilai Ambigu
Konsep hilirisasi digital dinilai tidak relevan dengan kenyataan di lapangan.
Baca SelengkapnyaJubir TKN Sindir Slepetonomics Cak Imin: Lebih Akademik Hilirisasi Digital Milik Mas Gibran
Dahnil menjelaskan bahwa hilirisasi digital adalah penggunaan device bahkan hingga ke jaringan yang akan dibuat oleh putra-putri Indonesia.
Baca Selengkapnya4 Modus Penipuan Online yang Wajib Diwaspadai, Yuk Kenali Saluran Informasi dan Kanal Komunikasi Resmi Blibli
Blibli mengajak masyarakat lebih waspada dengan mengenali saluran informasi dan kanal komunikasi resmi Blibli.
Baca SelengkapnyaIklan Kampanye di Platform Meta, Prabowo-Gibran Habiskan Rp1,78 Miliar
Pasangan calon nomor urut 02 sudah diketahui publik memiliki pendanaan cukup besar selama melakukan kampanye.
Baca Selengkapnya