Aksara Kawi Masuk Unicode, PANDI: Digitalisasi Aksara Nusantara Semakin Banyak
Merdeka.com - Pengajuan aksara Kawi ke Unicode untuk digitisasi aksara ke dalam bentuk digital menemukan titik terang. Karena Unicode menerima secara resmi proposal aksara Kawi yang diajukan oleh pegiat aksara daerah, Aditya Bayu Perdana dan Ilham Nurwansyah, akhir bulan lalu.
Jadi tinggal selangkah lagi aksara Kawi tersedia di rilis terbaru Unicode.
Sebagai informasi, Unicode adalah standar dalam dunia komputer untuk pengkodean (encoding) karakter tertulis dan teks yang mencakup hampir semua sistem penulisan yang ada di dunia. Dengan Unicode, pertukaran data teks dapat terjadi secara universal dan konsisten. Berkaitan dengan aksara, nantinya seluruh aksara nusantara bisa diakses di perangkat pintar, seperti smartphone dan komputer/laptop seperti aksara latin.
Menurut Aditya Bayu Perdana, setelah dokumen lengkap proposal Kawi diterima oleh Unicode, maka tinggal menunggu disahkan. Jika tidak ada halangan, maka tidak lama lagi code point aksara Kawi akan bisa digunakan pada platform digital di seluruh dunia.
“Semoga Unicode mengetuk palu untuk mengesahkan aksara Kawi. Kita tunggu saja rilis Unicode terbaru berikutnya,” kata Adit optimistis dalam keterangan resminya, Senin (12/10).
Upaya pengajuan aksara Kawi ke Unicode merupakan bentuk dukungan Adit dan Ilham pada Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) yang memiliki program bertajuk Merajut Nusantara, dengan melakukan digitalisasi aksara-aksara daerah.
Chika Hayuningtyas, staf pelaksana PANDI pada kegiatan digitalisasi aksara nusantara, menyambut baik apa yang dilakukan oleh Adit dan Ilham.
"Kami sangat menghargai upaya komunitas yang mendukung kegiatan digitalisasi aksara yg digagas oleh PANDI. Sebagai salah satu bentuk komitmennya adalah sejak Oktober tahun ini, PANDI terdaftar sebagai salah satu anggota Unicode, agar bisa lebih mudah memfasilitasi komunitas pegiat aksara di Indonesia yang ingin menjalin komunikasi dengan Unicode kelak," ujar Chika.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai aksara nusantara, bisa menghubungi Chika di 0814 1323 8094 atau lewat email di chika@pandi.id.
Cerita Aksara Kawi ke Unicode
©2020 Merdeka.com
Ilham Nurwansyah, mewakili tim penyusun proposal Kawi, mengatakan pengajuan proposal aksara Kawi dilakukan sebagai salah satu upaya mendigitisasikan aksara daerah di Indonesia.
“Masih banyak aksara daerah Indonesia yang belum terdaftar di Unicode, maka kami akan terus berupaya mendorong aksara-aksara daerah itu agar bisa terdaftar di Unicode. Kemarin kami mengajukan aksara Kawi, untuk aksara lainnya menyusul setelahnya,” ujarnya.
Menurut staf Digital Repository of Endangered and Affected Manuscript in Southeast Asia (DREAMSEA) PPIM UIN Jakarta ini, dalam pengajuan aksara ke Unicode diperlukan pemahaman dalam hal spesifikasi teknis aksara. Selain kemampuan membaca dan menulis, juga harus memiliki kemampuan memahami spesifikasi teknis aksara yang akan diajukan untuk platform digital.
"Ssehingga memerlukan waktu cukup lama untuk menyusun sebuah proposal. Belum lagi, harus mengikuti uji kelayakan proposal yang diajukan di hadapan tim Unicode secara langsung,” ujarnya. .
Di sisi lain, Adit mengungkapkan proposal preliminary (pendahuluan) pernah diajukan pada 2012 oleh seorang penulis asing. Namun, belum ada yang melanjutkan hingga kini sehingga yang dilakukan saat ini melanjutkan dari yang dikerjakan sebelumnya. Dalam penyusunan proposal aksara Kawi, Adit mengaku mengalami beberapa kendala cukup berarti bagi tim.
“Setiap huruf dan simbol individu dalam aksara perlu diberi contoh dan diberi asal-usul, ini gambar aksara dapat dari prasasti mana, sekarang disimpan di mana, dan lainnya. Salah satu yang membuat aksara Kawi sulit adalah masa penggunaannya yang panjang,” ungkapnya.
Selama 800 tahun pemakaian, aksara Kawi memiliki berbagai macam variasi langgam dan ortografi. Varian yang banyak ini perlu dijabarkan dalam proposal, ditambah pula kesulitan mendapat referensinya yang sering kali tersebar. Sehingga perlu mengumpulkan potongan-potongan informasi dari berbagai sumber agar dokumentasi Kawi yang ditulis dapat dipertanggungjawabkan.
Penyusunan proposal aksara Kawi yang lebih lengkap untuk Unicode mulai dilakukan Adit dan Ilham sejak Juli 2020. Prosesnya melalui dua kali 'persidangan', yaitu pada pertengahan Agustus dan September tahun ini.
“Pembahasan teknis proposal dilakukan secara langsung dan terbatas bersama tim kecil Unicode melalui konferensi video. Dua kali kami harus disidang jam 5 pagi, menyesuaikan dengan jadwal meeting Unicode, yang para panelisnya tersebar di berbagai negara,” tambah Ilham.
(mdk/sya)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Unggahan Unik Kapolri Sigit di Media Sosial Ucapkan Harlah ke-101 NU, Ada Warga Konoha Bersarung
Melalui akun media sosialnya, Kapolri menyebut NU menjadi salah satu pilar bangsa dalam mengisi kemerdekaan
Baca SelengkapnyaMedia Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaSudah Mulai Terlupakan, Ini Sejarah dan Asal-usul Aksara Batak yang Jarang Diketahui
Aksara kuno rupanya tak hanya dikenal di Suku Jawa saja, melainkan Suku Batak juga memiliki aksaranya sendiri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Aksi Bersih-Bersih Relawan Ganjar dan Pasukin, Simbol Kepedulian Jaga Bumi
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi masyarakat luas tentang pentingnya menjaga kebersihan alam
Baca SelengkapnyaArkeolog Ungkap Sosok yang Dikubur di Makam Berusia 2300 Tahun Ini, Ternyata Raja Terkenal dan Keluarganya
Setelah bertahun-tahun menjadi perdebatan, sosok-sosok yang dikubur di dalam makam kuno di Vergina, Yunani akhirnya terungkap.
Baca SelengkapnyaBatalkan Izin Lapangan untuk Kampanye Akbar AMIN, Kades di Pasuruan Dilaporkan Bawaslu
Laporan ke Bawaslu ini dilakukan oleh Ketua Tim Hukum Nasional AMIN, Andry Ermawan.
Baca SelengkapnyaPerusahaan yang Bantu Hijaukan IKN Bisa Dapat Pengurangan Pajak 200 Persen
Otorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.
Baca SelengkapnyaPeti Mati Mesir Kuno Berusia 1.500 Tahun Akhirnya Dibuka, Isinya Bikin Arkeolog Merinding
Sebuah peti mati tembaga Mesir Kuno yang telah disegel selama lebih dari 1500 tahun telah "dibuka secara digital" menggunakan teknik pencitraan.
Baca SelengkapnyaKomandan Polisi Panggil Perwira Muda Lulusan Akpol 2023, Ditanya Isi Tas Jawabannya Mengejutkan
Saat disebut, isi tas sang perwira tersebut sontak membuat komandan kaget
Baca Selengkapnya