Ancaman serangan siber meningkat, banyak perusahaan masih \'cuek\'
Merdeka.com - Banyak perusahaan di dunia kian adaptif dengan perkembangan teknologi. Sayangnya, semakin adaptifnya perusahaan terhadap kemutakhiran teknologi, tak dibarengi dengan pemahaman tentang keamanan di dunia siber. Padahal, keamanan siber merupakan faktor terpenting manakala teknologi berkembang.
Dalam sebuah laporan yang berjudul Global State of Information Security Survey (GSISS) 2018, 9.500 pejabat eksekutif senior di bidang bisnis dan teknologi dari 122 negara yang disurvei mengakui ketidakamanan dunia siber makin tinggi. Banyak celah yang memungkinkan disasar serangan siber.
Meskipun sadar akan bahaya itu, faktanya masih ada perusahaan yang tak memiliki strategi keamanan informasi. Survei yang dilakukan oleh PwC itu, menyebutkan bahwa sebanyak 40 persen responden tidak memiliki strategi keamanan informasi yang menyeluruh. Lebih fatalnya lagi, 48 persen responden mengatakan tidak memiliki program pelatihan kesadaran keamanan bagi karyawan, dan 54 persen di antaranya tidak memiliki proses tanggap insiden.
Hal itu tentu saja berimbas terhadap sebagian besar perusahaan yang menjadi korban mengatakan tidak dapat mengidentifikasi pelakunya dengan jelas. Hanya 39 persen dari responden survei yang mengatakan sangat yakin dengan kemampuan atribusi yang dimiliki.
Dalam survei itu disebutkan juga, jumlah organisasi yang memiliki strategi keamanan siber yang menyeluruh menunjukkan angka yang cukup tinggi di Jepang dengan prosentase sebanyak 72 persen. Masalahnya, di Jepang serangan siber dipandang sebagai ancaman keamanan nasional terbesar. Begitu juga dengan Malaysia yang menganggap serangan siber sebagai ancaman besar.
Maka itu, pada bulan Mei 2017, para pemimpin negara-negara G-7 sepakat untuk bekerjasama dengan para mitra lainnya untuk mengatasi serangan siber dan memitigasi dampaknya terhadap infrastruktur yang kritikal.
(mdk/gni)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca Selengkapnya10 Jenis Kejahatan Siber yang Penting Diwaspadai, Baca Selengkapnya
Dunia digital yang semakin terkoneksi telah membuka pintu bagi kejahatan siber yang berkembang pesat.
Baca SelengkapnyaKAI Tambah 344 Perjalanan Kereta Api dari Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen, Cek Rutenya di Sini
KAI Tambah 344 Perjalanan Kereta Api dari Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen, Cek Rutenya di Sini
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Siap-Siap, Perusahaan Telat Bayar THR Karyawan Kena Denda Segini
Batas pembayaran THR pegawai maksimal pada H-7 lebaran.
Baca SelengkapnyaMenaker Apresiasi Pemerintah Jerman yang Minat dengan Tenaga Perawat Indonesia
Saat ini Indonesia dalam tahap pengembangan SIPK dalam upaya meningkatkan partisipasi industri untuk memanfaatkannya.
Baca SelengkapnyaPolisi Ancam Jemput Paksa Siskaeee Jika Kembali Mangkir Pemeriksaan
Siskaeee sedianya dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka pada Senin 15 Januari 2024 kemarin. Namun Siskaeee mangkir.
Baca SelengkapnyaSegini Santunan dari Pemerintah untuk Korban Meninggal Kecelakaan KA di Cicalengka
Besaran dana santunan ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan RI No.15 Tahun 2017.
Baca SelengkapnyaMuncul Gerakan Salam Empat Jari, Ini Respons Anies
Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menanggapi isu salam empat jari hingga gerakan tak memilih pasangan Capres nomer 2, Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaAnies Anggap Gerakan Salam Empat Jari Pesan Ingin Perubahan
Salam empat jari mencuat pertama kali di media sosial X sebagai lambang persatuan pendukung capres nomor urut 1 dan 3 untuk mengalahkan pasangan capres nomor 2.
Baca Selengkapnya