Merdeka.com - Selama ini banyak pasien Covid-19 yang tidak mengalami gejala apapun tetapi terjangkit virus corona. Tentu, jika tidak bergejala bagaimana orang bisa sadar untuk melakukan isolasi diri?
Nah, baru-baru ini peneliti MIT menemukan bahwa suara batuk dipercaya bisa mendeteksi kemungkinan seseorang terinfeksi Covid-19. Hal ini tentu bisa menjadi sistem peringatan dini untuk mengetahui persebaran virus.
Selama bertahun-tahun, dokter telah mengetahui bahwa suara batuk seseorang bisa menguak penyakit yang diderita.
Mengutip laman Techcrunch, Selasa (3/11), para peneliti di MIT menggunakan permodelan AI (artificial intelligence) untuk mendeteksi kondisi seperti pneumonia, asma, bahkan penyakit neuromuskuler menggunakan suara batuk.
Peneliti Brian Subirana berpikir, AI mampu memberikan informasi mengenai Covid-19. Bersama timnya, Subirana membuat database berisi ribuan sampel suara batuk untuk melatih model AI yang kemudian didokumentasikan pada jurnal terbuka.
Model tersebut mendeteksi pola halus batuk dalam hal kekuatan suara, sentimen, kinerja paru-paru dan pernapasan, hingga degradasi otot. Hasilnya, model AI tersebut bisa mengidentifikasi 100 persen batuk oleh penderita Covid-19 tanpa gejala, 98,5 persen.
"Kami pikir ini menunjukkan bahwa cara seseorang menghasilkan suara berubah ketika mereka terkena Covid-19, bahkan ketika mereka tidak bergejala," kata Subirana tentang temuan tersebut.
Ia mengatakan, meskipun model AI ini cukup baik dalam mendeteksi Covid-19 berdasarkan suara batuk, sistem ini tidak bisa dipakai sebagai alat diagnosis untuk orang dengan gejala tetapi tidak yakin penyebab yang mendasarinya.
"Alat tersebut mendeteksi fitur yang memungkinkannya membedakan subjek dengan Covid-19 dan yang tidak terkena Covid-19," katanya kepada Techcrunch.
Ia juga menyebut, penelitian sebelumnya menunjukkan, deteksi bisa dilakukan dengan metode lainnya.
Dengan kata lain, bagi mereka yang melihat keberhasilan berdasarkan angka statistik, tingkat keberhasilan yang sangat tinggi bisa menimbulkan bahaya.
Pasalnya, model AI memang hebat dalam banyak hal, namun angka 100 persen bukanlah angka yang sering terjadi, sehingga penelitinya harus menggunakan cara lain, jika model tersebut membuat kesalahan.
Selain itu, temuan ini juga perlu dibuktikan dengan kumpulan data lain dan diverifikasi oleh para penelitian. Namun, bukan tidak mungkin model AI ini nantinya bisa diandalkan untuk mendeteksi Covid-19.
Sejauh ini tim peneliti telah bekerja sama dengan beberapa rumah sakit untuk membangun kumpulan data yang lebih beragam.
Mereka juga bekerja sama dengan perusahaan swasta untuk menyusun aplikasi, guna mendistribusikan penggunaan yang lebih luas, jika nantinya mendapat persetujuan dari FDA.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Agustin Setyo Wardani
Advertisement
6 Alasan Kenapa Anda Harus Beralih ke Kompor Induksi
Sekitar 14 Menit yang laluKulkas Premium LG InstaView Tawarkan Fitur Pendukung Kesehatan, Harga Rp 19-40 Juta
Sekitar 13 Jam yang laluFortinet sebut Perekrutan Tenaga Ahli IT Wanita Jadi Tantangan
Sekitar 14 Jam yang laluKontribusi Penjualan OPPO A16e Mencapai 40 Persen selama Ramadan dan Lebaran
Sekitar 18 Jam yang laluChair G20 EMPOWER: Dorong Peran UMKM Milik Perempuan Jadi Penggerak Ekonomi
Sekitar 20 Jam yang laluMultipolar Technology Tawarkan Solusi IBM Guardium dan Security QRadar XDR
Sekitar 1 Hari yang laluPenelitian A10 Networks Deteksi dan Lacak Asal Mula Senjata Siber DDoS
Sekitar 1 Hari yang laluPelanggan XL HOME dan XL SATU Fiber Bakal Dapat Bonus dari VIDIO dan Tokopedia
Sekitar 1 Hari yang laluBeda Nama Beda Fungsi, Air Humidifier vs. Air Diffuser
Sekitar 1 Hari yang laluBos Twitter soal Elon Musk Tunda Akuisisi: Kita Harus Bersiap untuk Semua Skenario
Sekitar 1 Hari yang laluGreenwashing: Sebuah Pembohongan Publik yang Kita Konsumsi
Sekitar 1 Hari yang laluJokowi Kunjungi Markas SpaceX dan Rencana Elon Musk Kunjungan Balik ke Indonesia
Sekitar 2 Hari yang lalu7 Fitur Penting OPPO Reno7 Z 5G yang Bisa Manjakan Para Gamers
Sekitar 2 Hari yang laluMengapa Colokan Listrik Tiap Negara Berbeda-Beda?
Sekitar 3 Hari yang laluKejagung Jebloskan Lin Che Wei, Tersangka Kasus Ekspor CPO ke Rutan Salemba
Sekitar 1 Hari yang laluBlusukan ke Bogor, Jokowi Tinjau Harga Minyak Goreng di Pasar dan Bagikan Bansos
Sekitar 1 Hari yang laluKejagung Tetapkan Lin Che Wei Tersangka Kasus Ekspor CPO, Ini Perannya
Sekitar 1 Hari yang laluAksi Petani Sawit Protes Larangan Ekspor Minyak Goreng dan CPO
Sekitar 1 Hari yang laluBenarkah Harga Pertalite Bakal Naik? Ini Kata Erick Thohir
Sekitar 12 Jam yang laluInflasi Indonesia 2022 Diproyeksi Bisa Capai 6 Persen, ini Alasannya
Sekitar 5 Hari yang laluKonsumsi Pertalite Naik 46 Persen Saat Arus Mudik Lebaran 2022
Sekitar 1 Minggu yang laluSyarat Target Pertumbuhan Ekonomi 2022 5,2 Persen Bisa Tercapai
Sekitar 1 Minggu yang laluRatusan Pejuang Ukraina Menyerah usai Dikepung Rusia di Pabrik Baja Azovstal
Sekitar 18 Jam yang laluProfesor Biologi Ukraina Ubah Gudang Sayuran Jadi Bunker
Sekitar 1 Hari yang laluKonflik Rusia-Ukraina Rugikan Indonesia, Neraca Perdagangan Alami Defisit
Sekitar 1 Hari yang laluMcDonald's Tutup Seluruh Restorannya di Rusia
Sekitar 1 Hari yang laluKesibukan Penduduk Korea Utara Hadapi Lonjakan Covid-19
Sekitar 15 Menit yang laluSurvei SMRC: Kepuasan Publik ke Jokowi Naik jadi 76,7% karena Mudik
Sekitar 9 Jam yang laluSatgas Covid-19: Mobilitas Naik Tapi Tak Diikuti Kenaikan Kasus Positif Sejak Maret
Sekitar 10 Jam yang laluSurvei SMRC: 47 Persen Warga Memenuhi Persyaratan Mudik 2022
Sekitar 7 Jam yang laluSurvei SMRC Terbaru: 88% Pemudik Puas Pelayanan Transportasi Umum Selama Lebaran 2022
Sekitar 9 Jam yang laluPer 10 Mei, KAI Tolak Berangkatkan 707 Penumpang Terkait Covid-19
Sekitar 1 Minggu yang laluFrekuensi Belanja Masyarakat Meningkat Tajam di Ramadan 2022
Sekitar 1 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami