Merdeka.com - Perubahan secara terstruktur yang dipicu oleh majunya teknologi, akan membuat retailer terpaksa 'merumahkan' ratusan ribu karyawannya. Kini, manusia dituntut lebih kreatif karena saingan mereka bertambah: robot dan dunia digital.

Dilansir dari The Register (29/2), diprediksi akan ada 900.000 pekerjaan yang hilang dalam 20 tahun ke depan, sebagai dampak dari kebijakan retail terhadap teknologi. Hal ini disampaikan oleh British Retail Consortium, yang memperhitungkan bahwa retailer akan segera berubah format dari fisik, ke digital atau online.

Di Inggris saja, retail adalah sektor yang paling tinggi dalam mempekerjakan pegawai, lebih dari 3juta orang. Hilangnya pekerjaan tak akan bisa dihindari karena bidang suplai dan logistik akan segera digantikan oleh mesin.

Satu-satunya jalan keluar adalah mengubah pola pekerja menjadi lebih analitis dan mengurangi pekerjaan yang 'tradisional' seperti penjaga toko atau kurir gudang. Pengubahan pola pikir dalam pekerjaan, akan mengisi kekosongan lahan pekerjaan bidang kreatif, jasa, maupun segala hal yang membutuhkan analisa. Hal ini akan menambah lahan pekerjaan hingga 100.000 lahan baru, menurut British Retail Consortium.

BRC juga mengklaim bahwa angka pegawai retail telah turun dari 3,2juta di 2008, ke hanya 3juta di 2014. Serta sejak 2006 hingga sekarang, ada 40.000 toko fisik beralih ke online.

Selain itu, lebih dari 20 persen perusahaan yang kurang dari 500 pegawai, telah mengganti karyawannya dengan teknologi otomatis. Angka ini bahkan bertambah 30 persen jika pegawa lebih dari 500 orang.

Sektor travel pun merasakan dampak. Dengan majunya teknologi dan mudahnya akses informasi untuk bepergian, travel agent berkurang 34 persen dalam periode 12 tahun, serta kehilangan 38.000 pekerjaan dalam bidang tersebut. Sebaliknya, aplikasi, website dan pengembang software tentang travel naik sebanyak 195.000 pekerjaan.

Dengan ini, Anda juga harus bersiap, apakah pekerjaan Anda akan terganti juga oleh teknologi?